Keanu berfikir keras untuk mencerna semua cerita caca. Memang banyak hal yang belum di ketahui keanu tentang mereka."Ja..jadi vio suka sama gue?" tanya keanu, tentunya dengan rasa yang bercampur aduk.
"Iya lo bener."
"Tapi gue suka nya sama lo ca. Sejak mulai masuk sekolah bahkan sampai detik ini perasaan gue belum pudar. Bahkan waktu lo ngusir gue supaya duduk sama kenya pun gue masih suka sama lo ca. Mungkin bukan suka, tapi gue udah cinta."
Seketika mata caca membulat sempurna. Caca bingung hal apa yang sedang terjadi saat ini. Awalnya hanya ingin memperbaiki keadaan tapi menjadi sebaliknya. Keanu yang mengerti gerak-gerik caca yang kebingungan segera membuka mulut.
"Lo mau tanya apa alasan gue suka sama lo? Cinta nggak butuh alasan ca, cinta terlahir semau hati. Bisa hari pertama, jam pertama, atau bahkan detik pertama ketemu. Dan hal itu yang gue rasain saat gue ketemu lo. Nyaman, tenang, damai, dan rasa itu tumbuh sendiri tanpa gue suruh."
"Gue pun nggak tau kalo vio suka sama gue. Dia mau marah kalo kenyataan nya gue suka sama lo? Sini marah aja. Gue nggak peduli. Toh, cinta nggak bisa dipaksain. Gue juga nggak akan pernah desak lo buat jatuh cinta sama gue. Biar waktu yang ngejawab semua hal yang gue rasain, ca."
Keanu menumpahkan segala rasa yang telah ia tahan selama 3 tahun lamanya. Sedangkan caca hanya bingung ingin menjawab apa. Apa yang harus caca katakan? Bingung, panas dingin, cemas, dan takut. Itulah yang dirasan caca saat ini.
"Gue mau pulang." jawab caca datar
"Lo mau lari sama masalah lo ca? lo yakin? terus ngapain lo bawa gue kesini? Tujuan gue disini buat ngeyakinin lo kalo gue cinta sama lo."
"Gue mau pulang, keanu."
"Jawab caca!" jawab keanu dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Lo bilang cinta nggak perlu di paksa kan?kenapa sekarang lo malah maksa gue buat jawab apa yg lo omongin tadi? kata lo semua akan terjawab sama waktu, tapi kenapa lo nggak ngasih gue waktu buat ngejawab semuanya?"
"Gue mau pulang."
Dengan langkah yang cepat caca meninggalkan keanu yang masih diam membeku karena jawaban nya tadi.
***********
Pagi ini berbeda dengan biasanya, caca selalu memikirkan kejadian kemarin bersama keanu. Seharusnya, masalahnya dengan vio bisa terselesaikan pada waktu yang cepat. Tapi nampaknya perdebatan nya bersama keanu kemarin akan menambah masalah yang besar.
Dengan langkah gontai caca memasuki kelasnya. Ada pemandangan lain disana. Keanu sedang marah besar dengan wanita yang ada di depan nya. Yap, itu adalah vio. Dia terus memaki hingga vio bingung harus berkata apa.
"Lo suka sama gue?!"
"Mau marah karena gue suka sama caca?"
"Sini marah aja! Marah sekarang!"
"Hebat ya, gue jadi tumbal lo berdua buat berantem!"
"Nggak punya otak apa gimana, bocah!"
"KEANU!" teriak caca dari depan pintu kelasnya.
Caca bingung harus bagaimana. Tapi sekarang adalah waktu yang tepat untuk meminta maaf kepada vio. Dengan langkah yang sedikit demi sedikit makin mendekat di hadapan mereka berdua.
"Udah stop nu! vio ini perempuan dan lo nggak bisa kaya gini sama perempuan."
"Nih lo liat, orang yang lo benci bisa ngebela lo disaat kaya gini. Lo nggak punya hati atau gimana sih vi?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionRasa cinta dalam sebuah persahabatan memang menyakitkan. Ketika seharusnya kita sudah memiliki nya secara utuh, namun masih ada rasa yang canggung untuk mengatakan nya.