Kris adalah teman kecil Amey. Hampir ke mana saja mereka selalu pergi bersama. Tubuh Amey yang kecil sejalan dengan sifatnya yang rapuh. Membuat Kris selalu ingin melindunginya. Mengingat sahabatnya adalah sosok yang ceroboh. Dia terjatuh dari kursi tinggi yang ada di taman. Dia terpeleset karena berlari tanpa melihat hujan deras yang sedang mengguyurnya. Selalu saja kecerobohan karena hal yang sepele.
Kris menolongnya. Kris akan mengucapkan kata-kata manis agar ia tidak menangis.
Berawal dari satu hari saat Kris dikurung di dalam sebuah gubuk kecil yang berada tak jauh dari sekolah dasar yang baru ia tinggali. Orang-orang di sekolah barunya yang tidak menyukai kehadirannya dengan mudahnya memaksa Kris untuk masuk ke dalam gubuk itu lalu menguncinya dari luar. Membiarkan Kris berada di tempat yang gelap serta lembab berjam-jam. Sendiri, tentu saja.
Kris sudah terlalu lelah untuk menangis. Meringkuk di sudut gubuk itu dengan mata yang sembab serta mulut yang tak berhenti mengucapkan kata 'tolong'.
Amey datang menolongnya. Berbekal sebuah jepit yang ia gunakan saat itu sebagai pengganti kunci dari pintu gubuk itu. Memeluknya lalu menggumamkan kata-kata penenang. Menuntun Kris segera pergi dari tempat itu.
Amey adalah sebuah keajaiban bagi Kris. Begitupun sebaliknya. Sejak saat itu, mereka selalu terlihat bersama. Saling melengkapi satu sama lain. Layaknya sebuah perangko dan suratnya.
Amey selalu ada. Kris senang akan hal itu.
Pun hingga sekarang. Setelah sebelas tahun mereka lalui bersama. Sebuah hubungan persahabatan yang tak putus bahkan semakin erat.
"Aku tidak mau mengikuti ide burukmu itu. Kenapa tidak kau saja yang memberikan surat itu padanya?" Tanya Kris pada Amey.
"Aku malu, Kris. Ayolah..."
Amey jatuh cinta. Seharusnya akan menjadi hal yang membahagiakan pula bagi Kris. Tidak, bukan berarti ia tidak mendukung sahabatnya untuk mengejar sang pujaan hati. Hanya saja, kenapa disaat yang tidak tepat?
"Huft, jika sudah begini aku punya pilihan lain?"
Walaupun pada akhirnya ia akan mengalah demi kebahagiaan sahabatnya.
Kebahagiaan orang yang ia cintai.
***
Beberapa hari setelah mendengar permintaan Amey, Kris datang menemui Yogi di perpustakaan, tempat biasanya Yogi menghabiskan waktunya. Dia membawa surat beramplop merah muda dari Amey.
Yogi, sosok lelaki yang mampu membuat hati sahabatnya jatuh. Tampan, pintar, dan rapi seperti yang Amey ceritakan akhir-akhir ini. Berbeda dengan dirinya yang berpenampilan sederhana dan apa adanya.
Setelah bertemu dengan Yogi, ia langsung memberikan surat dari Amey. Tak lupa ia juga mengajak Yogi berbincang, layaknya orang-orang pada umumnya.
"Aku kira dia adalah pacarmu."
"Tidak. Apa terlihat seperti itu?" Tanya Kris mendengar ucapan Yogi.
"Ya, terlihat sekali seperti pasangan kekasih. Kalian berdua terlihat serasi."
DEG
Kris meringis mendengar ucapan Yogi. Apa yang diucapkan Yogi seperti sebuah pujian yang tak ingin ia dengar. Amey adalah topik yang saat ini mereka bicarakan dengan antusias.
Terlihat sekali jika Yogi juga menaruh ketertarikannya pada Amey.
Sayatan itu semakin sakit saat Kris melihat Yogi membaca surat yang diberikan Amey sambil tersenyum. Hatinya berdenyut sakit. Tidak menutup kemungkinan bila Yogi akan membalas cinta sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fascinate (Kumpulan Cerita Remaja)
Historia CortaKumpulan cerita yang akan menenggalamkanmu pada perasaan mereka.