“kok bisa kempes sih? Perasaan tadi pagi baik baik aja deh.” Aku merasa bingung.
“tadi gue liat ada yang ngempesin ban lo.” Seru seseorang di belakang ku. Aku berbalik dan melihat ke belakang. Dia adalah anak yang tadi pagi gue lihat di parkiran bareng temen temennya.
“hmm,, kenapa kok dikempesin? Emang gue salah apa sama dia? Inikan juga baru pertama gue masuk sekolah!” Tanya ku bertubi tubi.
“ya mana gue tau, lo tanya aja sama yang ngempesin ban lo” dia berdiri menyenderkan punggungnya ke mobil Syifa.
“kalau gue tau orangnya ngapain juga gue nanya ke lo.” Tambah ku. Dia hanya memasang muka yang cuek banget ke gue. Kami diam beberapa detik hingga akhirnya dia mengeluarkan suara.
“terus lo mau kemana sekarang? Lo mau diam aja? Telpon gih orang tua lo, suruh jemput lo, atau pembantu lo kek.” Dia memandang ku sekilas lalu melihat kearah ban mobil gue.
“gak ada siapa pun yang bisa ditelfon. Papa gue di Amerika terus gue gak punya nomor pembantu gue maupun rumah gue” aku juga menyenderkan badan ku didepan mobil.
“lo tuh aneh. Belum ada nelfon siapa siapa juga. Yaudah biar gue antar?” dia pergi kearah parkiran tempat dia memarkirkan motornya dan disana ada temen temennya juga. Aku hanya memandangnya berjalan mendahului ku.
“lo mau gue antar kagak?” teriaknya yang menyadari aku tidak mengikutinya. Aku pun berlari menyusulnya dan berjalan disampingnya.
Setibanya di parkiran“eh lo tadi pergi sendiri nyet. Kok balik bawak cewek? Cantik lagi ni cewek” temennya menyikut perutnya sampai dia mengaduh
“si Derren bisa juga milih cewek. Tapi bukannya lo anak baru kan?” Tanya temennya yang satu lagi.
“iya, gue baru masuk sekolah ini" aku memandang mereka satu persatu dan melihat temen temennya Derren yang sibuk menggodanya.
“mereka gak usah didengerin, yaudah naik biar gue antar” kata Derren yang sudah naik ke motor ninjanya dan mengenakan helmnya kemudian memandang ku. Dan aku hanya menurutinya saja dan naik, dan bisa dilihat temen temennya yang masih saja menggoda Derren, kemudian naik kemotor mereka dan mulai menyusul kami yang sudah berlalu.
Di perjalanan kami hanya diam dan aku merasa bosan kemudian aku memberanikan diri bertanya
“nama lo siapa?” Tanya ku dengan sedikit gugup.
“Derren Aryas, panggil aja gue Derren” dia menjawab sambil mellirik dari kaca spion motornya. Aku hanya mengangguk dan kemballi diam.
“Alamat rumah lo dimana?” tiba tiba dia bersuara,
“gak usah antar gue kerumah, antar gue ke café deket sini aja” aku menjawab dengan muka yang terlihat sedikit sedih.
“kenapa? Emang lu mau ketemuan sama siapa?” tanyanya lagi.
“gak ketemuan sama siapa siapa, Cuma gue bosan aja dirumah. Lagian gue sendirian dirumah.” Aku mengalihkan pandangan ku kejalanan
“emang nyokap bokap lu kemana?” derren sepertinya mulai terpancing untuk bertanya tentang gue.
“gak usah dibahas. Gue malas bahas tentang keluarga gue.” Aku memandangnya melalui kaca spionnya.
Kami berdua terdiam beberapa saat sampai Derren kembali bertanya ke gue.
“gimana kalau lo gabung aja main bareng gue dan temen – temen gue, kita juga punya temen cewek kok” tawar Derren.
“emang gue gak ganggu apa? Kalau gak ganggu gue ikut deh” aku menyetujui tawaran Derren dan tersenyum.
“gak kok” dia menatap ku lagi melalui kaca spionnya dan mata kami bertemu dan kami saling memandang selama beberapa detik.
Lalu kami diam sepanjang perjalanan hingga dia belok kearah perumahan elit dan berhenti tepat di depan rumah yang begitu besar dan elit. Derren turun dari motornya lalu membantu ku turun.
“eh lo kok malah bawa dia kemari, kalau dia dicari orangtuanya gimana nyet?” temen deren bertanya saat dia baru saja turun dari motornya.
“gak bakal ada yang nyariin dia setan” Derren berkata tidak kalah pedas. Derren melirik ku tanda meminta persetujuan kemudian aku pun menganggukkan kepala ku.
“arga mana?” Tanya Derren
“Biasa lagi nunggu Tiara, tuh cewek lama amat kalau pulang” yang ditanyapun menjawab
Kemudian kami semua masuk kedalam rumah tersebut, dan masuk kelantai dua.Tempat itu bahkan bisa disebut bukan rumah, dikarenakan tempat yang begitu berantakan. Di sisi kiri terdapat sofa dan tv, ditengah ruangan terdapat meja billiard, sisi kanan terdapat mini bar, dan di samping mini bar terdapat tangga ke lantai tiga.
“kenapa lo ngeliatinnya gitu amat? Berantakan amat yah? He he he he ” Tanya salah satu temen Derren yang menyadari aku sedang terdiam dan memandangi sekitar ruangan.
“ini nih belum seberapa, kalau lo sering sering kesini lo bakal liat yang lebih parah lagi dari ini” temen Derren yang lain pun ikut dalam pembicaraan.
“bahkan lo bisa liat nanti gimana kita semua bertingkah laku keluar dari batasan, dan lo juga bisa liat kita yang sebenarnya termasuk Derren.” Seringai temennya deren yang lainnya, sedangkan Derren hanya diam duduk di Sofa dekat tv.
"emang gue boleh main lagi kesini? Gue takut nanti malah ganggu kalian lagi?" gue masih memandangi sekeliling tempat itu.
"tentu boleh kok, ya gak guys" tanya Al sama temen temennya.
"yoi bro" jawab mereka kompak.
“thanks. tapi tempat ini gak buruk juga, lagian gue juga bosan liat rumah yang bersih rapi, ruangan yang kosong, dan tempat yang hanya ada gue dan suara langkah kaki gue” jawab ku serius dan duduk di Sofa dekat aku berdiri.
Jawaban ku tadi membuat mereka saling berpandangan kemudian melihat ku dengan serius dan aku yang mereka liat hanya sibuk dengan hp yang sedang ku pegang.
“lo bosan liat ruangan yang rapi dan bersih?” Tanya salah satu dari mereka
“ruangan yang kosong?” Tanya temen yang satunya lagi
“tempat yang cuman ada lo dan suara langkah kaki lo?” temen yang satunya lagi
“lo sendirian di rumah lo? Orangtua lo kemana?”Tanya mereka bertubi tubi dan begitulah pertanyaan yang mereka lontarkan.
“gak usah dibahas. Gue males bahas mereka” jawab ku singkat yang langsung mereka anggukin saja.
Yey up date lagi 😂
Sorry ya kalau banyak typo
Dan kesamaan nama maupun
Cerita. 🙏🙏Tapi ini asli buatan aku sendiri
Lebih tepatnya baru belajar
Nulis 😂😂Ok jangan lupa vote and commentnya guys 😊✌🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Syifa Rain
Teen FictionKehidupan terus saja mencoba ku dan kehidupanlah yang membuat ku begini. terlahir sebagai anak yang orangtuanya berpisah dan melupakan ku. Syifa Azzurra Cantika seorang bad girl jika berada di luar sekolah, dan kini pun disekolah bad girlnya mulai t...