Yuhuuuuu..., aku kembali dari hibernasiku yang begitu lama... Maafkan aku para pembaca setia cerita-ceritaku karena aku terlalu lama menghilang dari peredaran. Maafkan aku!!
Dan sekarang kita mulai dari lanjutan cerita ini... semoga kalian nggak terlanjur ngambek sama author.. \T_T/... selamat menikmati semuanya..
_____
Devon memasuki Rumahnya sambil menarik koper milik Queen yang berjalan dibelakangnya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Devon juga hanya diam saja karena dia tak ingin berdebat dengan Queen jika dia berbicara. Lagipula sudah cukup untuknya karena gadis itu mau mengikutinya kembali ke Rumahnya.
Queen hanya bisa pasrah mengikuti langkah Devon yang berjalan didepannya. Sesekali Queen melirik punggung Devon, namun setelah itu kembali menghembuskan napasnya lelah. Sejujurnya dia tidak ingin kembali lagi ke Rumah ini. Tapi apa daya Devon yang memaksanya. Dia benar-benar tak tau lagi bagaimana dia harus menjelaskan pada pemuda itu kenapa dia tak seharusnya masih ada di Rumah ini.
"Ayah, Bunda." Queen langsung mendongakkan kepalanya dan menghentikan langkahnya tepat disamping Devon. Terlihat disana 2 orang dewasa sedang menatap terkejut kearahnya dan Devon. Dan juga gadis Tunangan Devon yang kini memeluk wanita paruh baya disana. Queen sama sekali tak mengenal siapa kedua orang itu. Namun Queen teringat apa yang dikatakan Devon tadi. Queen langsung mengalihkan tatapannya kearah Devon dan menatapnya dengan tatapan tak percaya.
"Kamu masuklah kekamarmu dulu!" Suruh Devon sambil menyerahkan koper pada Queen. Queen hanya menatap ragu kearah Devon tanpa berniat mengambil alih kopernya dari tangan Devon. Devon tersenyum tipis.
"Masuklah dulu! Aku akan menemuimu nanti!" Ulang Devon menyuruh Queen. Queen menatap sejenak kedua Orangtua Devon yang masih menatapnya dengan tatapan tajam sekaligus bingung. Queen kembali menatap Devon yang masih tersenyum padanya. Queen menghembuskan napasnya pelan lalu mengambil alih kopernya dari tangan Devon dan membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan ruangan itu setelah sebelumnya membungkukkan badannya memberikan salam pada Orangtua Devon.
_____
Ify menatap Putranya dan gadis asing itu dengan tatapan sendu. Bagaimanapun juga Ify adalah seorang Ibu yang sangat menyayangi Putranya. Melihat tatapan yang Putranya berikan pada gadis itu entah mengapa membuat hati Ify sakit. Seperti dia telah melakukan sebuah kesalahan pada Putranya itu. Tatapan Ify masih mengikuti punggung gadis itu sampai menghilang dibalik pintu salah satu kamar di Rumah ini.
"Siapa gadis itu Devon?" Tanya Rio dengan tegas sambil menatap Putranya dengan tatapan tajam. Devon yang sejak tadi tatapannya terarah pada Queen langsung mengalihkan pandangannya pada sang Ayah. Dengan tenang Devon berjalan mendekati Orangtuanya dan langsung duduk didepan Orangtuanya.
"Adiknya temanku yang kebetulan sedang berlibur disini." Jawab Devon dengan tenang seolah apa yang telah dilakukannya sekarang tidaklah salah. Rio masih menatap tajam kearah Putranya seolah tak percaya dengan penjelasan Putranya.
"Apa yang sudah kamu katakan pada Orangtuaku sampai mereka masih menatapku dengan tatapan tak mempercayaiku seperti itu?" Tanya Devon sambil menatap tajam kearah Stella yang masih ada didalam pelukan Bundanya. Stella hanya diam saja sambil terus terisak. Devon sedikit mengalihkan pandangannya menatap Bundanya yang kini menenangkan Stella. Devon tersenyum lirih menatap pemandangan yang dilihatnya saat ini. Devon langsung beranjak dari duduknya.
"Kamar Ayah dan Bunda selalu dibersihkan. Jadi kalian bisa langsung memakainya jika kalian ingin menginap disini." Kata Devon membuat kedua Orangtuanya menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince Of Elder [#Sequel Love The Elder Princes]
Teen FictionKehidupan seorang Putra Mahkota yang harus mengikuti aturan Keluarga yang telah ditetapkan padanya. Ketika hatinya berkata tidak dan dia ingin mendapatkan yang dia inginkan. Akankah keinginan itu akan memunculkan keberanian dalam dirinya untuk menen...