Love Is You (M)

926 92 24
                                    

Love Is You

By : Kurakura

-----------------

Kongpob bangun dengan badan penuh peluh, mimpi itu datang lagi. Mimpi mendebarkan sekaligus melelahkan. Dia menyingkap selimutnya dan memeriksa celananya. Basah. Ini adalah mimpi kesekiannya dengan orang yang sama, dia bahkan sampai mengingat detail tubuh pria yang selalu mengerang di bawahnya. Ya, pria. Tidak usah kaget begitu, biasa saja. Awal dia bermimpi pun dia kaget kenapa bisa dengan seorang pria, namun semakin sering, mimpi itu rasanya semakin natural dan nikmat, bahkan jika dia diberi kesempatan untuk memilih dengan siapa dia bermimpi panas maka dengan yakin dia memilih pria manis yang tak pernah gagal memuaskannya dalam tidurnya itu.

Dia bergegas mandi dan segera menuju kampus, sebab hari ini ada kelas pagi.

"Kong, kau kemana saja? Kelas akan segera di mulai."

"Lalu kenapa kau masih di sini?"

"Tentu saja menunggumu, ayo cepat masuk."

"Menungguku atau menunggu tugasku untuk kau catat?" Pria yang menunggunya itu hanya tersenyum dan menarik tangannya.

Mendadak kongpob menghentikan langkahnya, ketika seorang pria melintas dihadapan mereka. Kong tidak bisa mengedipkan matanya. Pria itu nyata sama persis seperti pria yang dia kurung dalam pelukannya tadi malam.

"Kong, ayoo kenapa berhenti?"

"Itu siapa Em?"

Em yang sejak tadi menarik tangan kongpob mengikuti padangan mata kongpob dan menemukan pria manis yang kini sedang tertawa dengan teman-temannya. Napasnya tertahan sembentar pelan-pelan dihembuskannya kemudian menjawab santai.

"Itu P'Arthit kong, kenapa?"

"Dia manis!" Em hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar kong mengucapkan kata pujian dengan mata yang tak mau lepas dari Arthit, dia seolah ingin menerkam pria itu.

"Apa-apaan Kong! Dia itu pria dan berhenti memandangnya seolah kau akan menelanjanginya." Kong tersentak dari sekian banyak kata yang dia dengar hanya kata 'menelanjanginya' ya dia menginginkan itu. Sangat. Apa rasanya akan sehebat saat dia ada dalam mimpinya? .

Em tak sabar lagi, buru-buru dia menarik kongpob dengan kekuatan penuh. Kongpob hanya iklas diseret paksa oleh Em, sebab jika dia berlama-lama di sini dia juga tidak menjamin dirinya tidak akan berlari ke arah Arthit dan merobek pakaiannya. Serius pemuda itu 1000x lebih indah jika tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Ah bukan 1000x jutaan kali.

Kongpob tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajarannya, sejak tadi pikirannya di isi oleh Arthit yang melintas di hadapannya, Arthit yang tertawa lepas bersama teman-temannya, Arthit yang memerah saat dia melucuti pakaiannya, arthit yang mengerang ketika dia mencumbui setiap inci tubuhnya, Arthit yang memohon ketika Kongpob sering kali menggodanya dalam mimpi-mimpi panas mereka. Ah kelamin Kongpob berdenyut hanya karena ia memikirkan aktifitas yang mereka lakukan di mimpi. Dia tak bisa menahan lagi. Dia butuh pelepasan. Pakai tangan pun tak masalah. Dia segera berdiri dan memohon ijin pada dosen di depannya, berpura-pura sakit perut.

Dia berlari ke toilet, ingin rasanya cepat-cepat masuk kedalam bilik kamar mandi. Melepaskan celanaya lalu memanjakaan juniornya yang sejak tadi berontak dengan membayangkan tubuh telanjang Arthit tentu saja. Namun sebelum dia menerobos masuk ke salah satu bilik dia menemukan Arthit sedang membasuh tangannya.

Kongpob tidak tau harus bersikap seperti apa, dia ingin menyapa tapi mereka sama sekali tak pernah saling mengenal namun untuk melewatkannya begitu saja pun dia tidak mampu. Jadi kongpob hanya berdiri memandangin punggung arthit dan sesekali melirik wajah pria kesayangannya itu lewat kaca.

Valentine FanfictionsWhere stories live. Discover now