Dari Ming Untuk Kit

233 16 9
                                    

[Ming]

Dia Yang Maha Penguasa menggertakku, seakan aku ini hanya diciptakan untuk sesaat, dihukum karena sudah menggunakan rasa daripada logika. Dia membentuku dari secercah cahaya, lalu membuatku bernafas dengan udara, Dia pun menggumpalkan tanah liat membentukku sebegitu rupa dan samanya seperti manusia.

"Aku memberikanmu tugas untuk mencatat,  mana yang baik sudah dilakukan,  dan mana yang tidak baik untuk dilakukan, dan Aku memberikan mu arahan agar manusia yang penuh dengan rasa tidak percaya atas keberadaanku untuk berubah melalui kamu! "

"Maafkan aku, rasa ini tanpa sebab, rasa ini mengalir begitu saja,  aku tidak merencanakan ataupun sengaja membuatmu marah, aku mungkin tak pantas jadi tangan kananmu, seharusnya dari awal aku ini adalah manusia,  bukan setengah wujud dan bersayap." ucapku menunduk didepan Nya.

***

Aku ingat saat itu,

Aku duduk dibatang tubuh pohon yang kekar. Bersandar santai sambil melihat kekuasaanNya. Aku pun memandang lurus kedepan,  sesekali aku memejamkan mata menikmati pagi.

Pikiran aku melayang,  seperti ada sesuatu yang hilang,  dan ini sering sekali terjadi. Aku kesepian.

Aku membuka mata lagi, aku merasakan sayupan angin yang sedikit centil memainkan daun-daun dan cukup membuat batang-batang kecil bergoyang. Dan wajahku pun terasa dingin, dari sebelum matahari terbit,  hari ini sudah disambut oleh hujan rintik.

Aaah,  rasa ini lagi,  kosong!

Ada apa denganku.

Lalu aku memejamkan kedua mataku lagi,  memikirkan tugas yang diberikan olehNya dengan tegas kemarin malam.

Lalu aku mendengar suara langkahan kaki, dia membawa sesuatu, banyak ada lembaran disana, berupa halaman yang biasa disebut manusia,  buku.

Dia memilih duduk dikursi kayu yang sudah di cat putih. Dia berada dibawah tepat dimana aku duduk dipohon besar ini.

Dia begitu asyik dengan benda itu, sampai tidak merasakan bulu kuduk nya merinding.

Lalu aku melompat dengan gerajan melambat. Aku tepat berdiri dihadapannya. Jadi ini manusia yang memilih tidak ingin mengenal cinta dan sebagainya?

Dewa fortuna,  biasa aku disebut seperti itu. Tugas ku menjadikan seseorang yang sendirian menjadi berdua. Aku sangat pandai dalam tugas ini. Dan kali ini aku pasti berhasil. Lagi!

Ya,  sekarang dia melihat ke arahku. Aku menoleh kebelakang, apa gerangan yang membuat dia beralih fokus dari benda itu melihat menembus ke arah belakangku.

Anak manusia berumur sekitar sembilan tahunan sedang main kejar-kejaran bersama makhluk lainnya,  hewan,  biasa kami sebut anjing. Sejenis peliharaan.

Lalu aku memutar lagi kepalaku, mata aku bertabrakan dengan matanya,  entah kenapa ada rasa didalam tubuhku yang sulit aku lukiskan. Perasaan dimana seakaan aku seperti melayang tetapi aku sedang tidak terbang,  perasaan penuh tapi nyatanya aku masih kosong,  perasaan ingin tapi aku tidak tau apa keinginan itu. Perasaan takut tapi siapa yang aku takuti dimana aku ini diciptakan dari cahaya sedangkan mereka musuhku diciptakan dari segenggam api panas dimana disitu jelas bahwa jabatanku lebih tinggi dari iblis. Ataukah ini perasaan malu? Ah tidak!  Ini tidak mungkin,  akupun sedang telanjang,   dan apakah ini yang dinamakan manusia? Perasaan rasa.

Setelah aku melihat-lihat tubuhku sendiri karena kebingungan. Dia kembali sibuk dengan kegiatan sebelumnya,  yaitu fokus dengan benda apa yang dia bawa. Jadi, aku mulai beraksi.

Aku berjalan tapi tidak berkaki,  aku terbang tetapi tidak melayang, aku menjauhi dia sebentar,  lalu aku berputar disitu aku berubah. Dengan penampilan berbeda. Dengan aura yang hampir sama dengannya, dan aku berubah layaknya persis seperti dia. Hanya saja,  aku lebih baik dan beda.

KOMOREBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang