Prolog

14 1 0
                                    

Galva menundukkan sedikit tubuhnya untuk memperhatikan apa yang sedang ditulis oleh Kaia.

"Nulis apa?"tanya Galva.

"Hah?" "Aduh.."

"Ssshh..sakit bego!"ringis Galva saat keningnya terantuk dengan kepala belakang Kaia. Ia pun mengelus keningnya yang lumayan berdenyut.

Kaia pun mengelus bagian kepala belakangnya sendiri dan menoleh menatap Galva dengan tajam.

"Ya salah lo sendiri kenapa dibelakang gue gitu! Lo nya juga datang tiba-tiba, gue kan kaget!"pekik Kaia tidak terima jika dirinya dikatai 'bego'.

Kaia sedang serius saat menyalin catatan milik temannya kebukunya sendiri karna catatannya tidak lengkap. Awalnya ia hanya sendiri di dapur karena Galva tadinya masih berada didalam kamar. Tetapi tiba-tiba saja, pria itu bersuara tepat dibelakangnya dan Kaia tidak menduga jika Galva menundukkan kepalanya persis dibelakang kepala Kaia. Dan saat pria itu bersuara jelas saja Kaia terkejut dan akhirnya tidak bisa menghindari kejadian yang baru saja terjadi.

"Kan lo bisa gak usah mundurin kepala lo!"

"Ya namanya juga gue kaget!"gerutu Kaia dengan bibir yang maju beberapa centi.

'Shit! Itu bibir emang diciptain untuk ngegoda gue atau gimana?!'maki Galva didalam batinnya ketika melihat bibir Kaia.

Sedangkan Kaia masih sibuk menggerutu tidak menyadari jika kini Galva menatapnya dengan intens.

"Itu kode minta dicium?"tanya Galva dengan suara rendah.

Setan pun tau jika dia tidak dapat menahan diri lebih lama lagi melihat bagaimana bibirnya Kaia seolah-olah memang minta dicium olehnya.

"Hah?" Kaia menatap Galva dengan bingung.

"Cukup!"

Dan detik berikutnya tanpa diduga oleh Kaia, bibir Galva sudah mendarat diatas bibirnya. Pria itu menciumnya dengan begitu menggebu-gebu. Saking terkejutnya Kaia hanya mampu terdiam tidak tau harus melakukan apa karena ciuman Galva yang sangat mendadak. Dan jantungnya pun berdetak tidak karuan ketika mata lelaki itu menatapnya dengan mata menggelap dan ntah kenapa Kaia seperti terhipnotis untuk membalas ciuman Galva.

Galva menangkup wajahnya dengan kedua tangan kokoh dan hangat pria itu, pria itu terus menciumnya sampai-sampai Kaia terbuai oleh ciuman itu dan mulai memejamkan matanya. Galva yang melihat itupun tersenyum penuh kemenangan disela-sela ciumannya. Ia semakin memperdalam ciumannya dan menekan tengkuk Kaia. Kaia terkesiap ketiga Galva tiba-tiba menggigit bibirnya pelan membuatnya mendesah.

Setelah beberapa menit ciuman panas itu berlangsung, Kaia akhirnya tersadar. Ia membuka matanya dan memegang tangan Galva yang entah sejak kapan sudah membuka dua kancing kemejanya. Ia memundurkan wajahnya dan menghentikan ciuman panas tersebut.

"Cukup Gal"lirih Kaia menatap Galva yang kini terdiam.

Galva menghembuskan nafasnya kasar dan mengusap wajahnya. Ia hampir saja kehilangan kendali, pengaruh Kaia begitu besar untuk dirinya dan juga sangat berbahaya terutama saat gadis itu mendesah karena dirinya. Tangannya mengusap bibir bawah Kaia dengan lembut.

"Jangan sampai ada cowok lain yang mencium lo kayak gue mencium lo Ya. Bibir lo, punya gue"ucap Galva dengan suara rendah.

*~*~*~*

Tes tes...
Hanya percobaan😄

6 November 2018
Terumbukarang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang