6

45 4 0
                                    

To Wattpad

14.21

Halo, dirimu yang masih enggan pergi dari hatiku. Bagaimana kabarmu? Masih sama,  aku masih sangat sulit memghapusmu dari memoriku. Bertolak belakang denganmu, ya? Yang mungkin telah lama melupakanku.

Itulah sebabnya, aku mengutip dari Dilan,  yang katanya rindu itu berat. Jadi sebenarnya, aku tak benar-benar menemukan kata yang lain untuk menyebut ini. Ya,  menyebut rindu. Aku memang berusaha untuk melupakanmu, akan tetapi rasa rinduku tampaknya lebih besar daripada hasratku. Jadilah aku tak bisa benar-benar melupakanmu. Tepatnya belum, belum melupakan.

Diantara huruf-huruf yang tertulis ini,  ku ukirkan pula rinduku. Rindu untuk sekedar bisa menyapamu. Tapi nyatanya,  berada di depanku saja kau bahkan tak melirikku. Barang sedikitpun. Layaknya uap yang mudah menghilang, aku tak lebih dari itu, kan?

Jadi kalian, jangan merindu. Rindu lah yang membuatku hambar seperti ini. Seperti manekin yang tanpa nyawa. Diam, tapi kelam. Jangan, jangan seperti aku. Terlalu percuma untuk hidupmu yang panjang.

Jangan merindu
-shoofyah

FilantropiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang