Senja mulai meyelimuti langit biru. Membuatnya terlihat jingga kemerahan di ufuk barat, sangat indah. Matahari yang turun secara perlahan kini membuat sekitarnya semakin jinga dan cepat atau lambat menjadi gelap. Orang-orang mulai membereskan tikar santainya, bersiap untuk pulang. Tidak berniat menikmati sunset yang indah sore itu. Pedagang di sekitar pantai mulai menyalakan lampu-lampu kiosnya. Tanda malam akan segera datang. Namun, tunggu dulu, malam tidak akan datang secepat itu. Senjalah yang akan merajai langit beberapa saat kedepan. Dan dibawah langit yang senja... salalu ada kesenangan dan kesedihan bisa terjadi.
Senja yang indah. Turis lokal dan manca negara yang sengaja datang untuk menikmati senja dari tadi telah asik mengarahkan kameranya kepada sang pemilik senja. Cahayanya yang jingga tidak menyilaukan mata. Beberapa lainnya hanya duduk menikmati. Bercengkrama bersama teman, sahabat, pasangan dan keluarga. Senja begitu indah bagi mereka.
Senja yang indah. Membuat setiap orang yang sedang lara hati akan merasa dipeluk olehnya. Sakit yang menusuk hati sedikit terobati. Ini adalah senja, Membuatmu menginggat kesedihan namun merasa sepeti dipeluk olehnya.
Seorang gadis duduk sendirian memeluk lulutnya. Semakin turun sang pemilik senja semakin erat ia memelk lututunya. Pandangannya lurus meneliti cahaya jingga ufuk barat. Hatinya tidak sedang patah. Namun... ia sedang merindu. Cahaya jingga yang indah kini mengingatkannya pada masa lalu. Masa dimana ia jatuh cinta untuk pertama kalinya. Masa dimana ia memulai kisah cinta monyet (atau mungkin juga tidak) dengan seseorang yang bahakan sampai saat ini tidak pernah mampu ia lupakan. Setelah 7 tahun lamanya. Ia masih mencinta dan merindu.
****
YOU ARE READING
RINDU
RomanceRindu... Entahlah... Rasa ini terlalu berat untukku Rasa rindu yang teramat sangat Rindu kepadamu yang bahkan tak pantas lagi aku rindukan Maafkan aku yang masih merindukanmu Aku tau aku salah merindukanmu Aku tau aku tak berhak Tapi aku mohon Ijink...