Hana meraih setumpuk kerang yang ada di depannya, hari ini ia bekerja paruh waktu untuk membersihkan kerang dan ikan setelah kemarin dirinya sibuk pindah rumah.
Yuna asik bermain bonekanya, sesekali wajahnya memandang wajah ibunya Jang Hana.
Yuna berjalan mendekati hana dengan membawa boneka kesayangannya.
"apa mama letih?" tanya Yuan, ia memijat punggung hana dengan pelan.
Hana menggelengkan kepalanya dan tersenyum "Tidak sayang, cukup ya! sekarang kamu main lagi sama minnie karena sebentar lagi kita akan makan siang" Ujar Hana sambil tangannya dengan cepat membersihkan kerang.
Yuna mengangguk dan kembali ke tempat awal ia bermain boneka, sementara Hana menahan tangisnya karena Seharusnya di usia sekarang Yuna mendapatkan kasih sayang yang utuh.
Setelah selesai membersihkan kerang dan ikan, ibu dan anak ini pergi ke kedai makan untuk mengisi perut mereka.
Hari ini Hana di bayar 5000 won untuk membersihkan 50kg kerang dan 20kg ikan, uang segini bisa untuk makan 3 hari bagi mereka berdua.
"Hari ini kita makan jjangmyeon!" seru Yuna sembari tersenyum karena melihat sepiring mie hitam manis terletak di hadapannya.
"Yuna harus makan yang banyak karena beberapa bulan lagi kamu akan masuk sekolah." ujar Hana sambil mengaduk mie milik anaknya agar semua bumbu menyatu.
Yuna hanya tersenyum dan tidak sabar menikmati mie kesukaannya.
°°°
Malam ini Hana menyetrika pakaian milik Irena, sahabat hana dari mereka masih berusia 15 tahun. Bukan tanpa alasan hana melakukan ini karena ia tidak ingin menerima uang dari orang lain secara cuma-cuma.Irena yang membayar sewa rumah hana yang baru selama 3 bulan.
sebenarnya Irena tidak meminta Hana mengembalikan uangnya, tapi Hana bersikeras untuk mengembalikan uang sewanya. setelah menempuh perdebatan yang panjang akhirnya mereka sepakat agar hana menyetrika baju milik irena daripada menggantinya dengan uang.Yuna telah tidur dari tadi, mungkin kelelahan karena seharian Hana mengajak putri kecilnya itu bekerja di 3 tempat. Restoran seafood,Les piano dan part time sebagai pencuci piring.
Setelah selesai menyetrika baju irena, Hana pergi keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan selagi Yuna tidur.
menghirup udara malam adalah hal yang membahagiakan bagi hana karena ia merasakan kebebasan, saat siang hari dirinya harus berkutat pada kerjaan yang tiada henti dan menjaga yuna.
Hana merasa ada yang mengikutinya namun saat menoleh kebelakang tidak ada satupun orang di belakangnya dan suasana sedikit sepi karena orang-orang lebih memilih beraktivitas di luar rumah karena sedang gerimis.
Hana mempercepat langkahnya namun ia bisa merasakan ada langkah kaki seseorang mengikutinya, Ia tidak ingin mati di tangan orang jahat. Hana berharap ada satu orang saja yang melintasi jalan ini, ia tidak ingin Yuna tidak memiliki orangtua.
"Bruk." Hana menadahkan kepalanya ke atas, ia baru sadar jika dirinya menabrak seorang laki-laki, karena ia berjalan terburu-buru tanpa melihat apa yang ada di samping dan depannya.
"Maaf." kata hana sambil matanya menoleh ke kanan dan ke kiri berharap penguntit itu tidak mengikutinya lagi.
Laki laki yang memakai hoodie hitam itu hanya tersenyum. "Aku yang minta maaf karena aku tadi juga jalan terburu-buru dan aku tidak sengaja menabrakmu." Ujarnya.
"Baiklah! mungkin kita berdua yang salah" ungkap Hana, seraya tertawa untuk mencairkan suasana dan menghilangkan perasaan takutnya "Apa kau tinggal di sekitar sini?" tanya Hana.
laki laki itu tertawa mendengar ucapan hana tapi tiba-tiba wajahnya berubah menjadi misterius seketika.
"Apa kau di kejar oleh seseorang atau ada yang menganggumu?" tanyanya kepada hana.
Hana menggeleng dan tangannya mengepal karena cuaca malam ini sangat dingin.
"Mungkin hanya perasaanku saja, aku pikir daerah rumah ini akan aman dan tidak ada orang jahat".
"Syukurlah, aku tinggal di apartermen lantai 3 bagaimana denganmu? apa kau tinggal di sekitar sini juga?" Tanya laki-laki itu.
Hana menggaruk rambutnya dan tersenyum "Aku tinggal di belakang apartermen itu, apa kau tadi rumah sewa itu?"
Laki-laki itu mengangguk, ia tahu tentang rumah sewa yang di maksud.
Rumah itu sangat kecil karena hanya memiliki 1 kamar dan 1 ruang tamu + dapur menjadi satu."Apa kau tinggal disana sendiri?" tanya laki laki itu. ia mengira hana adalah seorang mahasiswi yang ingin menghemat uang dan tinggal di tempat seperti itu.
"Bersama anakku." Hana dapat melihat perubahan ekspresi laki-laki itu.
"Anak? Wah." laki laki itu memindahkan posisi berdirinya dan sedikit menjauh dari hana "Aku Kris wu. kau bisa memanggilku kris." Ujarnya sambil menjulurkan tangannya ke arah hana, tidak sopan sudah berbicara banyak tapi tidak mengetahui nama masing-masing.
Hana meraih uluran tangan kris wu, tangan laki-laki itu sangat besar mengingatkannya pada seseorang "Aku jang Hana." ujar Hana tersenyum.
"apa kau mau pulang." Tanya kris kepada hana karena mereka satu arah bisa pulang bersama karena tidak aman untuk wanita berjalan sendirian apalagi saat gerimis seperti ini.
"iya..anakku pasti sudah menunggu."
Hana berjalan di samping kris, entah bagaimana mereka bisa sangat akrab. sesekali kris melontarkan pertanyaan tentang lingkungan ini atau hobi hana.
"Apa film kesukaan kau hana?"tanya kris lagi
Hana menoleh kearah kris "aku menyukai segala sesuatu yang berbau horor dan magic." jawab hana "kalau kau?"
"Aku tidak menyukai film karena aku sehari-hari bekerja jadi tidak mempunyai waktu untuk itu." ungkap Kris sambil tertawa.
"Aku dulu sangat menyukai menonton film tapi pada akhirnya untuk menonton satu film saja aku tidak bisa."
Hana memandang kris dengan tatapan penuh arti " Cobalah menonton film karena jika dunia tidak bisa membantu apapun mungkin dunia film bisa membahagiakanmu sesaat"
"Wah kedengarannya seperti kau sedang memberiku petuah." Gurau kris sambil sesekali tertawa.
kris sangat berbeda dengan garis wajahnya yang terlihat cuek dan misterius.
Kris di mata hana adalah laki-laki yang mengucapkan 2 kata lalu tertawa seperti sedang mengucapkan 200 kata.Mereka akhirnya berpisah karena kris telah sampai di depan apartermen sementara Hana harus berjalan 50 meter lagi untuk sampai kerumahnya.
"Hati hati, jika ada apa-apa jangan ragu berteriak dan gunakan segala kekuatanmu untuk memukulnya karena kita semua di dunia adalah anak tuhan yang tidak pantas untuk disakiti." kata kris sambil memberikan sapu tangan yang baru saja di ambil dari saku hoodie miliknya.
"Jika kau ada apa-apa datang saja ke kamarku lantai 3 A56, jangan sungkan karena mulai sekarang aku adalah temenmu." Kris tersenyum dan berjalan meninggalkan Hana tanpa memberikan hana kesempatan untuk menjawab perkataannya tadi.
Hana berdiri mematung melihat kris berjalan masuk ke apartermen tanpa menoleh kebelakang sekalipun.
Hana melihat sapu tangan yang ada di tangannya, sapu tangan ini sangat wangi mungkin karena terkena parfum mahal yang ada di hoodie milik kris.
Hana tersenyum dan berjalan dengan perasaan gembira karena baru kali ini dia merasa di perlakukan sebagai wanita dan manusia.
Hana masuk kedalam rumahnya, ia melihat yuna masih terlelap dan sepertinya yuna sedang bermimpi indah.
Hana selalu berharap, anaknya akan mendapatkan mimpi indah ketika kenyataan hidup mereka seperti mimpi buruk.
Hana tidur disamping yuna dan memeluk malaikat kecilnya itu, Hana membisikkan sesuatu ketelinga Yuna "Mama bahagia memiliki kamu yuna, Kita akan bahagia bersama sampai mama bisa membuktikan bahwa dunia kita itu indah."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU 'RE STILL THE ONE
FanfictionHana harus kehilangan masa mudanya di usia 21 tahun. ia harus mempertahankan janin yang ada didalam kandungannya. Setelah 7 tahun berlalu, Hana harus di hadapkan oleh 2 orang pria dan kisah cinta dewasa yang rumit.