Bodoh

15 1 0
                                    

Semuanya telah selesai...
Puisi dan lagu telah usai...
Hari ini harus kunyatakan...
Perasaan yang mendalam...

Kaki melangkah ke atas mimbar...
Semua orang menatap dengan sabar...
Kubacakan puisi yang ingin didengar...
Dan kelaspun menggelegar...

Setelah puisi ku didengar...
Aku pun memetik gitar...
Semuanya heboh...
Karena kelakuan bodoh...

Gitar berhenti bersenandung...
Semuanya diam termenung...
Ku ungkap perasaanku...
Teruntuk pujaan ku...

Semua diam tanpa kata...
Mendengar jawaban darinya...
Terhanyut dalam ombak malu...
Terkurung dalan gua putus asa...

Mendengar penolakan tak terkira...
Dengan alasan seribu jiwa...
Remuk hari sang pujangga...
Tetap tegar di luarnya...

Dan besoknya...
Tersebar sudah berita...
Bahwa sang pujaan...
Telah menggandeng pangeran...

*HSS

                                
<

><><><><><><><><><><><><><><><>

Puisi menceritakan tentang persiapan sang pujangga untuk menembak sang pujaan. Dari puisi dan lagu yang telah di persiapkannya. Hingga mental yang sudah mantap di dada. Berawal dari membaca puisi untuk pujaannya. Hingga menyanyikan lagu untuk pujaannya.

Dalam suasana yang ramai, para penyaksi disekitar mendukung peristiwa itu. Tapi sayangnya sang pujaan menolak perasaan sang pujangga. Sang pujangga seolah tak apa akan jawabannya. Tapi dalam hati sungguh hancur hatinya.

Dan keesokan harinya, sang pujaan telah memiliki hubungan dengan sang pangeran yang tiba tiba datang

Rajutan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang