# 02

236 33 6
                                    

     Tiga tusuk cilor dan empat tusuk bakso bakar cukup untuk Aleana siang ini. Rambut panjangnya yang dibiarkan terurai tampak mengganggu, sesekali ia menyelipkannya kebelakang telinga.

    "Gabung ya?"

    Suara gadis yang tadi baru masuk kelasnya menginterupsi kegiatan Aleana untuk makan bakso bakar, gadis itu mendongak lalu mengangguk sambil tersenyum.

    "Nama lo Vero kan?" Kata Alea, membuka pembicaraan.

    "Iya, Vero. Lo?"

     "Ale, Aleana."

     Vero diam, Aleana juga. Atmosfirnya sih gak seserem itu, tapi cukup untuk bikin anak anak kelas 10ngasih jalan tengah ke mereka berdua.

    "ALEEE ALE ALE ALEEE."

    Yang barusan itu sudah bisa ditebak berasal dari Nyonya besar si wakil ketua ekskul radio, Jennadiva Adara; yang sekarang lagi jingkrak jingkrak didepan kakak kelas terganteng disekolah, Adam Risjad.

    Yang namanya diteriakin sekarang harus menanggung malu, Aleana mempercepat langkahnya tanpa melihat sedikitpun ke arah Jennadiva dan Adam. Tapi Diva itu suka mubadzir, cowok seganteng Adam Risjad malah disuruh balik ke kelas dan dia sekarang lari ngejar Aleana.

    "Nggak usah temenan lagi sama gue!" kata Aleana yang kini jalannya sudah sejajar sama Diva dan Vero.

    "Beneraaaan?" kata Diva.

    "Sana lo hush hush hush."

    "Anu-" Vero bergumam, "Diva, Ale."

    "Kenapa?"

    "Ke kelas aja, yuk? Aurora sendirian."

     Diva mengangguk, mengaitkan lengannya ke milik Aleana dan Vero, berjalan memimpin tanpa tau apa yang menggangu seorang Veronica.

     "Nggak usah diliatin terus, Fadel. Nggak bakalan diculik Adam kali Jennadiva mah. Mana mau Adam sama yang model begitu?" goda Vino sambil menyenggol lengan Fadel yang lagi siap-siap  ngelempar bola basket ke ring.

    "Bacot, Vin. Kalah lo sama bakso bakar, Aleana lebih suka bakso daripada lo."

     Vino bergidik, sebel juga kalah sama bakso bakar.

     "Gas lah, Del. Udah sejauh ini sama Diva, gak di gas juga." kata Alvaro.

     Adit tertawa, mengambil alih bola basket dari tangan Fadel, "gas. Jangan kasih kendor, nanti kayak Farrel sama Rara, keduluan orang."

   "Aditya, adek lo tuh sebenernya sayangnya sama gua." teriak Farrel dari tempatnya duduk.

   "Ah, cupu Fadel. Gas aja, Like a man. Anjay." kata Alvaro lagi.

   "Val, ada Sheryl tuh." senggol Fadel tepat setelah Alvaro menutup mulutnya.

    "Gua cabut ya. Mengejar masa depan."

    "Sampah!"

    "Fadel mending lo cabut juga daripada Jennadiva sama Adam." kata Vino.

    "Tadi kata lo Adam gak bakal mau sama model model Jennadiva?"

     "Ya hati orang-"

     "Ngomong tuh sama Nadhif. Diem diem aja, naksir anak baru tuh temen lo. Coba tanyain, siapa tau butuh kiat kiat deketin cewek judes?" potong Fadel sambil melempar bolanya asal, "gua mau rapat osis. Yuk, Dit."

spread your wings.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang