01. Begin

161 13 0
                                    

[Ally]

Bunyi lonceng pintu berdentang begitu aku memasuki kedai kopi ini, aku langsung memesan Vanilla latté. Mataku langsung tertuju pada meja yang terletak diujung ruangan dan langsung berhadapan dengan jendela kafe ini, perfect.

"Excuse me miss, boleh aku duduk disini? Semua meja sepertinya sudah terisi, aku berjanji aku tidak akan lama." Kepalaku terangkat menuju arah orang itu, aku hanya mengangguk dan tersenyum. "This weather is pretty bad lately."

"Yeah."

Setelah itu kami tidak mengobrol lagi,Ia sesekali memainkan ponselnya lalu melihatku lalu meminum kopinya. Aku menatapnya heran sambil menaikkan sebelah alisku, setelah berdebat aku memberanikan diri untuk membuka mulutku,

"Ada apa kau melihatku seperti itu?" Ia terlihat salah tingkah.

"Huh? Tidak ada, its just you seems nice to someone who you barely know." ujarnya cukup membuatku tersipu, "Aku Louis."

"Allysa," aku tersenyum simpul. "Anyway, terimakasih atas pujiannya Louis. I really appreciate it."

Ia mengecek ponselnya lagi lalu mengecek jam tangannya, "I think I should go. Nice to meet you, Allysa" Louis mengenakan tudung hoodienya dan kacamatanya, "Apa kita akan bertemu lagi?"

"Maybe. Nice to meet you too Louis." ia hanya tersenyum, entah kenapa wajahnya sangat familiar...

.

Akhir minggu ini aku berencana membersihkan rumah, beruntungnya setelah siang hari aku berhasil membersihkan seluruh rumah ini. Aku menyalakan TV mencari acara yang menarik.

"One Direction baru saja merilis album ke-tiga mereka yang berjudul Midnight Memories.....!!"

Aku memperhatikan foto yang terpampang di televisiku, hey sepertinya aku mengenal salah satu dari mereka apa-LOUIS? Lelaki yang bertemu di kedai kopi itu? Hey! Aku bertemu dengan seorang superstar dan aku tidak menyadarinya sama sekali? Hebat.

"Ally!" Carl menyadarkanku dari lamunan, aku masih menatapnya tidak percaya. Sungguh. Dan sekarang kakakku malah memandangku dengan pandangan anehnya.

"Carl... Kau tahu tidak?"

"Tidak." Aku memelototinya dan Carl hanya tertawa, "Okay, what?"

"Aku bertemu seseorang di kedai kopi tempo hari, dan kau tahu apa? Orang yang aku temui itu adalah seorang penyanyi, bagaimana aku tidak menyadarinya? I mean-apakah aku ketinggalan berita? Uh... kenapa aku sangat bodoh sekali ya."

"Memangnya siapa orangnya?"

"Louis, salah satu dari mereka tuh." aku menunjuk ke layar televisi yang sedang menampilkan video clip mereka.

"For God's shake! One Direction? You kidding me right?" Aku menggeleng, "Aha! Kalau kau bertemu dengannya satu kali lagi, mungkin kalian jodoh. Aku berani bertaruh!" ujar Carl enteng lalu pergi begitu saja.

.

Crap.

Aku hanya bisa menggerutu masih duduk di trotoar, heelsku patah. Tau begini aku tidak jadi pakai heels sialan ini! Sayangnya, ini heels kesayanganku dan aku harus merelakannya. Sial.

"Ally?" Aku mendongak, oh Louis-eh what?! "Kenapa kau duduk disini?" Tanyanya sambil menahan tawa.

"Its just-" aku mengangkat heelsku yang patah, "Sepertinya hari ini aku sangat sial."

"Sudahlah, ayo berdiri udara makin dingin dan kau bisa sakit kalau hanya duduk disitu."

Saat aku berdiri, aku kehilangan keseimbangan kakiku terasa berdenyut and its very hurt. Kukira akan jatuh lagi, ternyata Louis menahanku well........ His gorgeous eyes tho, mata kami bertemu oh ini seperti adegan di film-film romance saja. Sial. Sial. Sial.

Allysa // l.t [editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang