Feeling-eps 4

75 9 10
                                    

Di bangun kan oleh kicauan burung dipagi hari adalah pertanda akan kebahagiaan, tapi rasanya aku nggak bahagia. Alex kaya nya udah pergi sekolah ninggalin aku dan dari pembicaraan aku sama dia semalam, dia katanya mau nginap dulu sampai aku sembuh. Itu ya arti teman?
Sekarang baru jam delapan pagi, aku nggak tau mau ngapain. Kalau nonton bosan, main ha-pe nanti pusing, laptop sama aja, notebook apa lagi. Oia aku kan cuma punya laptop, nggak punya note book.
Krieet! Pintu terbuka tanpa ketukan, aku terkejut. Sosok pria berjubah putih memakai masker menghampiri ku. Ternyata dokter!
"Bagaimana keadaan nya bapa brandon." Ucapnya mengawali obrolan pagi, tapi sejujurnya aku masih terlalu muda untuk dipanggil bapa.
"Hm... baik dok, cuman masih pusing aja. Nggak tau kenapa."
"Owh begitu ya? Kalau begitu ini obatnya saya sudah bawakan dari apotek." Ucap itu dokter. Btw, ini jaman apa an sih, mana ada di jaman ini dokter yang ngantarin obat dari apotek rumah sakit. Yang ada aku yang jemput kesana, tapi kok masih ada ya? Salut aku!
"Kalau begitu saya pergi dulu ya. Jangan lupa bapa minum obat nya trus istirahat yang cukup. Jangan lupa air putih nya." Ucap dokter tersebut memecahkan keheningan ketika aku masih termenung. Dia pergi dan menutup pintu dengan pelan, sehingga terdengar dengan samar bunyi tutupan pintu.
Usai minum obat yang teramat pahit, aku melakukan saran dokter tersebut. Tidur dengan posisi kesukaan. Aku menutup kelopak mata yang tipis ini sambil berharap mimpi indah. Aku terlelap dalam tidur.
Hingga aku bermimpi..
Aku ada dimana, ini dunia kok keren banget. Rumputnya rapi, di ujung ada laut, pepohonan hijau banget. Wah! Bentar lagi kaya nya ada sunset. Btw kenapa aku ada disini, aku rasa ini bukan di indonesia dan perasaan aku tadi masih di rumah sakit. What the hell!! Perban di kaki ku ilang. Apa aku udah sembuh, atau jangan jangan aku udah mati.
"Gimana?"
Ucapan sekaligus sapaan halus yang terdengar oleh telinga ku yang menghancurkan kekhawatiran ku akan kematian.
"Cantik kan pemandangannya"
Orang itu berbicara lagi, ingin aku melihat nya. Tapi apa daya, rasanya sangat silau dan tak kuat untuk melihatnya.
" lo nggak bisa liat gue."
Ucapnya lagi dengan lembut, suara nya seperti wanita yang pernah aku kenal.
Seketika rasanya aku terbang
Dan...
" hoi, bangun. " ucap seseorang, dia membentak ku. Aduh siapa yang berani ngancurin mimpi indah ku. Akhirnya dengan berat hati, aku pun membuka mata. Ternyata alex udah pulang dan berada didepan mata aku.
" whoaaa, sejak kapan lo disini." Ucap ku, cape banget. Mungkin gara gara obat tadi yang mengandung efek tidur.
" barusan sebenarnya, gue baru datang, eh disambut sama dengkuran." Ucap nya sambil melepas dasi sekolah. Sepertinya dia lelah.
  " btw gue boleh curhat nggak"
Ucap ku nggak tahan mau ceritain mimpi tadi.
Tapi sebelumnya aku mau nanya ama alex. Pertanyaan yang nggak pernah disangka sangka oleh nya.
Pertanyaan tentang masalalu ku yang pahit...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang