RATAPAN ANAK SENJA

55 1 0
                                    


Cahaya kuning keemasan terlukis indah disela-sela awan menyajikan lukisan alam yang begiu mempesona, cahaya keemasannya menembus cekrawala dunia, melewati lapisan-lapisan atmosfer dunia, tembus menerpa wajah gadis anggun dengan rambut hitam panjang yang sengaja dibiarkan terurai, jilbab yang dengan sengaja diikat dilehernya. Diatas bangunan berlantai 3 itu ia sengaja membebaskan rambutnya dialam terbuka, sebab selama bertahun-tahun rambut panjang itu tak pernah luput dari pelindung hijab.

Berkali-kali mencoba menerobos pintu di lantai paling atas itu, sampai hari ini dengan segala tekat yang berani pintu itu berbaik hati mengijinkannya menyaksikan indahnya alam sore yang disajikan oleh tuhan maha pencipta. Sinar nan indah menyapa kehadirannya, matanya kian bening terpancar oleh sinar keemasan disore hari itu.

"Subhanallah..." sungguh anugrah tuhan yang menciptakan semsa keindah ini. Wajahnya seketika disambut lembutnya belaian angin diatas asrama itu.

Pesona matahari yang diapit gunung-gunung yang indah itu membuatnya mengingat sosok lembut seorang "IBU", betapa kerinduan menyerbu dasar hatinya, menyeruak bagai ombak yang perlahan melunturkan pasir yang menepi, "sesakt inikah rindu.... wahai ibu" desirnya dalam hati, tak terasa air mata perlahan menetes menyusuri pipi hingga berhenti dibibirnya. Ada beribu kisah pilu yang tersimpan dibalik indahnya senja disore hari, seiap kali ia menampakkan pesonanya, saat itu pula kenangan pilu masa lalu terlintas lagi, bagi may senja sore slalu mengantarkannya pada kesakitan akan hal lampau.

"M.A.I.L.A.N.I C.A.S.S.A.N.D.R.A, coba kamu baca nak" pinta ibu pada may kecil saat sejenak setelah selesai dituliskannya nama disebuah tembok rumah. Sejenak may kecil megerutkn keningnya "May...LANI....CASSAN...LA mailani cassandla yah buk" terlihat gigi kecil yang terpancar disela senyum lebarnya.

"pinternya anak ibu" ibu tersenyu bangga mencubit manja pipi tembem May kecil

"nama ibu juga tulis dong di samping nama may"

"iya sayang" perlahan dituliskannya namanya dengan nama sang buah hati

"nama adeg juga,papa juga, nenek dan kakek juga buk" pinta may kecil dengan manjanya. Kemudian dengan sabar ibunya memenuhi pinta may kecil tanpa mengeluh sedikitpun.

Terlukislah nama keluarga anggota keluarga kecil nan harmonis itu ditembok rumah mungil " MAILANI CASSANDRA-RAIHAN DIRGANTARA-SUNARTI DINATA-ZAYYID MALIK-ABDUL HASAN-SITI HAYARI" sebuah keluarga kecil yang harmonis karna telah dilahirkannya may kecil yang saat itu masih berusia 5 tahun dan adikya yang tak jauh usia dengannya 3 tahun melengkapi keluarga kecil itu. hingga suatu hari may kecil dan adiknya yang tentunya masih butuh kasih sayang seorang ibu diajak oleh ayah tercintanya mengunjungi kakek dan nenek di kampung, hari-hari indah dilalui dikampung halaman nenek dan kakeknya tanpa disadari bahwa ayahnya telah lebih dulu pulang tanpa memberi sepaah katapun. Apa yang bisa dilakukan may kecil dan adiknya yang bahkan berbicarapun masih tak begitu lancar. Saat kehausan menagih hadirnya sosok, saat itupula waku mengaruskan may kecil meratapi kerinduan dengan duka yang teramat dalam, hanya jawaban yang sama tiap kali papanya datang menemui sekedar memeluk saja

"ibu lagi kerja sayang, may sama dedeg raihannya baik-baik disini sama kakek dan nenek yah" alasan yang sama dilontarkan oleh ayahnya.

"sampai kapan ayah...... may kangen sama ibu" rintihan dan rengekan yang sama dilontarkan may kecil. Bahkan saat ayahnya sering pergi tanpa pamitpun seakan menambah pilu yang mendalam yang harus dirasakan may kecil bersama adiknya.

Matahari mulai tenggelam, cahaya keemasannya terasa menghipnotis pandangan siapa saja yang menyaksikannya, menciptakan kesan eksotis nan megah, namun tak sedemikian dengan may saat itu sudah menginjak umur 10 tahun dan raihan berumur 8 tahun, 6 tahun sudah berlalu, bukan waktu yang singkat bagi dua anak itu untuk menahan beban rindu yang teramat pada sosok ibu, bahkan ayahnya pun sudah jarang terlihat walau hanya sekedar memeluk saja.

Ratapan Anak SenjaWhere stories live. Discover now