'plaakk..'
sebuah tamparan telah sampai di pipi seorang gadis berusia Delapanbelas tahun yang kini tengah tersungkur lemah di atas ubin yang dingin 'kumohon hentikan ibu..' batin gadis itu yang bahkan tak sanggup untuk berkata kata hanya sebuah air mata yang dapat menyampaikan ras sakit yang kini tengah menjalar di sekujur tubuhnya bahkan wanita itu tidak memberikannya jeda waktu hanya untuk merasakan luka itu sejenak saja, ia selalu memberikan beribu ribu tamparan di pipi sang gadis tak mebiarkan sang korban untuk sejenak mengambil nafas "karna dirimulah hidup ku menjadi seperti ini! karna dirimulah suamiku menjadi seperti ini! dan karna dirimulah aku harus merasakan sakitnya semua pukulan yang ia berikan padaku!" ucap wanita paruh baya itu sambil menendangi badan sang gadis yang kini meringkih menahan rasa sakit, "mengapa kau harus lahir di dunia ini jika kehadiran mu saja membuat hidupku menjadi hancur seperti ini huh?!!" lanjut lagi masih sambil menendangi badan sang korban.
Ting..
sebuah bunyi dari ponsel wanita paruh baya itu yang menandakan sebuah pesan masuk, dan membuatnya berhenti dari aksi tendang menendang badan sang gadis, wanita itu pun segera mengambil ponselnya yang berada diatas meja, bersuyukurlah handphone tersebut berbunyi dan membuat wanita itu menghentikan aktivitas brutalnya itu dan membuat sang korban setidaknya dapat bernafas walau hanya sejenak saja, namun seperti yang dikatakan tadi hanya sejenak saja dan wanita tersebut sudah kembali lagi dihadapan sang korban "aku harus pergi, sebentar saja, jika kau ingin makan panaskan saja makanan yang ada di kulkas dan satu lagi mungkin aku tidak sebentar mungkin agak sedikit lebih lama maka dari itu aku akan memberikan mu uang saku untuk besok kau sekolah..." ucap wanita itu sambil tersenyum dengan lebar, entah siapa yang mengiriminya pesan tetapi Hee Joo sangat bertrimakasih pada orang tersebut yang sudah membuat ibunya harus berhenti dari aksi brutalnya itu "ahh dan satu.. lagi jadilah anak yang baik, kau mengerti?" ucapnya lalu pergi meninggalkan Hee Joo yang masih tersungkur diatas ubin yang dingin "hiks..hiks..hiks.." tangis gadis itu yang kini menjadi pecah memang siapa yang tidak akn menangis sejadi jadinya jika ibu berkata seperti itu, dan siapa juga yang mengharapkan dirinya lahir dalam keluarga yang seperti ini? tiadak ada bukan? tentu saja tidak, begitu pun dengan Hee Joo yang kini tengah meratapi nasibnya. bahkan terkandang Hee Joo selalu merapalkan doa bahwa dirinya mati saja entah itu keracunan makanan,mendapati penyakit yang mematikan, atau bahkan yang lebih mudahnya ia mengalami kecelakaan tragis yang dapat merenggut nyawanya namun semua itu kini hanya menjadi sebuah doa yang penuh dengan omong kosong belaka dan terkadang ia juga berpikir bahwa tuhan sudah secara tidak adil memberikannya garis hidup yang begitu kejam, disaat orang orang berpikir kekejam hidup itu adalah dengan susahnya mendapatkan Uang, susahnya mendapatkan makanan yang lezat dengan harga yang terjangkau, berbeda dengan Hee Joo, ia bahkan berharap ia lebih baik merasakan kekejam hidup seperti itu dibandingkan dengan kehidupan yang kini ai miliki saat ini setidaknya ia masih dapat merasakan kebahagian dibalik susahnya mendapatkan uang atau susahnya mendapatkan makanan lezat, jika ia sudah mendapatkan kedua hal itu maka ia secara otomatis akan merasakan kebahagian bukan? namun jika seperti ini apa ia akan merasakan kebahagian secara otomatis? sepertinya tidak karna ia mengetahui dengan betul bahwa ibunya tidak akan berhenti memukulinya jika ayahnya pun tidak berhenti memukuli ibunya[].
![](https://img.wattpad.com/cover/138130570-288-k295450.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me
FanfictionBagi seorang Ahn Hee Joo kepura-puraan adalah nama tengahnya; terlalu banyak hal yang gadis itu palsukan dalam hidupnya. berpura-pura menjadi gadis yang ceria, berpura-pura menjadi gadis yang memiliki keluarga manis, hampir semua hal Hee Joo jadikan...