prolog

104 7 6
                                    

Mauta
 
Minggu, 13 April 2015

Gue terbangun dan melihat ke arah jam dinding. Ini sudah jam 07.23 tapi rumah sepi sekali seperti tidak berpenghuni. Gue menyandarkan tubuh  gue di depan sofa tv di ruang tamu.

"Happy Birthday Tata!!!", tiba-tiba ada suara Ayah, Bunda, Sheela dan beberapa sahabat gue yang turut hadir. Bahkan gue lupa hari ini ulang tahun gue.

"Woy lah, udah 16 tahun aje lo, HBD ma pren Tata, moga pinter dan berbakti sama orang tua" ujar Lala sahabat gue. Ya, gue punya banyak sahabat. Ada Lala, Yuga, dan Hackel sahabat gue dari Switzerland.

"Wish you all the best Ta, you are a very good friend" ujar Hackel.

"Oh ya Ta, Louis minta maaf gak bisa dateng ke acara ultah lo dia bilang HBD and WYATB for Tata a speacial girl for him" ucap Yuga sedih. Gue hanya bisa tersenyum menanggapinya

Ya Louis itu pacar gue plus first love gue. Gue cinta dan sayang banget sama dia. Gue bersyukur punya cowok ganteng, playboy, and a half badboy. Yes, and he is my boyfriend.
            
Setelah bertukar kado dan makan ria, Ayah dan Bunda ngasih hadiah yang patut gue syukuri. Sebuah motor sport impian gue. Gini gini, gue bukan tipikal cewek yang naik motor matic.

"Makasih ya yah Bun, i love you all" aku berterima kasih dan memeluk mereka berdua.

Setelah party selesai gue memutuskan mandi dan merebah dikasur. Karena pesta yang panjang gue tertidur sampai jam 17.09 sore. Gue dibangunkan Bunda untuk makan malam dan mandi sore. Setelah makan malam gue kembali ke kamar untuk tidur.

Tok tok tok
            
Ada yang mengetuk pintu rumah.

Siapa yang datang malam malam begini?

"Ta bangun, ada tamu datang ayo turun sini" ajak Bunda dari bawah pas gue belum masuk kamar.

"Itu Louis Bun?" tanya gue. Bunda menggeleng dan mengajak gue turun lagi.

Tapi gue tidak mengindahkan ucapan Bunda dan masuk ke kamar, lagipula besok masuk sekolah. Gue gak sabar ketemu Louis.

Ajal
       
Hari ini gue pindah rumah dan Mama yang super duper friendly ini ngajak gue buat kenalan sama tetangga.

"Ayo Jal kita cari tetangga baru buat kenalan, ayo please" rayuan Mama bikin gue muak. Yaudah nyerah aja.

Ego gue gak bisa ngalahin Dog eye-nya Mama.

"ya ya Ajal ikut" jawab gue. Setelah berjalan beberapa menit kami menemukan sebuah rumah besar sama seperti rumah kami.

Mama mengetuk pintu dan bilang sama ibu yang buka rumah itu kalau Mama mau kenalan, keluarga gue adalah tetangga baru disini. Gue dateng kesini jauh jauh dari Amerika karena bisnis nyokap terancam bangkrut.

Setelah menunggu beberapa lama, terdengar si ibu memanggil anaknya yang bernama Tata.

kayak pernah denger namanya. Batin gue.
         
Tapi si anak gak mau turun dan jadilah gua, Mama, dan Papa jadi anggur siap panen.

Akhirnya tanpa harus menunggu gajah bertelur kami masuk kedalam rumah dan bertemu dengan kedua pemilik rumah. Papa mengobrol dengan om Syarif dan Mama mengobrol dengan tante Sarah dan itu sukses bikin gue jadi anggur busuk karena terlalu lama dianggurin.

Om dan tante sempat menanyakan sekolah gue, dan katanya gue satu sekolah sama anaknya, Tata, di SMA 03 Jakarta. Gua cuma bisa ngangguk ngangguk dari tadi. Bahkan sampe pulang kepala gua udah kaya pajangan kucing di toko emas yang palanya gerak dan gak berhenti.

Bahkan sebelum gue tidur gue masih mikirin orang yang namanya Tata itu. Namanya serasa g asing di teliga gue.

TBC.

The Dead CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang