They... 3

13 1 0
                                    

Ingin kabur tetapi Lena tidak bisa.

Bagaimana bisa Galeo sudah ada di ruang tamu rumahnya dan sedang mengobrol dengan kedua orang tuanya.

"Lena, ayo cepet berangkat. Teman kamu sudah nungguin dari tadi." Tangan bunda Lena mengajak Lena yang masih berdiri di anak tangga untuk mendekat.

Lena mendekat kepada tiga orang yang menunggunya di ruang tamu dan menatap Galeo dengan tatapan sarkastis ketika sudah benar-benar berada di ruang tamu.

Ngapain coba ini orang disini. Gue kira gue bisa kabur dari dia dan berangkat ke sekolah sendiri.

"Makan dulu ya, baru berangkat." Ajak ayah Lena.

"Lena bawa roti aja, bunda." Bunda Lena hanya mengangguk dan segera menuju dapur.

Beberapa menit kemudian ibu Lena membawakan dua buah kotak bekal.

"Ini nak Galeo" Bunda Lena menyodorkan dua kotak bekal untuk Galeo dan Lena yang sudah berdiri berdampingan.

"Terima kasih tan, tapi saya udah makan dirumah." Tolak Galeo sopan.

"Sudah terima aja. Ini untuk makan siang dan bentuk terima kasih tante karena sudah mau mengajak Lena berangkat sekolah bareng." Galeo akhirnya menerima kotak bekal itu, Lena pun juga.

Pada akhirnya mereka berdua berangkat sekolah bersama, Lena masih tak suka dengan Galeo karena menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama.

"Heh, lo tuh ngapain coba nyamper gue buat berangkat bareng?" Semprot Lena, masih dengan rasa kesalnya.

"Ya suka-suka gue lah, kita kan tetangga. Masa sok gak saling kenal." Balas Galeo.

"Tau ah, serah lo." Lena berjalan lebih cepat, berusaha menjaga jarak dengan Galeo.

Galeo mengikuti langkah cepat Lena dengan santai "Len, besok kan sabtu. Jalan yuk."

"Ogah, mending gue males-malesan di kasur." Lena semakin mempercepat langkahnya, begitu juga dengan Galeo.

"Ayo dong, temenin gue. Gue ada tugas buat ngulas buku. Gue gak punya buku." Paksa Galeo lagi.

"Emang itu urusan gue?" Lena membalas tanpa melihat Galeo sedikit pun.

"Ya enggak sih, tapi temenin gue beli buku dong. Kalo boleh sekalian aja lo pinjemin gue buku lo biar gue hemat dan bisa berkunjung ke rumah lo lagi." Galeo membuat Lena semakin kesal. Dalam hati, Lena ingin sekali memukul bahu Galeo.

"Ngancem gue lo?" Tanya Lena sarkastis.

"Enggak tuh. Tapi kalo lo gak mau nemenin gue juga gak apa-apa." Galeo berhasil membuat Lena sedikit senang.

Bagus, akhirnya ini orang nyerah juga. Senang Lena dalam hati.

"Tapi gue bakal main kerumah lo dan bilang sama orang tua lo kalo kita ada kerja kelompok." Seketika kesenangan Lena sirna begitu saja ketika mendengar lanjutan dari ucapan Galeo.

"Bodo, serah lo." Lena yang mood nya sudah sangat buruk pun akhirnya mendiamkan Galeo. Sedangkan Galeo masih terus memaksa memgajak Lena bicara.

***

Mereka berdua berpisah di koridor sekolah karena berbeda kelas, membuat Lena senang karena sudah tidak mendengar ocehan yang membosankan dari mulut seorang Galeo. Jika saja Galeo masih terus mengoceh disampingnya saat ini, Lena bisa saja memukul mulut Galeo agar cowok itu diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

They...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang