[Dua]

1K 13 0
                                    


Belakangan ini Ibu nampak makin bahagia. Dia seringkali membaca sesuatu di layar smartphone nya sambil tersenyum-senyum. Apakah Ibu tersenyum karena barang jualannya laris manis? Sepertinya bukan karena itu. Karena yang kulihat, senyum Ibu kali ini sedikit berbeda dengan senyum-senyum yang sebelumnya.

Senyuman Ibu belakangan ini mengingatkanku pada Kak Rena, tetangga sebelah yang kelas 3 SMP. Setiap lewat di depan rumahnya aku selalu melihatnya di duduk di teras sambil tersenyum-senyum di depan smartphone-nya. Entah kenapa, senyum mereka terkesan mirip.

Beberapa kali aku menanyakan hal itu kepada Ibu

"Ibu, kenapa Ibu selalu tersenyum-senyum melihat hp Ibu?"

Ibu hanya menjawab dengan --lagi-lagi-- sambil senyam senyum "Ah tidak kenapa-kenapa Nak. Ibu hanya senang. Kamu senang kan kalau Ibu senang?"

"Iya" aku mengangguk meski dengan perasaan yang masih bingung. Ibu lalu mengusap kepalaku dengan lembut.

Mungkin sebaiknya kutanyakan kepada Rena, pikirku, sepertinya dia bisa berikan jawaban yang lebih baik.

Sore itu setelah bermain layangan bersama teman-teman, sebelum pulang aku sengaja mampir ke rumah Kak Rena. Kak Rena seperti biasa sibuk dengan smartphone nya sambil senyam-senyum. Iseng-iseng aku berdiri di dekat pundaknya. Berusaha mengintip apa yang ada di layar smartphone nya itu.

"Apaan sih?" kata Kak Rena sambil mengelakkan bahu dan menyembunyikan tampilan layarnya sebelum sempat kulihat.

"Pelit amat sih. Cuma mau tahu apa sih yang lucu sampai bikin Kak Rena senyam-senyum begitu" kataku merengut.

"Anak kecil mau tahu aja. Sana main layangan. Ganggu orang lagi pacaran aja" katanya sambil mendorong tubuhku dengan keras.

"Emangnya kalau senyam senyum di handphone itu artinya lagi pacaran ya?" tanyaku makin penasaran

"Hmm... gak mesti juga sih. Tapi biasanya begitu. Emang kamu punya handphone? Emang kamu punya pacar? Kepo banget" jawab Kak Rena jutek seperti biasa.

"Enggak" aku menggeleng untuk kedua pertanyaan itu. Aku memang tidak punya handphone. Meskipun aku tahu cara pakainya sedikit-sedikit. Kalau pacar? Aku malah bingung pacar itu sebenarnya apa.

"Emang pacar itu apa?" tanyaku seketika pada Kak Rena

"Waduh anak kecil kepo bener nih. Pacar itu orang yang kamu suka. Yah... kurang lebih begitulah"

Orang yang aku suka? Aku teringat pada Melissa kakak kelas 4 yang rambutnya selalu dia kucir dua. Sepertinya aku suka sama dia. Apa begitu yah yang namanya pacar? Apa berarti Ibu punya pacar? Perasaanku tiba-tiba menjadi aneh.

======

"Ibu punya pacar ya?" tanyaku begitu saja pada Ibu saat makan malam.

Ibu terperanjat kaget sampai sendoknya terlepas. Aku heran kenapa reaksi Ibu sekaget itu. Tapi Ibu bisa segera menguasai diri. Sambil menarik nafas dalam, dia seperti akan menjelaskan sesuatu yang rumit kepadaku.

"Jadi begini, Sayang... Ibu punya yah... teman. Nanti Ibu kenalkan ke kamu. Dia orang Inggris", kata Ibu dengan mata yang berbinar-binar.

Aku terdiam lama. Teman? Apa maksudnya pacar? Orang Inggris? Dua hal ini terlalu rumit untuk kucerna.

"Memangnya Ibu kenal dia di mana? Ibu bisa bahasa Inggris?" tanyaku heran, membuat Ibu tersenyum maklum.

"Sekarangsemua orang bisa berbahasa Inggris, Sayang. Pakai Google Translate. Kamu juga bisa, nanti Ibu ajari. Orang itu Ibukenal dari Facebook" kata Ibu sambil mengusap kepalaku.    

Senyum Rahasia IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang