#AWILMU
"Rabu"Belajar PUEBI dengan santai? Kayak apa?
Ada yang bosan belajar PUEBI? Bolak sana balik sini dan ujung-ujungnya puyeng? Okay, aku akan berbagi pada kalian mengenai caraku belajar PUEBI tanpa buka PUEBI.
1. Perbanyak membaca karya orang
Pernah mendengar kalimat, "Pembicara yang baik adalah pendengar yang baik?" Sering, ya, apalagi yang berkecimpung di organisasi atau yang sering bergelut dengan public speaking. Nah, di dunia tulis-menulis juga ada istilah yang santer banget dari dulu. "Penulis yang sukses adalah pembaca yang ulet."(Ada kok yang tulisannya ancur-ancuran tapi diterbitkan 》 Wauw, itu gegara permintaan pasar. Tiap orang/instansi pastinya nyari untung. Kalo itu tulisan bisa mendatangkan untung bagi penerbit, why not?》 Pasalnya, kalian mau menjadi penulis yang karyanya banyak diterbitkan mayor atau penulis yang memberikan manfaat untuk orang lain? *pertanyaan tidak untuk dijawab.)
Nah, jadi kita bisa belajar PUEBI dan KBBI dari bacaan. Seperti surat kabar, majalah, buletin, dan buku-buku terbitan. Kalau boleh usul, jangan di wattpad. Kadang ada yang bingung tentang 'ini-itu' gegara penggunaan 'kata depan, misalnya' di tulisan si A beda dengan tulisan si B. Jangan jadikan tulisan yang belum terbit sebagai patokan-kecuali yang punya tulisan memang ahli di bidang literasi. Bacalah tulisan yang memang sudah melalui proses seleksi dan sudah ditangani editor. Kalau perlu, baca buku-buku non fiksi. Kali aja kita bisa membangkitkan novel-novel edukasi yang ditenggelamkan oleh permintaan pasar.
2. Tulis saja terus.
Belajar menulis seperti membentuk jalan di tengah hutan. Karena sering dilewati orang, akhirnya terbentuklah sebuah jalan. Nah, menulis juga seperti itu. Makin sering latihan menulis, insyaallah kualitas tulisan kita juga makin bagus. Syaratnya: sambil belajar teknik penulisan. Karena kalau cuma tulis, tulis, tulis, tapi nggak memperhatikan teknik penulisan dan tidak menambah kosa-kata, ya nggak maju-maju.Beberapa tahun lalu, saat aku belum tahu kalau tulisan ternyata seperti 'manusia', punya karakter; aku sering bingung. Tulisan si Anu dan si Beta sama-sama sad ending. Tapi kenapa aku sedih baca cerita Beta, tapi biasa aja baca cerita Anu. Ternyata, pemilihan diksinya beda. Dari mana kita mendapatkan diksi-diksi itu? Ya kembali ke point satu. Banyak baca, trus tulis, tulis, tulis.
~Good Luck~
KAMU SEDANG MEMBACA
AWILMU: ILMU KEPENULISAN
Non-Fictionmateri-materi yang di-share di AWI *Publish tiap hari Rabu.