Versi pelakor
_☆☆☆_
Setelah kepergian Arman, Aku kembali menjadi diriku yang liar. Hampir tiap malam pergi ke tempat terkutuk itu, kemana lagi kalau bukan Club malam. Yaa nafsu telah membutakan mataku. Ini karena seseorang! Dia harus dapat balasannya suatu hari nanti.
'Hah kenapa harus mengingatnya lagi...i, ugh fakhri sialan.'
Tapi kamu jangan salah sangka, aku bukan seseorang yang menyerahkan tubuhnya hanya karena uang, aku juga tau dimana batasnya. Hanya karena orang itu, aku masih berharap suatu hari nanti, dia masih mengingatku.
"Hai cantik, boleh aku duduk disini?" Sambil menunjuk kursi bersebelahan dengan tempat duduknya yang sekarang.
Aku hanya melihat dari sudut mata tanpa mengubris bahkan mengiyakan pertanyaan pria tersebut. Hah dasar lelaki hidung belang, liat yang bening dikit, langsung diterkam.
Pria itupun terkekeh dengan sifat yang dimiliki wanita itu, dia semakin penasaran, belum pernah merasakan di acuhkan seperti ini, pria yang bernama salman itu pun langsung duduk. Persetan dengan harga diri sekarang, batinnya. Toh cewek itu akan luluh juga, apalagi kalau Diberi uang, euh langsung nempel kayak lintah. Begitulah menurutnya.
Setelah memesan minuman pria itu langsung menjulurkan tangannya "Perkenalkan namaku Andres alexis bernet."
Mendengar nama BERNET mita langsung memalingkan wajahnya terhadap pria yang berada disampingnya. Siapa yang tak kenal BERNET keluarga terpandang dan terkaya di Negri ini.
"Ehm, mita soneta, kau panggil saja mita." Ujarku lembut
Dasar gadis ular, lihat saja tingkahnya setelah mengatakan nama BERNET, matrealistis. Padahal sebelumnya acuh tak acuh, Batin sang pria.
"Aku tak pernah melihatmu sebelumnya, ehem maksudku gadis cantik sepertimu."
"Masa sih padahal aku sering kesini loh, kamu nya aja yang gak liat." jawabku pelan, gila aja. Keturunan Bernet mengajakku kenalan.
"Kan baru pertama kalinya aku kesini, dan pertama kali juga liat gadis secantik dirimu." Ujarnya semakin menggodanya. Dan sayangnya sang gadis tak tergoda hanya dompet tebalnya yang membuat seorang mita mau mengobrol dengan pria yang bernama andres itu.
"Yaa mungkin karena kamu sibuk kali sama pekerjaan, mangkanya jarang liat wanita cantik."
"Ah ya itu benar aku terlalu sibuk ahir-ahir ini, karena proyek jadi tidak ada yang menyegarkan pemandangan, seperti wanita misalnya." Jawabnya terkekeh "mau minum denganku?" Salman menawarinya gelas anggur
"Dengan senang hati tuan Andres yang terhormat." Mita menyunggingkan senyumnya yang begitu menggoda dimata andres, dia pun langsung meminumnya
(Lol, polos banget si😄, jangan minum sembarangan)Salman menyunggingkan senyumnya dengan penuh arti
Kemudian tak selang berapa lama mita merasa pusing dengan mata yang berkunang, dan Salmanpun membanya keluar, sampailah kedua insan itu didepan hotel dengan menggunakan mobil pinjaman Salman aka Andres.
☆☆☆
Author Pov
Setelah memarkirkan mobil yang dipinjamnya langsung menuju kamar 201. Ya itu adalah kamar langganan andres.
Ceklek
Terdengar decitan pintu yang di buka, Salman pun membaringkan tubuh gadis itu. Dia melihatnya sebentar sambil geleng-geleng kepala 'Gadis yang cantik, tapi sayang mudah tertipu.' batinnya
"Nona kamu sangat beruntung ditipu olehku, aku mempunyai seseorang yang ku suka, yaitu istriku, aku tidak akan pernah menghianatinya, hanya pekerjaanku adalah pencuri, istriku sakit aku butuh uang, aku melihatmu memiliki barang mewah." ...hehehe ucapnya.
'Saatnya beraksi.' batin andres, dia pun melepas semua pakaiannya, tas, sepatu dll. "Wow aku punya rejeki malam ini, istriku, tunggu suamimu kembali, aku akan membawamu kerumah sakit." Ucapnya
☆☆☆
Terik matahari menembus jendela kamar 201. Sambil mengerjab-ngerjabkan matanya, mita melihat sekeliling namun tidak ada sosok andres terlihat. Dengan malas mita melangkahkan kaki nya kedalam kamar mandi.
Namun setelah 5 jam menunggu, andres tidak muncul juga. Ditambah baju dan pakaian dalamnya yang hilang entah kemana. Oh shit kalung mita juga hilang.
Mita mulai berfirasat buruk tentang pria bernama andres.
Kriuk kriuk kriuk
Perutnya mulai berbunyi meminta jatah makan.
What the hell "apa yang harus kulakukan." sambil berjalan mondar mandir mita keluar dengan menggunakan handuk hotel. Tentu saja orang orang menatapnya heran. Lihat saja satu lorong ini memandangnya dengan tataoan aneh dan merendahkan. 'Kalau bukan karena terpaksa aku tidak akan seperti ini' dumelnya dalam hati.
Namun belum juga sampai keluar hotel resepsionis memanggilnya.
"Maaf nona anda belum membayar kamar hotel." Ujar sang resepsionis, kalau dilihat dari name tagnya nama pemuda itu adalah rion.
"Apa maksud anda tuan, bukankah itu sudah dibayar sebelum anda chek in? Ucapnya terbengong-bengong tak percaya
Staf itu pun merasa bersalah, "Itu nona, pacar anda mengatakan anda yang akan membayarnya." ucapnya sambil garuk-garuk kepala
"Dan sebelum anda Chek out anda harus membayar." Ucap pemuda yang bernama Rion panjang lebar"PANGGIL MANAGER ANDA, APA-APAAN." Teriaknya kesal
Tak lama kemudian, Managernya pun datang
"Apa yang terjadi disini ribut-ribut? Oh staf yang satu ini, selaluu buat masalah, kalau bukan karena kerabatnya dia sudah memecatnya
Dan Rion menceritakan semua yang terjadi, managernya pun minta maaf atas kesalahan yang dibuat stafnya, dan tak lupa meminta pembayaran
"Aku tak punya uang brengsek."
"Kalau begitu anda akan menjadi tukang cuci, bersih bersih, memasak sampai anda melunasi hutang anda, kalau tidak anda akan ditahan disini, SECURITY... Tahan gadis ini." Teriaknya
"STOP STOP SOOOP, Berhenti, dasar hotel sialan, suatu saat aku akaN menuntut bos mu." Mita melongo tak percaya meratapi nasibnya yaNg sial
Holly shit dasar penipu ulung
Setelah beberapa saat "ANDRES PENIPUUUUUU." Suara mita menggelegar memecahkan keheningan.
☆☆☆
Dilain tempat andres samaran Alias salman sudah menjajakan barang yang didapatnya ke OLX.
Tbc...
Ttd. Lili Flow
KAMU SEDANG MEMBACA
MINDSET MATTERS
RomanceSeseorang mengakui dirinya memahami pola fikir org lain, tetapi dia selalu tak mau tau untuk menoreskan luka bagi org lain padahal dia tau org itu tidak bahagia atas kelakuannya, dia hanya tau untuk kebahagiaan dirinya tanpa mau menyadari bahagia di...