"Makasih, Pak!"
"Tuan, kembaliannya?!"
"Ambil aja, Pak!" sahutku pada sopir taksi yang mengantarku pagi ini.
Kantor baru semangat baru, kata orang kebanyakan begitu. Semangat sih semangat, tapi kalau sudah bangun kesiangan begini kenapa jadi kesal, ya? Tanpa menoleh lagi ke belakang, aku melesat menuju gedung kantor baruku, pokoknya cepat bergerak lalu absen!
"Pagi!" aku masih terus berjalan cepat sambil mengangguk sekilas pada petugas keamanan yang berjaga di depan lobi kantor. Rasanya ingin berlari saja, tapi malu ah. Kesannya kampungan. Haha, sudah terlambat masih saja sok. Aku memang seperti itu sih.
Pintu lift kedua di sebelah kanan lobi mulai bergerak menutup ketika aku masih berjarak kira-kira 50 meter dari situ, dari celah pintunya yang masih terbuka, aku tebak lift itu kosong, maklumlah sudah hampir jam masuk kantor. Jadi tak ada pilihan lain, aku harus lari! Satu, dua....
Sreeeeeeettt!
Berhasil! Tidak sia-sia lompatanku ke dalam lift, tepat pada waktunya, ah tapi kok..
"Ah.. anu, itu barusan aku sudah pencet lagi tombol bukanya kok, jadi kamu tenang saja. Hihi"
Astaga. Bukannya lift ini tadi kosong?
"Eh, aaa.. ya, m-makasih, tuu..an?"
"Jaejoong... Kamu? 'Yun-Yunho'? Benar ya, 'Yunho'? Karyawan baru? Kok masih pakai nametag?" jawab orang asing ini sambil tersenyum lembut. Matanya memicing membaca tulisan yang tertera di name tagku. Tunggu, memangnya siapa yang orang asing?
"B-benar. Saya Jung Yunho, tuan. Maaf saya terlambat, padahal masih baru..." ujarku pelan sambil membungkukkan badanku ke arahnya.
Kenapa, ya, tiba-tiba aku begitu hormat pada si Tuan Jaejoong ini. Auranya berkesan orang penting sih, apa boleh buat. Lagipula ia juga tak pakai jas kerja kantor. Mungkin beliau salah satu CEO di sini. Kalau benar begitu, sial sekali aku yang datang telat hari ini. Huhu..
Ah, siapa peduli sial jika orang macam ini menjadi CEO-mu. Mau tidak mau, tidak, aku memang sangat berniat untuk melirik memperhatikan sosoknya yang sedang asyik bersenandung lirih sambil menggoyangkan tubuhnya sedikit dari sudut mata sipitku ini.
Dia begitu rapi.. dan sangat menarik.. Caranya mengenakan kemeja warna krem pastel dengan motif mozaik, dan celana bahan hitamnya begitu pas, seolah pakaian itu melekat untuk tubuhnya saja. Tambah lagi sederetan gelang emas yang bertengger di pergelangan tangan kanannya. Pegawai biasa sepertiku bisa puasa makan enak selama setahun untuk membeli satu buahnya..
Siapa sebenarnya si tuan rapi yang jelita ini...
"Hei.. hei! Sedang mikirin apa? Sudah tak apa, terlambat sedikit itu biasa.. Lagipula kita berhenti di lantai yang sama, kamu santai saja, yah!" ujar Jaejoong seraya mengedipkan sebelah matanya padaku, matanya yang besar dan berbinar-binar. Apa karena efek cahaya lift yang benderang ini, ya?, "Tidak, tidak, memang asli kok.." lanturku tanpa berkedip menatap wajahnya yang bingung.
"Asli? Apanya, Yunho? Kamu masih ngantuk, yaaa?"
"Aaa.. ". Astaga. Bodoh, "Ah, iya, maksud saya...."
Tiiiiing!
Bunyi dentingan lift terdengar menggema di telingaku, mencekat kalimat gagap yang hendak meluncur dari bibirku yang lancang ini."Yay, sudah sampai, Yunho." pekikan Jaejoong semakin membuyarkan lanturanku. Sekali ini aku berterima kasih pada lift pintar ini, mungkin ia tahu aku gugup dengan tuan Jaejoong yang cantik ini.
Tanpa sadar napas lega meluncur dari mulutku. Aku memutuskan untuk diam. Daripada ketauan memikirkan yang tidak-tidak, dianggap bodoh lebih baik.
Aku menyandarkan punggungku di dinding lift yang dingin sembari menunggu pintu lift terbuka, mencoba memperhatikan torsonya yang agak kecil dari belakang. Pasti nyaman bisa memeluk pinggangnya dengan kedua lenganku yang kokoh ini. Haaah... Sebentar sekali waktuku bertemu dengan tuan ini, sayang sekali! Tapi tak apalah, selama kami ada di satu bangunan kantor tidak masalah bukan. Akan kukejar si tuan cantik satu ini, meski memandangnya dari jauh pun aku tak peduli!
Semangat, Jung Yunho! Hehehehe...
Sreeeeet!
Pintu lift terbuka lebar akhirnya, dengan berat hati kulepas Jaejoong melangkah keluar lebih dulu.."Waaah, lihat siapa ini yang datang terlambat, hmm?"
Tunggu.
Gawat.
Suara berat yang khas ini...
Siwon Sajangnim!Jadi aku dimarahi nih di hari pertama kerja? Tubuhku sedikit gemetar ketika kulihat sosok Siwon Sajangnim, si presiden direktur berjalan pelan menghampiri....
"Joongie sayang.. sudah kubilang jangan datang telat bukan? Sebentar lagi ada meeting dengan perusahaan desain digital dari Sapporo lho.."
Hah?
"Maaaaf, Siwooon~ Aku tadi bertemu dengan tuan pegawai baru ini! Kasihan dia.. tersesat menuju kantor, dan datang sedikiiiit terlambat!"
Senyum lebar tak pernah luntur dari bibir penuhnya yang berwarna pink lembut, entah alami atau tidak. Sebelah matanya mengedip cepat ke arahku, aku tidak tahu Siwon Sajangnim lihat atau tidak.
"Oh, sudahlah, tidak apa-apa. Kamu santai saja, ya, anak muda. Siapa namamu?"
Belum sempat Siwon Sajangnim memicing ke arah name tagku, si cantik menjawab, "Yunho! Namanya Yunho!"
"Aah.. oke, Yunho. Sekarang segera temui kepala bagianmu, dan laporan, ya. Selamat bekerja. Sudah, ayo, Joongie sweety! Jangan suka membuat tamu kita menunggu!"
Dan begitulah pagi itu. Aku termangu di depan pintu lift yang sudah menutup kembali tanpa suara, meninggalkan aku sendirian setelah mempertemukanku dengan sosok jelita yang sudah merebut detak jantungku.
Tuan Jaejoong berlalu bersama Siwon Sajangnim sembari mendekap bahunya erat. Beberapa meter mereka pergi, Tuan Jaejoong menolehkan kepalanya ke belakang, ke arahku sambil melemparkan senyumnya yang menjadi semangatku hari itu.
Sepertinya akan sulit buatku..
***YL610***
Brand new Yunjae story! Thanks for reading and voting. Yunjae loves you ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFT [Yunjae Love]
Fiksi PenggemarPeople falling love in mysterious way. So do we. Yunjae Love.