They... 1

15 1 0
                                    

Bel istirahat membuat seluruh anak SMA Jayadharta berhamburan keluar kelas untuk menuju kantin dan mengisi perut mereka.

Lena berjalan santai menuju perpustakaan, melewati anak-anak seumurannya yang saling bercengkrama sambil memakan makanan yang dibeli di kantin sekolah.

"Kamu gak jajan?" Tanya Bu Astri, penjaga perpustakaan ketika Lena mengisi buku pengunjung perpustakaan. Lena hanya menggeleng sambil tersenyum. Bu Astri tidak melanjutkan pertanyaannya, Lena pun memasuki perpustakaan.

Lena mencari buku yang ingin ia baca, lalu menuju tempat duduk yang sudah disediakan oleh perpustakaan sekolah.

Lima belas menit berlalu, dan selama itu pula waktu istirahat berlangsung. Mendengar bel usai istirahat berbunyi, Lena segera mengembalikan buku-buku perpustakaan dan keluar dari perpustakaan.

Hampir semua anak-anak SMA Jayadharta berlarian dikoridor untuk menuju kelas masing-masing. Lena hanya berjalan santai seolah bel usainya istirahat masih lama untuk waktunya berbunyi.

Bruk

"Aw..." Pekik Lena ketika dirinya terduduk diubin sekolah.

"Maaf, lo gak apa-apa?" Tanya sosok yang menabrak Lena sambil mengulurkan tangannya. Lena hanya menggelengkan kepala dan berusaha untuk berdiri tanpa menerima uluran tangan sosok itu.

"Le, ayo cepet. Kalo telat masuk nanti dikeluarin." Sosok satunya lagi menarik lengan baju sosok yang dipanggil 'Le' itu.

"Maaf ya, gue pergi dulu." Sosok itu pergi meninggalkan Lena yang sudah kembali berdiri sambil ditarik-tarik oleh temannya.

***

"Dari mana saja kamu? Kok baru masuk?" Seorang wanita berumur sekitar empat puluh tahunan duduk rapi disinggasananya. Panggil saja dengan sebutan 'Bu Latih'.

"Maaf bu, saya tadi ke toilet sebentar." Bohong Lena. Bu Latih hanya mengangguk paham tanpa curiga sedikitpun lalu menyuruh Lena untuk duduk ditempatnya.

Hanya membaca novel yang Lena lakukan ketika Bu Latih menjelaskan materi di depan kelas. Bagi Lena, mendengarkan guru didepan adalah hal yang sangat membosankan. Lena tak memiliki teman yang bisa ia ajak bicara. Dan membaca adalah cara untuk menghilangkan rasa bosannya.

Membaca, membaca, dan terus membaca. Hanya itu yang Lena lakukan walaupun ia sadar bahwa sudah berganti mata pelajaran. Ia tidak peduli dengan guru yang menjelaskan didepan selama guru itu tidak menegur Lena karena tidak memperhatikan, ia juga tak peduli jika ada tugas.

Sampai bel pulang berbunyi, Lena segera merapikan buku nya dan berjalan santai di koridor sekolah. Menuju gerbang dan menunggu angkutan umum yang akan mengantaranya ke kafe langganan dekat rumahnya.

Ketika sampai di kafe, ternyata disana penuh. Hanya menyisakan satu tempat duduk yang saling berhadapan. Tanpa ragu, Lena memasuki kafe dan segera duduk ditempat yang tersisa.

"Gue... gak apa-apa kan duduk disini?" Tanya Lena ketika sosok dihadapannya sedang memainkan ponselnya. Sosok itu mendongakkan kepala.
Betapa terkejutnya Lena ketika mendapati sosok yang tadi menabraknya.

"Lo yang tadi gue tabrak kan?" Sosok yang dipanggil 'Le' itu tak kalah terkejut ketika melihat Lena. "Maaf ya, tadi temen gue maksa banget buat cepet-cepet masuk kelas." Lena hanya menganggukan kepalanya.

Seorang pelayan pun menghampiri mereka.
"Permisi, mau pesan apa kak?"

"Saya seperti biasa saja." Ujar Lena, pelayan pun mengerti maksud Lena karena sudah sering melayani Lena.

Pelayan pun pergi tanpa menanyai sosok yang ada dihadapan Lena karena sudah memesan terlebih dahulu.

"Eh kenalin, nama gue Galeo." Sambil tersenyum, sosok itu mengulurkan tangannya minta dijabat.

"Gue Lena." Lena membalas dengan sedikit senyuman yang jarang ia tampakkan tanpa membalas uluran tangan Galeo. Dengan sedikit rasa malu, Galeo menarik uluran tangannya kembali.

"Lo udah langganan ya disini?"
Tanya Galeo membuka topik pembicaraan. Lena hanya mengangguk mengiyakan. "Kok cuma ngangguk sih? Bilang gini dong 'Tau dari mana lo?'. Tanya gitu dong." Paksa Galeo seperti anak kecil, Lena menatap aneh Galeo. "Ayo ayo, bilang." Paksa Galeo lagi, tak sabaran.

Karena terpaksa, akhirnya Lena pun bertanya dengan kalimat yang sudah Galeo ucapkan "Tau dari mana lo?"

"Gue tau karena tadi mbaknya ngerti pesenan lo walaupun lo cuma bilang 'Saya seperti biasa saja." Lena membulatkan bibirnya membentuk huruf 'o', sok terkejut mendengar jawaban Galeo.

Kok dia sok deket banget sama gue sih? Batin Lena aneh.

Keheningan terjadi diantara mereka setelah Galeo memaksa hal aneh untuk Lena lakukan. Galeo sudah terlanjur malu dengan kejadian tadi yang sekarang membuatnya diam dan memilih memainkan ponselnya kembali. Sedangkan Lena hanya melihat keramaian diluar kafe melalui jendela kafe.

Semuanya berlangsung sampai Lena memutuskan untuk pulang karena matahari sudah hampir tenggelem. Lena mulai berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Galeo ketika melihat Lena berdiri dan beranjak pergi.

"Mau pulang." Lena berjalan menuju kasir.

"Minumannya udah dibayar, lo gak perlu bayar lagi." Teriak Galeo yang sempat membuat mata para pengunjung kafe melihat kearah mereka. Teriakan itu berhasil membuat Lena memutar badannya dan melihat kearah Galeo.

Dengan mengangkat satu alisnya, Lena bertanya "dibayar sama siapa?"

"Lo gak perlu tau!" Lena berbalik badan, tidak peduli dengan jawaban Galeo. Ia menuju kasir untuk bertanya.

"Permisi, apa benarvminuman saya sudah dibayar?" Tanya Lena kepada seorang yang bertugas menjaga kasir. Petugas itu menganggukan kepala "sudah dibayar sama mas itu." Petugas itu menunjuk orang yang tadi duduk berseberangan dengannya. Ya, Galeo. Lena ikut melihat arah ibu jari petugas itu menunjuk dan dia cukup terkejut.

Berusaha tak peduli, Lena meninggalkan kafe. Tanpa Lena sadari, sedari tadi ia diikuti oleh Galeo dari belakang yang berniat mengantarnya pulang meski dari jarak jauh.




They...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang