"Bagaimana hasilnya?" tanya Hayder setelah dua hari lalu menyerahkan pisau berdarah itu ke laboratorium kepolisian.
"Ini darah Charlie Oliver" kata petugas laboratorium.
"Adakah sidik jari di sana?" Tanya Jourell.
"Tidak ada. Mungkin sang pembunuh memakai sarung tangan agar tak ada sidik jari yang tertinggal"
"Hm, cukup pintar" kata Alissa pelan.
"Kalau begitu kita belum bisa menentukan pembunuhnya" kali ini Desyca yang berbicara.
"Benar. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Alissa pada Hayder.
"Kalian kembali ke sekolah dan temui Mr.Alex. Bagaimana pun kita masih membutuhkan hasil introgasinya" kata Hayder.
"Lalu kau?" tanya Jourell.
"Ada urusan yang harus ke kerjakan. Aku akan menyusul kalian setelah urusanku itu selesai. Alissa, ku serahkan sementara kelompok kita kepadamu"
"Baiklah" Alissa mengangguk mantap.
"Aku mengandalkan kalian. Sampai jumpa di sekolah nanti" setelah mengatakan itu Hayder langsung pergi entah kemana.
"Kira-kira mau kemana dia?" tanya Jourell penasaran.
"Entahlah. Yang pasti itu urusan penting. Hayder tidak akan meninggalkan tugas kalau itu tidak terlalu penting" kata Alissa.
"Oke. Sekarang ayo kita ke sekolah" lanjut Alissa yang langsung diberi anggukan oleh kelompoknya.
★★★★
"Bagaimana pendapat anda tentang pembunuhan Charlie Oliver beberapa hari lalu?" tanya Alissa pada Mr.Alex yang sudah duduk dihadapannya.
"Itu sangat mengerikan. Tapi itu bukan hal yang mengejutkan, karena sebelumnya juga sudah banyak siswa siswi yang menghilang kemudian ditemukan dengan badan yang tak utuh lagi" jawab Mr.Alex dengan santai nya.
"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Charlie?" tanya Desyca.
"Hanya sebatas guru dan murid. Dia mendengarkan dan aku menjelaskan"
"Bagaimana Charlie menurutmu?" kali ini giliran Jourell yang bertanya.
"Dia tidak terlalu ramah. Tidak sopan. Aku kurang menyukainya" ekspresi kesal mulai terlihat di wajah Mr.Alex.
"Bagaimana kau akan menjelaskan tentang ini?" Alissa mengeluarkan pisau berdarah yang masih terbungkus plastik ke depan Mr.Alex.
"Apa itu? Aku tidak tau"
"Ini kami temukan di ruangan mu. Dan menurut penelitian laboratorium, darah yang ada disini adalah darah Charlie. Lalu kenapa benda ini bisa ada di ruangan mu?" jelas Alissa.
"Aku sama sekali tidak tau! Kenapa kalian memojokkan ku?!"
"Oke. Lalu kemana kau saat pembunuhan Charlie terjadi!" tanya Jourell sedikit memaksa.
"Aku ke toilet. Kau bisa menanyakan hal itu pada murid murid yang ku ajar"
"Apa menurutmu kami akan percaya begitu saja? Orang bodoh mana yang akan percaya dengan alasan murahan seperti itu?" kata Desyca meremehkan.
"Tapi itu yang terjadi! Aku tidak berbohong! Kenapa kalian tidak mempercayainya?!" Mr.Alex mulai teriak emosi.
"Tenanglah Mr.Alex. Kami hanya bertanya. Kau tak perlu emosi seperti itu" kata Alissa menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agent
Mystery / ThrillerMemecahkan suatu misteri adalah tugas kami. Ikutlah bersama kami untuk menebak siapa pelaku nya.