# 03

160 19 0
                                    

     Genjrengan gitar dari milik Farrel berhenti mendadak setelah pintu kelasnya ditutup lumayan kencang sama guru ber-heels merah yang tak lain dan tak bukan adalah guru kimianya.

    "FARREL, KELUARIN BUKUNYA!!"

    Tangan Farrel ngeraba-raba lokernya, tapi buku kimia yang paling dia benci itu nggak ada disitu. Mampus.

    "Bu, nggak bawa buku, hehehehheheehhee."

    Rena -gurunya- mungkin ada hasrat pengen nabok anak ini kanan kiri depan belakang, tapi gara-gara senyum Farrel yang kayak gak punya salah sama sekali dosa bikin Rena ngurungin niatnya.

    "Suruh keluar aja bu, nanti kebiasaan!" celetuk Alvaro dari bangkunya.

    "Keliling lapangan sepuluh kali juga Farrel kuat, bu!" timpal Vino.

    "Udah, udah. Kamu berdua sama Fadel, awas kalau diulang lagi." kata Rena sambil menunjuk teman sebangku Farrel pakai dagunya.

    "Fadel juga nggak bawa tuh bu!" teriak Diva dari tempatnya.

    brak!

    "KALIAN TUH KE SEKOLAH MAU BELAJAR APA MAU NGAPAIN SIH!"

    Farrel diem, Fadel juga.

    "Dit, tukeran Dit." kata Fadel, menghindari sahutan sahutan dari Rena lagi.

    "Sama gua aja, Dit."

    Terdengar sih suara Alvaro sama Diva yang ngatain Farrel modus, tapi bodo amat. Emang mau modus kok.

    Rena tarik nafas liat kelakuan anak-anaknya, tapi tetep ngebiarin Farrel duduk disamping Aurora sambil senyum senyum. Halah.

    Pelajaran Rena emang selalu membosankan. Selalu.

    Farrel selalu ngantuk aja bawaannya kalau guru cantik itu ngajar, gak tau kenapa. Pokoknya ngantuk.

    Kepalanya ditidurin di meja, menghadap ke meja Rara. Yang cewek masih fokus ngeliatin bu Rena, sementara Farrel udah hilang fokus karena ngeliatin dia.

    Aurora itu cantik, pakai banget. Nggak butuh sore buat Farrel suka sama dia.

    Ngerasa diliatin, Rara noleh ke Farrel. Senyumnya ngembang sedikit, lalu ikut nidurin kepalanya menghadap si laki-laki.

    "Ra," ucap Farrel. Lembut, tapi mendominasi.

   "Kenapa?"

   "Gimana Raven?"

    Aurora diam tiga detik. Tapi di detik selanjutnya, cewek itu langsung memalingkan wajah, membelakangi Farrel yang sekarang masih ngeliatin rambut panjang kecoklatan milik Rara.

   Dan menahan tangannya, takut kelewatan dan malah ngelus rambut berharga itu.

     Jennadiva duduk di salah satu bangku kantin yang gak begitu jauh dari tempat es sekoteng kesukaannya. Didepannya sekarang udah ada Alvaro sama Vino featuring segala antek antek pecinta sekoteng si aa.

     "Aleana mana?" tanya Vino tepat setelah Diva masukin sesendok es sekoteng ke mulutnya.

     "Jajan, sama Vero sama Rara."

    "Jajan apa?"

    "Bakso bakar. Bacot amat sih Vino."

    Delvino bungkam, kalau Diva lagi makan emang gak bisa diganggu. Nanti malah ngamuk, yang repot Vino juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

spread your wings.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang