Awal tuk Mengenal

280 36 12
                                    


Apa itu cinta

Jika aku tak pernah bertemu dirimu?



"Yaa, di kamar ga? Udah waktunya bayar kosan loh"

Ah panggilan mas Anto membangunkan ku, tak langsung bangun, aku terus berbaring di tempat tidur kamar kos ku. Semalam aku mimpi apa ya? Aneh juga kadang kita bisa mengingat mimpi kita dalam jangka waktu yang panjang, kadang juga tidak sama sekali. Padahal aku yakin aku bermimpi saat tidur tadi.

"Suryaaa, kamu ga denger mas? Ayolah bantu mas mu yang ganteng ini lah" Mas Anto menonjolkan kepalanya dari balik pintu yang dibuka sedikit.

"Mas please deh, aku baru aja bayaran kuliah. Lusa deh ya. Kan mas ganteng."

"Mas tau mas ganteng. Tapi tanggung jawab membayar kos hukumnya adalah wajib."

"Ibadah mas yang wajib tuh. Yaudah entaran deh mas. Aku belum di transfer ibu." Jawabku sambil mengambil sebatang rokok dan mulai menyalakannya .

"Tapi ngomong-ngomong, gimana hubungan kamu sama ibumu? Udah baikan atau belum?"

"Mas, kan aku bilang aku ga berantem. Aku cuma menyayangi ibu dengan cara aku sendiri" jawabku berkilah

"Mana ada, dasar kunyuk. Hubungan dengan orang tua itu seharusnya--"

"Udah ah mas, aku mau mandi. Nih abisin rokok ku." Kupotong ucapan mas Anto sambil memberikan rokok padanya

Aku bergegas mandi

Sudah empat semester aku berada di kota Bandung, tanpa pulang dan tanpa menemui ibu. Mas Anto adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di kampus yang sama sepertiku. Beliau mengambil jurusan pendidikan agama islam tapi memiliki cita-cita menjadi pemain bola.

"Kenapa cita-citanya jadi pemain bola, mas? Kan ga nyambung?"

"Biar olahraga sambil dakwah, nanti kalo mas masukin semua penonton teriak ALHAMDULILLAH"

Jawabnya ketika aku pertama kali bertanya tentang cita-cita

Mas Anto seperti kepala kos disini.

Semua anak kos membayar uang kosan padanya, dan beliau yang menyetor ke pemilik kos yang sebenarnya adalah bibinya sendiri. Alhasil itulah yang membuat mas Anto dekat denganku. Aku yang tidak pernah pulang dan mas Anto yang selalu menjaga kosan membuat kami sering berjumpa dan mendiskusikan banyak hal, termasuk soal ibu.

Di sebelah kamarku ada mbak Rita, beliau adalah mahasiswa satu tingkat di atas ku, jurusan yang sama. Aku jarang sekali berbincang dengan mbak Rita, bahkan saat persiapan ospek jurusan pun mbak Rita tidak sedikit pun membantu. Agak canggung memang bila berbincang dengan beliau.

Pada saat  berpapasan di depan kosan

"Malam mbak Rita."

"...."

Dia diam saja.

Aku tak berani bermain Tuhan-Tuhanan dengan objek mbak Rita, terlalu aneh rasanya membayangkan pada orang yang tinggal di sebelahku. Terlalu egois.

Setelah selesai mandi, aku segera bersiap menuju kampus.

"Jangan lupa bekalnya ya sayang"

"Berisik mas, jijik tau."

Mas Anto memang sering bikin malu


***

Artileri HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang