# 01

440 56 7
                                    


Focus : Nadhif, Vero.

     Nadhif gak peduli soal sepatu hitam kakaknya yang sekarang terinjak-injak olehnya, salah siapa sampai Nadhif telat kayak gini?

     Ya salah kakaknya lah.

     Telur mata sapi dan roti panggang yang biasanya jadi favorit Nadhif malah dibiarin gitu aja. Ditinggal, karena males dihukum begitu sampai sekolah.

     "Dek, santai aja dong!!" Kata Syahira, kakak Nadhif satu satunya.

     "Cepetan, ayo."

     Syahira baru aja mau ngebuka mulutnya lagi, siap berteriak ke ibunda karena dimarahi adik sendiri, tapi ia kalah cepat. Nadhif udah duluan narik dia untuk naik ke motor.

     Kali ini, motor Nadhif melaju diatas rata-rata. Menembus keramaian ibu kota dengan omelan dari kakaknya dibelakang

     Persetan, Nadhif gak mau telat.

     Mereka beruntung karena pintu gerbang belum ditutup, Nadhif dan kakaknya masih sempat masuk. Walaupun Syahira gak berhenti ngomel daritadi.

     "Belajar yang bener, Ra. Udah kelas tiga. Jangan malu-maluin gua lah."

     Pintu kelas Syahira dibuka, Nadhif gak buru-buru untuk melangkah menjauhi kelas kakaknya. Dia masih mastiin kalau Syahira masuk kelas dengan aman.

     Takutnya kabur, pernah kejadian soalnya.

     "Hai, Nadhif! Tumben telat." Sapa Diva yang gak tau sejak kapan muncul di ambang pintu.

     "Kak Cila bikin masalah, kak."

     Sebelum dapet bogem kanan kiri dari kakaknya, pemuda itu memilih untuk segera jauh dari kelas Syahira.

     Whooops, siapa sangka, lima langkah menuju kelas, Nadhif malah dapat panggilan alam. Sial.

     "Alvaro!" Ucap Nadhif sedikit lantang begitu lihat temen sekelasnya keluar.

     "Lah, masuk lo?" Kata Alvaro.

     Nadhif melempar ranselnya, "tolong dong. Kebelet gua."

     Tanpa memastikan kalau tasnya aman, Nadhif berlari ke arah toilet, ini sih kayaknya efek Syahira ngajakin challenge seblak semalam.

     Emang Syahira itu tipikal kakak yang minta dimarahin banget. Banget banget banget.

     Kurang lebih lima menit, Nadhif selesai dengan urusannya. Bel masuk belum bunyi sampai sekarang, nggak tau guru-guru kemana.

     Padahal, biasanya bel bunyi lebih awal dari yang ada di jadwal.

     Pucuk dicinta ulam pun tiba, bel yang Nadhif sebenernya gak tunggu sekarang udah bunyi, menandakan kalau cowok itu harus ke kelas dan mulai belajar lagi.

    Pelajaran pertama hari ini olahraga, mau gak mau, Nadhif lari ke gudang belakang dan ngambil tongkat baseball yang rencananya akan mereka pakai hari ini.

    Kenapa Nadhif? Karena teman-temannya nitip. Yaudahlahya.

    "Ah,"

     Nadhif menoleh ke gerbang hitam disamping gudang yang biasanya jadi tempat Alvaro cs buat kabur.

     Tapi kali ini, bukan Alvaro cs yang dilihat Nadhif; tapi seorang gadis berambut panjang hitam legam yang lagi manjat pagar tinggi itu.

     "Mau saya bantu?"

spread your wings.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang