Chapter 2 : Kota para monster

712 79 18
                                    


#2

"Lariiii!!!!!" Teriak Puu.

Sontak aku langsung berlari mengikuti Puu yang sudah pergi terlebih dahulu.

"Hey! Tunggu aku!"

Goaaarrhhhhhh!!!!!!

Monster itu meraung sekali lagi, lalu mengejar ku dengan cepat. Puluhan tangannya yang besar dengan mudah menumbangkan setiap pohon yang menghalanginya. Ribuan matanya tertuju padaku dengan tatapannya yang mengerikan. Mulut besarnya terbuka lebar dan siap untuk melahapku.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk berlari, melewati akar-akar pohon yang sangat besar, dan berharap agar diriku tidak berakhir menjadi santapan monster itu. Sedangkan Puu berlari sambil memegangi kepala labunya itu agar tidak terjatuh.

"Lewat sini." Ucap Puu.

Tanpa pikir panjang akupun mengikuti kemana Puu pergi. Dia menarikku dengan erat dan menuntunku berlari melewati semak-semak lalu melompati bebatuan. Dan hingga pada akhirnya aku melihat sebuah cahaya hijau dari kejauhan.

"Itu kan-"

"Ayo cepat, kita tidak punya waktu lagi." Puu menggenggam tanganku dengan erat lalu mengeluarkan sebuah permen dari kantung celananya dan membaca sebuah mantra aneh.

"karaméla, sokoláta, pethaínoun."

Tepat setelah berakhirnya mantra tersebut, cahaya hijau itu pun langsung bersinar terang membuat seluruh pandanganku menjadi putih seketika.
-

Dan saat cahaya itu menghilang, aku langsung terjatuh tersungkur.

"Aduhh." Aku berusaha memegang kepalaku yang terasa pusing.

Aku membuka mataku secara perlahan, dan saat aku melihat sekitar, ternyata aku sudah keluar dari hutan tadi.

"Apa aku selamat?." Ucapku sambil menoleh kearah hutan yang berada tepat di belakangku.

"Tentu saja, monster itu takkan bisa masuk kesini."

Suara cempreng tersebut seketika membuatku terkejut. Saat aku melihat ke depan, ternyata Puu sedang berdiri tepat dihadapanku.

Kemeja hitam dengan dasi kupu-kupu, serta ukiran wajah Jack o'lantren yang menyala di kepala labunya. Aku memperhatikan makhluk itu dengan serius.

Apa ini sungguhan?.

Bukannya mereka itu hanya mitos? Pikirku setelah melewati semua kejadian tadi.

Entah kenapa aku berfikir seperti itu, apa karena aku memang tidak percaya halloween atau... Karena kebencian ku kepada malam halloween?

Tapi, sepertinya si kepala labu ini tidak berbahaya.

"Halloween itu... hanya kebohongan kan?" Tanyaku kepada Puu.

Puu menatapku dengan wajah Jack o'lantern-nya itu, setelah mendengar pertanyaan yang kulontarkan barusan.

"Apa maksudmu? Tentu saja halloween itu benar-benar ada. Bukankah kalian para manusia juga merayakan halloween?." Puu memiringkan kepalanya tetapi hampir terjatuh sehingga ia kehilangan keseimbangan lalu terjatuh.

"Kau tidak apa-apa?."

"Ya, aku tidak apa-apa. Memang sungguh merepotkan jika memiliki kepala labu." Ucap Puu sambil menyambungkan kepala labunya.

"Tapi ngomong-ngomong, kenapa kau itu tidak percaya dengan halloween?."

"Aku sangat membenci hari terkutuk itu." Jawabku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE LOST : 7 Hari Di Malam HalloweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang