THE LOST : 7 Hari Di Malam Halloween

Chapter 1 : Tersesat

#1

Akhirnya datang lagi..

Malam ini...

Di mana semua orang mulai menjadikan dirinya semengerikan mungkin.
-
-

Ya..

Ini adalah malam Halloween..
-

Malam di mana saat diriku benar-benar hancur..

Malam di mana ibu dan ayah meninggal..

Malam ini datang lagi...

Malam yang sial..

Aku benci Halloween.

-
-

*******************

"Geist.."

"Geistt!!"

Aku membuka mataku lalu menengadah dan menatap wajah seseorang yang memanggilku dari tadi. Sosok wanita yang memakai kostum penyihir dengan membawa toples berbentuk labu waluh.

"Ada apa sih?!" Bentakku.

"Ayo kita pergi mengunjungi setiap rumah, kalau beruntung kita bisa dapat coklat mahal lho." Ujar Riri.

"Kau saja, aku tidak ikutan."

"Ayolah Geist, Halloween tahun lalu kau juga tidak mau ikut."

"Apa enaknya meminta permen ke setiap rumah? sungguh merepotkan.. aku bisa beli permen sendiri kalau aku mau."

"Kalau saja kau sedikit terbuka kepada orang lain, aku yakin kau pasti jadi cewek populer di kalangan anak laki-laki." Riri melipat kedua tangannya.

"Jadi populer pun pasti juga merepotkan." Ucapku.

"Huft.. yasudahlah, terserah kau saja. Tapi nanti kalau aku dapat coklat yang enak aku tidak akan memberikannya padamu." Riri menjulurkan lidahnya dengan nada mengejek lalu berlari pergi menjauh.

"Makan saja semuanya sampai gigimu itu rontok."
-
-

Kemudian aku menatap langit malam yang penuh dengan bintang yang indah. Suara derisan angin yang meniup pepohonan di sekitar, membuat suasana diriku menjadi lebih tenang.

"Persetan dengan Halloween." Gumamku.

Ayah dan ibu tewas akibat kecelakaan mobil saat malam Halloween..

Awalnya Halloween adalah hal yang menyenangkan bagiku..

Tapi sekarang berbeda.. Ayah dan ibu mati di malam itu.

Ulah Hantu? Monster?

"Omong kosong."

Hanya orang yang fanatik dengan Halloween yang mempercayai hal bodoh itu.

Satu-satunya hal yang kupercayai hanyalah adanya kutukan di malam ini.

Ya, kutukan yang ditujukan kepadaku.
-
-

-----------------------

"Kau tidak ikut dengan teman-temanmu lagi Geist?" Tanya bibi Lyn saat aku pulang kerumah.