Prolog

360 32 7
                                    

Prolog

***

Pagi ini Naina Venusa sedang menunggu kedatangan laki-laki yang merupakan tetangga sekaligus sahabatnya, mereka selalu berangkat dan pulang sekolah bersama, karena kata Naina itu lebih menghemat bensin dari pada harus membawa kendaraan sendiri, lagi pula rumah bereka juga berdekatan, rumah Naina terletak tepat diseblah kanan rumah Verryl.

                “Ven buruan kita udah mau telat ogeb, lo lama banget sih dandan!”Celoteh Verryl yang masih berada diatas motor ninja hitam dan helm yang juga masih melekat dikepalanya.

                “Eh bodoh! Ada juga ini telat gegara elo! Sok iye lo, bego-bego aja nggak usah ngatain gue bego juga.”Omel Naina sambil menaiki motor besar milik Verryl.Setelah memastikan Naina benar-benar sudah ada dijok penumpang, langsung saja Verryl menancap gas, kini ia sangat mengebut karena jika tidak mengebut mereka akan telat dan itu sangat tidak baik bagi keduanya, meskipun Verryl mengemudikan motornya dengan kecepatan yang tinggi Naina tetap terlihat tenang karena hal ini merupakan hal yang sudah biasa baginya.

Saat sampai disekolah untung saja mereka belum terlambat, langsung saja Verryl memarkirkan motornya itu, setelah terparkir mereka akhirnya turun dan menuju kelas mereka, ya mereka berada dikelas yang sama—X IPA 7 bahkan duduk ditempat duduk yang sama, bangku urutan kedua dekat jendela yang menghadap ke lapangan olahraga.

                “Ven, kalo gue gebet Shanti anak IPS 3 gimana?cantik kan?sexy lagi.”Ucapnya dengan seringaian anehnya saat mereka baru saja masuk kedalam kelasnya.

                “Persetan dengan gebetan lo deh Nic, entar ulangan matematika, gue nggak mau remed kayak minggu lalu gegara elo!”Sengit Naina.

Naina langsung menaruh tasnya diatas meja, kali ini Verryl yang akan duduk di dekat jendela, karena itu sudah kesepakatan, setiap ulangan Verryl lah yang duduk dipojok, agar bisa menyontek maksudnya, Naina juga bingung kenapa saat UN SMP nilai Verryl bisa besar, dan akhirnya bisa berskolah disekolah yang sama lagi, negri pula memang dari dulu mereka selalu berada diskolah yang sama, namun saat akan masuk SMP hanya nilai Naina lah yang mencukupi untuk masuk sekolah negri, tapi ia tak jadi berskolah disana karena ingin bersekolah ditempat yang sama dengan Verryl, maka dari itu meski mendapat seoklah negri Naina tetap bersekolah di sekolah swasta bersama Verryl.

                “Ryl, tadi Putri anak IPA 2 nitipin roti bakar ke elo, nih.”Ucap laki-laki bermata voklat dan alis tebal—Gibran.

                “Makasih ya bro, gini nih resiko jadi most wanted di sekolah, apa-apa ada yang bawain, jadi bingung kan milih yang mana.”Balas Verryl dengan diiringi kekehan, namun hanya dibalas deheman oleh Gibran dan langsung kembali ke bangkunya, ia pasti tau jika meladeni Verryl bukanlah hal yang baik, itu hanya membuang-buang waktu, jika diladeni Verryl akan semakin menjadi-jadi, tingkat percaya diri nya akan semakin tinggi, dan selalu membuat lawakan yang receh, jadi lebih baik Verryl tidak usah ditanggapi.

Naina sekarang sedang sibuknya memperhatikan buku catatan matematikanya, ia sedang focus agar ia bisa menjawab semua soalnya yang diberikan nanti, tiba-tiba tangan Verryl yang berisi roti bakar itu terulur didepannya, ya Verryl menyuapi Naina, itu merupakan hal yang biasa bagi keduanya, teman sekelasnya juga terbiasa melihat persahabatan antara keduanya.Naina pun menerima suapan itu dengan senang hati, mulutnya terus mengunyah dan matanya terus memperhatikan itu, Verryl ya tinggal duduk anteng menyuapi Naina, ia tak perlu belajar karena sudah pasti ia akan menyontek pada Naina.

Ditunggu votementnya !1!1

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Stupid PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang