Happy Reading😉😉
***
Author pov
Terlihat segenlitir orang berlalu-lalang berdatangan ke ruang guru, ujian kenaikan kelas selesai belum tentu beban pelajar sudah hilang.
Itulah sebabnya vera dan cika kini memasuki ruang guru hendak mencari guru Fisika dan menanyai apakah nilai mereka atau teman-teman sekelasnya dalam posisi aman atau tidak. Kaki mereka terhenti tepat di sebuah meja dengan tumpukan buku tulis bersampul merah terang yang disuruh awal semester dulu."Permisi, Bu. Saya mau nanya tentang nilai Fisika sepuluh ipa satu aman atau tidak?"
Perempuan yang di tafsirkan berumur tiga puluhan itu membuka map kuning yang berisikan absen seluruh siswa kelas sepuluh serta daftar nilainya.
"Kamu itu sama teman-teman kamu kurang di materi....."
Vera dan cika saling beradu pandang dengan tatapan bertanya karna guru tersebut menggantungkan ucapannya. Mata guru tersebut terus mencari dan menit kemudian pandangannya terangkat dari map kuning.
"Kalian kurang materi optik."
"Kalau tidak salah, pas hari senin itu tanggal merah lalu tugas itu belum sempat ibu berikan ke kalian," lanjut bu Wilya.
Vera dan cika mengangguk paham.
"Kamu minta fotocopyan di ipa tiga, kelas mereka masih ada beberapa lembar soal," jelas bu Wilya.
Vera dan cika tersenyum, lantas pamit dan mengucapkan terimakasih setelahnya, mereka malas ke kelas ipa tiga. Lagian ini bukan tugas mereka, ini cuma inisiatif mereka berdua.
"Suruh si Andrian aja deh yaa, dia kan ketua kelas," ujar cika sambil berjalan menyeimbangi vera.
"Iya gue juga males ah ke ipa tiga."
Derap langkah mereka tiba-tiba terhenti karna seseorang yang memanggil salah satu dari mereka.
"Veraaa!"
Sontak keduanya menengok ke arah samping dan menemukan dua orang berjalan menghampirinya.
"Apa Dri?" kata vera kepada teman sekolah menengah pertamanya dulu.
Drivan memberikan secarik kertas sementara kedua temannya hanya diam melihat interaksi antara Drivan dan vera.
"Nihh."
"Tadi gue lewat ruang guru ketemu Bu Wilya, eh dia nyuruh gua ngasih ini ke lo. Untung kelas gue deket jadi cepet gue kasih ke lo." jelas Drivan.
Vera tersenyum sambil menerima secarik kertas itu.
"Thanks ya!"
"Yoi."
Baru vera dan cika ingin membalikan badannya untuk kembali ke kelasnya itu, teman Drivan sudah memamerkan sederet giginya serta menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Halo ver?"
Vera melemparkan senyum terpaksanya kepada manusia sebelah Drivan itu. Matanya memutar jengah, melihat gerak-geriknya dan cara dia berpakaian yang so keren! Tidak pernah terbesit di pikirannya sedikit pun untuk mempunyai gebetan semacam laki-laki di depannya ini. Karna type Keyra sendiri itu seperti mantannya yang baru beberapa hari putus itu. Tinggi,tampan keren, pinter dan cool. Tidak buruk seperti kutu buku, dan Tidak bandel seperti tipikal badboy. Semuanya serba biasa. Vera menarik tangan cika yang tadi tidak menimbrung sama sekali untuk cepat berjalan meninggalkan laki-laki so asik dan so ganteng itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
◎Unexpected Event✔
Novela Juvenil... Seorang gadis yang memiliki sebuah rahasia besar namun enggan untuk menceritakan kepada teman-temanya. . ... . Melarang orang untuk banyak menyayanginnya, ataupun mencintainya. . . "Bertahanlah..,gue yakin banget lo pasti bisa ." -Vino