PROLOG

29 4 1
                                    

"Kamu tau harapan yang kamu buat adalah duri untukku"
8/8

Sekolah yang aman dan tidak mengusik itu lah pertama kali yang dipikirkan neisya pada saat resmi menjadi seorang siswa SMA Ganesha, salah satu sekolah favorit dikotanya dengan dikelilingi orang-orang kaya dan otak yang tidak diragukan lagi. Dua tahun belakangan berjalan seperti yang dia inginkan tapi tidak dengan tahun ketiga semuanya hanya rencana. Takdir berkata lain, disinilah dia terjebak cerita cinta diakhir masa sekolah.

"Nei baca apaan dari tadi?" Vira yang merangkul neisya sambil melirik apa yang dibaca oleh neisya, Vira merupakan sahabat neisya semenjak pertama kali masuk SMA Ganesha, sebenarnya mereka sudah saling tau karena dulu satu SMP namun masih belum saling mengenal. Mereka dipertemukan saat pembagian kelas dan kebetulan mendapatkan kelas yang sama, akhirnya mereka menjadi teman sebangku hingga sekarang. Vira memiliki wajah yang manis serta pembawaan yang kalem, dia termasuk senior yang digandrungi oleh junior di SMA Ganesha.

"Woi! kantin yuk, ga denger apa bel udah bunyi, laparrr!" (Sambil menggebrak meja), kalau yang pembawaannya teriak-teriak ini namanya Nabel, sebenarnya nih anak cantik ditambah kulitnya putih kayak model-model gitu, tapi kelakuannya ampun udah kayak ketukar gender. paling anti kalau disuruh make up. Pernah waktu acara ulang tahun teman sekelas, dia pakai baju gamis terus dia bilang punya nenek nya waktu masih muda, WTH! astaga ini ga habis pikir sih, untung cantik banget orangnya kan. Jadi, ya ga masalah banget sih asal dia nyaman aja.

"Lo udah belum Nei?" kalau yang ini namanya Billa. Diantara mereka berempat Billa adalah orang yang paling centil, walupun centil Billa termasuk cewek yang anggun. Dia juga yang udah punya pacar diantara mereka, pacarnya teman sekelas.

"Yaudah, ayo!" jawab neisya.

Seperti biasanya suasana kantin yang selalu ramai, suasana yang sebenarnya tidak disukai oleh neisya.

"Kalian pesan apa?" tanya billa

"Samain aja bil, cabe sama kecap nya dibawa aja kesini" jawab nabel

"Nei, siapa deh senior yang waktu itu pernah nyusulin lo kerumah sakit?" Billa mengerutkan dahi, mencoba mengingat kembali nama senior yang ditanya

"Kevin kan nei, bener ngga sih? Yang nyamperin jam 2 subuh gara-gara lo belum makan?" Sahut vira

"Makin ganteng loh nei, waktu itu gue liat dia sama teman-teman kampusnya di cafe suntter. Ga pernah kontakan lagi lo sama dia?" Billa menatap lurus neisya dengan tatapan penuh tanya

"Yaelah kayak ga kenal neisya aja lo bil, jangankan kontakan, nomor dia aja sampai ganti berapa kali gara-gara ga mau digangguin cowo" tukas vira yang tau betul kebiasaan neisya

Neisya mengangguk membenarkan perkataan yang keluar dari mulut vira. Vira tau benar kalau masalah neisya yang bersangkutan dengan cowok karena neisya kadang-kadang kalau udah bosen sama mata pelajaran kerjaannya curhat ga putus-putus.Kadang vira kesal sendiri karena mereka duduk paling depan dan neisya malah asik curhat yang ujung-ujungnya diliatin sama guru yang sedang mengajar, masih untung kan ga dikeluarin dari kelas.

"Gue males ngomongin cowok, dua tahun jomblo udah bikin gue tenang jadi masih ga kepikiran buat kesana" jelas neisya sambil mengetok-ngetokan jarinya ke atas meja

"Nei, memang lo sama gian ga ada perkembangan gitu?" Tanya nabel

Mendengar nama Gian, membuat neisya bingung. Gian antama putra atau yang biasa dipanggil gian. Cowok yang duduk dikelas Ipa 2 bersama dengan neisya dan teman-temannya. Memiliki tinggi 171 cm, hidung mancung, alis tebal, bibir kecil, anaknya badboy gitu, kalau udah kelas kosong paling suka gangguin teman sekelas sama kedua sahabatnya tapi gian ga pernah ganguin gadis yang bernama Neisya rahma azzahra atau yang biasa dipanggil nei. Beda dengan kedua sahabatnya, ga ada kata sehari aja buat ga gangguin nei, udah didiemin dimarahin tetap aja tu dua orang ga berhenti gangguin nei, lain halnya dengan gian, dia cuma liatin aja kalau nei digangguin atau digodain sama kedua sahabatnya. Itu yang membuat hubungan nei dan gian membingungkan. Padahal mereka pernah jalan bareng, makan bareng, bahkan pulang sekolah pernah bareng. Mereka sering bareng tapi hubungan mereka makin kesini makin ga jelas.

KELIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang