07 - Mr. Uchiha and Mrs. Namikaze

2.3K 272 14
                                    

.
.
.

"Bukankah sudah ku katakan padamu sebelumnya kakek, jangan membawa ponsel. Kenapa kau membawa juga ponselmu pada acara liburan kita?"

Pertanyaan intimidasi dengan nada tidak percaya Naruto atas tindakan kakeknya membuat kepalanya benar-benar sakit.

Jiraiya mengambil ponselnya yang layarnya sudah retak tak terurus akibat injakan kaki Naruto. Kemudian mengusap dengan penuh kasih sayang pada ponsel genggamnya, dan mencoba untuk menghidupkan ponselnya. Mungkin nyawa ponselnya masih bisa terselamatkan. Namun cara Jiraiya menjadi sia-sia, ponselnya tidak bisa berfungsi lagi. Jiraiya menatap ke arah Naruto yang masih terus menatapnya dengan pandangan menyebalkan. Jiraiya pun membalas pandangan Naruto dengan pandangan ingin membunuh cucunya sendiri saat ini juga.

"Aku tidak bisa habis pikir dengan pemikiranmu Naruto. Bagaimna sekarang? Untuk menghubungi orang agar bisa menolong kita disini saja tidak bisa!"

Bentak Jiraiya pada Naruto dijawab dengan dengusan tak berperikemanusiaan oleh wanita bersurai kuning keemasan ini.

"Aku tidak membutuhkan bantuan siapapun. Yang saat ini kita harus kerjakan adalah, mengganti roda mobil dan memperbaiki mesin mobil sesegera mungkin!"

Jawab Naruto dengan penuh nada frustasi dalam setiap kalimat penekanannya.

Jiraiya tidak memperdulikan Naruto. Ia seolah menulikan telinganya kala Naruto meminta beberapa alat perkakas memperbaiki ban mobil tersebut.

"Kakek apa yang kau lakukan?!" Teriak Naruto sambil mengeluarkan kepalanya dari bawah bagian mesin mobil.

Belum sempat Naruto mengumpat, mata birunya kembali terbelalak tidak percaya ketika melihat seorang pemuda tengah berdiri dihadapan mereka.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Teriak Naruto dengan nada tidak sukanya.

Pemuda yang dimaksud hanya menggelengkan kepalanya bosan sambil mendecih tidak percaya dengan wanita yang ia lihat sekarang. Wanita yang membuat harinya penuh kesialan selama seminggu ini. Ya, pemuda itu adalah Uchiha Sasuke.

Sasuke, mengabaikan pertanyaan Naruto. Ia melihat jam sudah semakin mendekati malam. Jika ia melayani Naruto maka pembicaraan mereka pasti tidak akan ada habisnya.

"Dimana anak-anakku?!" Lagi, Naruto berteriak ketika ia melihat tempat duduk bagian tengah mobil yang kosong, tidak di tempati oleh Menma dan Rin kedua anaknya. Naruto menatap Sasuke dengan tatapan membunuh, seolah menyalahkan semua yang terjadi akibat ulah Sasuke. Sasuke benar-benar pemuda yang membawa semua kesialanan di kehidupannya.

"Maaf kakek, hari sudah terlanjur malam. Aku akan menumpangkan kalian sampai ke pusat kota." Terang Sasuke menjelaskan kepada Jiraiya. Walau sebenarnya ia malas untuk melakukan perbuatan baik setelah ia ketahui bahwa keluarga yang ia selamati kali ini adalah keluarga dari wanita yang ia berusaha untuk melupakannya.

Jiraiya menganggukkan kepalanya menyetujui ajakkan Sasuke. Sepertinya Sasuke mengenali Naruto, dan lagi ia lihat cicitnya saat ini sudah berada didalam mobil sambil melambaikan kedua tangan mereka dari dalam sana.

"Kakek, kau mau kemana? Anak-anakku?!" Teriaknya menghentikan Jiraiya dan Sasuke yang tengah berjalan menuju letak mobil Sasuke.

Sasuke kembali berdecih. Ia menghentikan langkahnya yang hampir meninggalkan Naruto yang masih sibuk mencari-cari kedua anak wanita tersebut.

"Hei kau? Kau sebunyikan kemana anak-anakku?!" Teriakkan Naruto yang lantang membuat seekor burung gagak yang singgah untuk mencari rerumputan kering disemak-semak terbang ketakutan.

Sasuke kembali melanjutkan langkahnya sambil membantu Jiraiya membawa tas sandangnya.

Jiraiya membuka pintu tengah mobil Sasuke yang sudah berisikan kedua cicitnya, Menma dan Rin yang saat ini tengah memeluknya menyambuti kedatangannya.

BAD MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang