Saudaraku semoga keselamatan dan rahmat-Nya buat kita semuanya.
Ada seorang ulama menulis di salah satu bukunya: *Sebelum engkau melangkah, maka engkau harus tahu jalan keselamatanmu, janganlah engkau memforsir dirimu dengan banyak amalan, karena boleh jadi orang yang banyak beramal tidak mendapatkan apa-apa, kecuali letih dan lelah.* (ucapan Syaikh Husain Al-Awaisyah di dalam bukunya Al-Ikhlas, sebagaimana dinukil di dalam Fikih Nasehat hal.61)Perkataan ulama tersebut sangat benar. Apakah Anda sependapat denganku? Bagaimana tidak, kita sudah berpayah-payah, badan kita capek, letih, dan lelah. Kita juga telah menghabiskan waktu, tanaga, dan biaya yang kita punya. Eh, ternyata kita tidak mendapatkan apa-apa. Bukankah ini sia-sia? Kita menjadi orang yang merugi. Kalau tahu begini, mendingan kita diam saja di rumah. Bukankah begitu?
*Tapi bagaimana mungkin, orang banyak beramal kok tidak mendapatkan apa-apa? Itu tidak masuk akal! Niat ibadah yang kita lakukan kan ikhlas untuk Allah.* Bukankah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda:
Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya?
Niat kita kan baik, beribadah kepada Allah. Masa’ Allah tidak menerimanya?قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا (١٠٣)الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (١٠٤)
*”Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Al_Kahfi: 103-104)*Saudaraku, perhatikanlah ayat di atas. Bagaimana komentarmu?
Ketahuilah, bahwa agar amal ibadah yang kita lakukan diterima di sisi Allah, disyaratkan bahwa ibadah itu harus benar. Dan ibadah itu tidak dikatakan benar kecuali dengan dua syarat, yaitu:*1⃣. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar maupun kecil.*
*2⃣. Sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam (mutabaah).**👆🏻Syarat pertama adalah konsekuensi dari syahadat Laa ilaaha illallah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepadaNya.*
*✌🏻Adapun syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syariatnya dan meninggalkan bid'ah atau ibadah yang diada-adakan.*
Allah berfirman:
قُلْ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (١١٠)
*“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. (Al-Kahfi:110)*Yang demikian adalah manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammadur Rasulullah.
*✍🏻Yang pertama, kita tidak menyembah kecuali kepadaNya. Pada yang kedua, bahwasanya Muhammad adalah utusanNya yang menyampaikan ajarannya. Maka kita wajib membenarkan bagaimaan cara kita beribadah kepda Allah, dan beliau melarang kita dari hal-hal baru dalam beribadah.*
Allah Taala berfirman (yang artinya):
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا (٢)
*“Agar Dia menguji kalian siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.” (Surat Al-Mulk:2)*Wahai Saudaraku, semoga Allah senantiasa memberi petunjuk kepada kita, perhatikanlah baik-baik ayat 2 surat al-Mulk di atas. Allah Azza wa Ala tidak berfirman (yang artinya): *yang lebih banyak amalnya, tetapi Allah berfirman (yang artinya): yang lebih baik amalnya.*
Adapun maksud dari lebih baik amalnya telah dijelaskan oleh *Al-Imam Fudhail bin Iyadh, Yaitu: Seikhlas-ikhlasnya, dan sebenar-benarnya. Kemudian beliau (Fudhail bin Iyadh) berkata pula:*
Sesungguhnya suatu amalan jika dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar maka tidaklah diterima, dan apabila amalan tersebut benar tetapi tidak dilakukan dengan ikhlas maka tidak diterima pula, sampai amalan tersebut dilakukan dengan ikhlas dan benar. Ikhlas apabila dilakukan karena Allah Taala dan benar apabila sesuai dengan sunnah (Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam).🤝🏻Wahai, Saudaraku; sekarang kita telah memahaminya.
*Bahwa syarat ibadah itu ada dua, yaitu IKHLAS dan ITTIBA ( sesuai contoh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam) itu harus ada kedua-duanya.* Tidak bisa hanya salah satu saja. Ikhlas tapi tidak sesuai contoh Rasulullah, maka tertolak. Begitu juga sebaliknya; sesuai contoh Rasulullah tapi tidak ikhlas, maka yang demikian juga sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Motivation Of Islamic
Espiritualkumpulan cerita-cerita pendek islami atau sebuah kultum dan curahan atau renungan yang insyaallah bisa bermanfaat dan dapat memotivasi kita sehingga kita bisa lebih berhati2-hati dalam melakukan segala hal.