Apa kau tahu mengapa aku sangat menyukai saat hujan turun?
Sebab ketika langit dipenuhi awan gelap dan ditemani udara dingin yang berhembus mendominasi seluruh penjuru bumi, aku tak merasa sendiri. Tidak barang sesekon.
Oh, bahkan gemericik hujan menjadi satu-satunya suara yang kusukai di muka bumi.Masa bodoh dengan rutukan-rutukan yang dilontarkan orang-orang di luar sana. Tidak. Memangnya kapan manusia tak pernah merutuk? Di musim seindah semi pun aku masih dapat mendengar satu dua rutukan kecil yang entah dari mana datangnya. Ah, maaf. Aku tak berniat untuk membicarakan hal itu sekarang. Rasanya tak pantas bagaimana aku mencaci mereka yang membenci hujan sedang aku sendiri tak begitu suka ketika matahari dengan angkuhnya membakar sebagian kulit tubuhku. Aku hanya ingin sekedar membagi tahu betapa aku menyukai musim hujan.
Aku ingat betul bagaimana hujan memberi sejumput luka pada hidupku, dan kau tahu? Hujan pula yang menemaniku hidup bersama luka yang terus menganga.
Saat itu hujan mengguyur langit senja. Tidak begitu deras, namun cukup membuat orang-orang kewalahan mencari tempat berteduh. Begitu pula denganku beserta ibu dan kedua adikku. Seharusnya kami bisa bermain di taman kota hingga petang menjelang. Saling berbagi tawa disela naik-turunnya jungkat-jungkit yang dimainkan, berseluncur ria dan berakhir dengan bergulung bersama diatas kolam pasir.
Namun, sepertinya semesta sedang turut merayakan nestapa kami. Tidak ada lagi tawa disela jungkat-jungkit, tidak dengan bermain di kolam pasir atau sekedar berlarian memutari taman. Kami hanya berdiri di teras pertokoan sembari menatap hujan yang terus mengguyur. Sesekali si Kecil akan mengangkat kedua tangannya dan menjulurkannya ke arah hujan, birai mungilnya seperti merapalkan sesuatu. Entah apa yang sebenarnya ia rapalkan, namun matanya jelas berkata bahwa ia mengutuk datangnya hujan sore ini. Aku tau ini terdengar kasar, tapi mungkin jika hujan tidak turun sore ini, ia, ibu dan kedua kakaknya masih bisa menikmati hangatnya senja dan riuh kekehan ceria di penghujung hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakable
RandomSelalu ada banyak kata yang tidak sempat diucapkan. Mau mendengarnya sedikit?