Ketika batas antara waktu dan ketidakwarasan menyamarkan jam di dinding
Ratusan peluh jatuh menjadi sungai kebodohan
Di antara gelisah dan amarah yang bergelut di jurang kehidupan
Aku hanya gadis biasa yang mengharap dicintaiSatu demi satu mereka menyela
Ditandai dengan air mata, aku menunggu kamu yang tidak suka aku, dan dunia yang tidak menyukai dunia
Aku pun tidak suka pada dunia hanya karena kamu yang mengacau, fikiranku, hatiku, dan kebiasaanku
Menarik garis bujur dari tengah malam ke pagi buta, itu batasan langit dengan manusia
Semua memiliki batasan bahkan hatiku dan kegilaanku padamu
Batasnya hanya kata cinta yang aku sendiri tidak tahu artinya
Kamu dan aku dibagi rindu yang lebih banyak memihak padakuDari sudut renungan terfikir kamu yang enggan merangkai kata kita
Aku yang tulus berbagi kata-kata pada kamu yang aku ingin cinta
KAMU SEDANG MEMBACA
S e l e p a s
PoetryHanya sekantong puisi ini yang kubuat untuk merindu mu Meski selepas sore.. Kamu sudah lenyap dan memuai