"Bagaimana kau bisa kehilangan pekerjaan itu Jeon!?"
"Diamlah!"
"Diam apa hah?! Lalu bagaimana kita memberi makan Jungbi? Bagaimana dengan uang sekolah, listrik dan yang lainnya eoh!?"
"KUBILANG DIAM HWANG EUNBI!!"
Wanita itu terdiam. Berulang kali menarik napas untuk meredakan emosinya.
Pertengkaran dalam sebuah rumah tangga merupakan hal biasa kata ibunya.
Tapi, pertengkaran macam apa maksudnya? Apa hal sepenting ini juga biasa?? Batin wanita berumur 30 tahun itu, Hwang Eunbi -berteriak.
"Mau kemana kau Jeon Jungkook!?"
Tanya Sinb saat Jungkook membuka pintu dan keluar.
Brakk
Bunyi pintu yang berdebum, suaminya hilang dibalik sana.
Sinb mendudukan dirinya, memejamkan mata mengurut pangkal hidungnya pelan.
Untuk pertama kalinya, dia memakai nada tinggi pada suaminya.
Untuk pertama kali dalam pernikahan mereka, Sinb mendebat Jungkook, suaminya.
"Eomma? Gwenchana?"
Sinb membuka mata, melihat malaikat kecilnya bertanya dengan pelan.
Sinb tersenyum pahit, anaknya mendengar semuanya.
"Jungbi belum tidur eoh?"
Gadis kecil berumur 5 tahun itu menggeleng pelan.
"Appa eoddieyo?"
Sinb tersenyum, "Ayo, sudah jam 8 sekarang. Jungbi harus tidur eoh. Besok kau sekolah sayang."
Alih-alih menjawab, Sinb menggendong putri semata wayangnya itu ke kamar mereka.
Setelah Jungbi tertidur, Sinb beranjak keluar dari kamar. Tak lupa mengecup pelan puncak kepala gadis itu dan ucapan selamat malam seperti biasa.
###
Masih di malam yang sama, Sinb duduk di sebuah ruangan rumah kecilnya -ruang rahasianya.
Tangannya sibuk merajuk benang menjadi bentuk-bentuk lucu dan menggemaskan.
Sudah lebih dari 30 boneka rajut terusun rapih disana.
"Dari pada membantah suamimu, buatlah boneka rajut untuk meredakan emosimu eoh?" Perkataan ibunya dulu, saat pertama kali Sinb menceritakan pertengkaran mereka.
Awalnya Sinb mengikuti untuk meredakan emosinya. Tapi siapa yang tahu, bahwa hal itu berubah menjadi kebiasaan bahkan hobinya?
Waktu menunjukan pukul tengah malam, tapi Jungkook belum menunjukan tanda kepulangannya.
Sebagai istri, tentu saja Sinb khawatir. Apalagi mereka baru saja bertengkar.
Wanita itu merasa bersalah, membentak suaminya saat dia baru dipecat? Oh ayolah Hwang, teganya kau.
Sinb dengan cepat meraih telpon genggam dan menguhubungi suaminya.
"..."
"Jeon kau disana?"
"..."
"Kook-ah bicaralah eoh? Aku minta maaf. A-aku sal hiks.."
"Bi? Kau menangis??"
"Aku salah Jung hikss. Pulanglah eohh.."
Bip
Sinb menangis, menyesal.
Wanita itu keluar dari ruang rahasianya dan duduk di ruang tengah. Masih terisak.
Ceklek.
"Sinb?" Jungkook dengan cepat mencari istrinya. Pria itu panik saat melihat sang istri terisak.
"H-Hei kenapa hm?" Jungkook berlutut di depan Sinb yang terduduk di sofa.
Grepp
"Ma-maaf hiks.. aku tidak bermaksud memarahimu Jung hiks.."
Jungkook mengeratkan pelukannya pada wanita itu.
"Bi-ya tidak apa-apa eoh? Wajar kau marah seperti tadi. Aku yang minta maaf belum bisa menjadi suami dan ayah yang bisa kau dan Jungbi banggakan." Kata Jungkook pelan,
Sinb menggeleng pelan di pelukan suaminya.
"Maaf hikss."
"Sshh tenanglah eoh. Jahh ayo tidur. Apa putriku sudah tidur?"
Jungkook menarik tangan istrinya ke kamar putri kecilnya.
Hati Sinb menghangat -selalu seperti itu- saat melihat Jungkook mengecup dan mengucapkan selamat malam pada putri tunggal mereka.
Jungkook kembali menggandengnya ke kamar mereka.
"Selamat malam istriku."
Sinb tersenyum. Mengeratkan pelukannya setelah mendapatkan Night kiss dari suaminya.
"Saranghae Jeon Jungkook."
Pria itu tersenyum.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Knit Dolls (✔)
Short StoryBagaimana dengan boneka yang menjadi tempat pelampiasanmu? Memukul? Sudah biasa. Menginjak? Sudah biasa. Merusaknya? Sudah biasa. Dipakai untuk santet? Haha terlalu biasa xD Lalu bagaimana dengan merajut boneka karena kesal? Baca yuk^^