He's back!

118 6 0
                                    

1 tahun telah berlalu.
Bukan waktu yang cepat bagiku.
Setiap harinya, aku lewati satu tahunku dengan amarah yang menggebu.
Karena selalu teringat akan sakit yang mereka tidak pernah tahu.

Tawa mereka,
Senyum mereka,
Canda mereka yang selalu mengolok kelemahanku.
Kujadikan tiang untukku berdiri.
Walau berat, ingatan itu selalu membantuku untuk berpijak lagi.

Akhirnya hari yang kutunggu-tunggu pun tiba.

Ia datang masih dengan pesona yang sama, bahkan lebih mempesona lagi.

Satu langkah,
Dua langkah,
Tiga langkah,
Ia semakin mendekat.

Jantungku berpacu dengan deru nafas dihidungku.

Tapi aku tidak boleh berhenti.
Aku harus maju dan memandang matanya kali ini.

Satu tahun lalu, mungkin ia hanya bisa memandang Maya.
Sahabatku yang tetap ku jaga walau selalu mengecewakanku.

Tapi kali ini tidak.
Matanya hanya boleh memandangku.
Bukan Maya, Hanny ataupun Prissy.
Harus aku.

"Selamat da... tang," suara dan ekspresiku kubuat seolah kaget dengan kedatangannya. Ia pun begitu. Tercengang melihatku dari atas sampai bawah.

"Sherrine?" Tanyanya meyakinkan dirinya sendiri.

"Hai, Casp! It's been a while," sapaku mencoba bersikap cuek dan membalas seadanya.

"You changed.... like, a lot!" Tatapannya masih mondar-mandir naik-turun menelusuri setiap lekuk tubuhku. Membuatku tersenyum puas di dalam hati. Ini benar-benar seperti yang selalu aku impikan.

"Yes, i am. For good," jawabku seadanya. Aku tidak perlu menjelaskan padanya bahwa dia yang telah membuatku seperti ini bukan?

Entah angin apa yang merasukinya, ia melangkahkan kakinya lebih dekat lagi kepadaku, mengikis jarak yang ada diantara kami, kemudian menarikku masuk kedalam pelukannya yang erat.

"I've missed you so much," ujarnya pelan yang aku yakin hanya bisa terdengar oleh aku dan dia.

Aku tersenyum lembut sembari mengelus-elus punggung bidangnya, "i've missed you too. Come, let go. I'm still working if you're not forget,"

Ia mengangguk menurut, kemudian melepaskan tubuhku dari dekapannya dengan wajah dan ekspresi tidak rela.

"Ayo, mau duduk dimana?" tanyaku sembari merentangkan tanganku menunjukkan beberapa meja-meja kosong yang dapat ia tempati, tapi bukannya mengikuti arah tanganku, matanya masih terpaku menatapku. Ada sirat penyesalan dibalik bulu matanya yang lebat dan bola mata birunya.

"Sherrine...." panggilnya kepadaku. Aku tau apa yang akan ia katakan selanjutnya. Tidak, jangan. Biar aku yang memulai permainan ini. Bukan dia.

Aku menoleh cepat, bersikap pura-pura bodoh dengan senyum ceria yang kubuat-buat. "Ya?"

"Are you being like this...." sebelum ia melanjutkan kalimatnya, tuhan seolah menolongku dengan Bosku yang tiba-tiba keluar dari ruangannya dan memanggilku. Dengan sigap, aku memotong pembicaraan kami dan mengundurkan diri dari hadapannya,

"Aku harus pergi, duduklah. Timku akan menjamumu, tell them everything you want and need. Later!" Dengan tergesa, aku meninggalkannya dengan kalimat yang masih menggantung dibibirnya.

"What's wrong, bos?" Tanyaku segera setelah memasuki ruangannya. Mendengar suaraku membuatnya mengalihkan pandangannya dari komputer dihadapannya kepadaku.

Ia melepas kacamatanya lalu dilipat dan ia letakkan di atas meja.

"He's back, eh?" tanyanya dengan senyum simpul meledek khasnya. Membuatku mau tak mau tersenyum kecut.

"Yea, he's back."

TBC

Jan lupa vommentnya ya geng!
XOXO - Sashie

LET ME BE THE ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang