BREAK

280 18 3
                                    

Kalian tahu apa yang aku fikirkan selama dua jam ini.
dengan menghabiskn tiga gelas minuman demi menunggu seseorang.
Aku mulai berfikir bahwa aku benar-benar membodohi diriku sendiri.Aku masih sabar dan setia menunggu walau ini bukanlah pertama kalinya aku menunggu seseorang selama itu,sudah tiga kali dia melakukannya selang enam hulan terakhir tapi,hari ini dia sendiri yang menghubungiku dan meminta bertemu setelah dua minggu tanpa kabar.telpon dan pesanku sama sekali tidak ada balasan
Aku fikir dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya,tapi dua hari yang lalu aku bertemu Rehan sahabat Brian dan bilang kalau kekasihku itu mengambil cuti selama seminggu dengan alasan kepentingan keluarga.
Aku mulai berfikir kepentingan apa yang begitu mendesak bahkan aku yang kekasihnya saja tidak tahu.Bahkan saat kutelpon kak Andien kakak Brian dia juga bilang tidak tahu.

Tringgggg....

Suara pintu cafe yang terbuka menarik perhatianku,dipintu masuk aku lihat seseorang yang aku tunggu sudah datang.Brian berjalan kearahku dan duduk dihadapanku
Raut wajahnya entahlah sulit aku artikan

"Kau sudah pesan makanan?" Bahkan dia tidak menanyakan kabarku dan berapa lama aku menunggunya,apa yang sedang kau fikirkan Brian
"Aku lapar jadi kita makan dulu baru bicara"
"Apa kabarmu?"tanyaku tanpa basa basi dan dia terlihat acuh tak acuh
"Aku baik dan aku sibuk banyak pekerjaan yang harus diselesaikan jadi aku lupa mengabarimu"hanya itukah alasanmu.Kau sangat pandai berbohong,Brian bahkan aku melihat jelas dimatamu ada yang kau sembunyikan.apa ini semua berkaitan dengan kejadian dua bulan lalu.akan aku tanyakan nanti
Setelah pesanan datang kami makan dalam diam bahkan hingga kami selesai makan dia masih diam.
Selama perjalanan didalam mobil sampai kami tiba dirumahku tak ada pembicaraan lagi.
"Sampaikan salamku pada orangtuamu aku tidak bisa mampir karena masih banyak pekerjaan,bye"
"Ya..."

Dengan lesu aku masuk kedalam rumah,kulihat ayah sedang santai menonton acara tv diruang keluarga.
Aku memeluk ayah dari belakang dan dia nampak terkejut,aku memang suka bermanja-manja dengannya.
"Kau sudah pulang,bagaimana pertemuan kalian?"
"Membosankan!dan....sepertinya aku akan menerima tawaran ayah?"
"Benarkah!...itu bagus,nanti ayah akan hubungi pak wira dan mengundang keluarganya makan malam dirumah"
Kalian tahu,seminggu yang lalu ayah mengajakku dan mama keacara pernikahan rekan bisnisnya namanya pak wiranata kusuma yang memiliki dua anak laki-laki dan perempuan dan yang menikah anaknya yang pertama mbak Dea.
Dan ketika aku menyalami pak Wira dan istrinya,dia bilang kalau ingin meminangku jadi menantunya seketika aku meringis membayangkan ayahku yang langsung menyetujuinya ingin menjodohkan aku dan anak laki-laki pak Wira yang bernama Angga,dia cukup tampan dan mapan pastinya.bahkan perkenalan kami yang pertama itu kami langsung akrab.
Dan melihat bagaimana kisah asmaraku yang sudah berjalan tiga tahun tanpa tujun pasti.tapi semenjak enam bulan lalu mulai merenggang aku tahu ada yang salah dengan hubungan kami.
Dimulai saat Abrian pradipta naik jabatan sebagai General Manager,dia mulai sibuk ini sibuk itu rapat ini dan itu.waktu pertemuan kamipun semakin jarang setiap aku menghubunginya hanya dibalas ya dan tidak dan tentunya banyak alasan yang membuatnya sulit untuk sekedar menghubungiku.
Bahkan sahabatku Nina pernah bertemu dengan Brian dibali dengan seorang wanita dan ketika aku tanya dia bilang itu assistennya yang menemaninya bertemu klien,aku masih percaya.
Dan kedua kalinya Nina kembali bertemu mereka dimall saat weekend dan lagi lagi Brian hanya bilang dia meminta Rosi untuk membeli hadiah buat kliennya,lalu kenapa dia tidak meminta pendapatku bahkan aku yang berstatus kekasihnya.saat itulah keyakinanku semakin bertambah dengan aku yang bertemu mereka langsung diapartemant Abrian dua bulan lalu.
Pukul delapan pagi aku sampai didepan pintu apartemantnya saat akan menekan bel,pintu sudah terbuka terlebih dahulu terlihat Rosi keluar dan terkejut melihatku dia nampak gugup dan salah tingkah.

"Ohhh hai .... Hanna,aku cuma nganterin dokumen yang kebawa sama aku kemarin,takut pak Brian nyariin jadi baru aku antar sekarang" jelasnya dengan nada yang terburu buru.
"Hanna..." Brian muncul dengan dengan wajah seperti baru bangun tidur sama seperti penampilan Rosi yang terlihat kurang rapi dan tentu sama terkejutnya
"Kalau begitu aku balik dulu pak Brian dan Hanna"
Selepas Rosi pergi kami masuk kedalam tampak ruang tamu berantakan bantal dan selimut berserakan hingga kedapur Brian masih mengikutiku.kutaruh makanan yang kubawa dimeja dapur.
"Makanlah,tadi pagi aku masak banyak" dia memelukku dari belakang menyandarkan kepalanya diatas bahuku. 'Aroma ini' tanganku terkepal menahan gejolak.
"Kau sudah makan?kalau belum ayo kita sarapan bersama."
"Mandilah dulu,Bri aku tidak tahan dengan aroma ini" kurasakan tubuhnya menegang sepertinya dia nampak shock dengan omonganku.
"Hann...aku"
"Mandilah...aku sudah sarapan tadi dirumah" Di seperti enggan untuk beranjak dna ingin menjelaskan sesuatu,tapi aku bukan orang bodoh yang tak tahu keadaan yang terjadi,setelah menata makanan dimeja aku kembali keruang tamu dan merapikanny,setelah semuanya beres aku ambil tasku dan melangkah pergi dari sana.
Aku fikir Brian akan meminta maaf atau menjelaskan apapun padaku tapi nyatanya tidak hingga pertemuan kita yang terakhir.
Dan Rosi,aku baru tahu ternyata dia temanku saat awal kuliah dulu.Aku bahkan baru mengenalinya sepertinya dia bahyak merubah diri tidak seperti Rosi yang kukenal dulu.

BREAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang