PART 1

100 16 3
                                    

Sabtu, 10.20 WIB

Masa Orientasi Siswa SMA Angkasa berakhir hari ini. Semua murid baru (kelas sepuluh) sudah berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara penutupan MOS.

Saat itu ada beberapa pidato yang disampaikan oleh anggota OSIS. Kebetulan hari ini, Chandra selaku ketua OSIS sedang tidak Hadir. Jadi pidatonya diwakili Nayara selaku wakil ketua OSIS.

"Vit, lo liat deh kakak kelas yang lagi ngomong di depan." ucap seorang siswa kepada teman yang berada di sampingnya.

"Gue lagi liatin dia, bego!"

"Cantik banget ya?" siswa berambut gondrong itu terus memandang gadis berparas cantik di depannya, tak lain adalah wakil ketua OSIS yang tengah berpidato.

"Iyalah. Pinter lagi," tambah Vito yang langsung melirik teman bicaranya dengan tatapan seperti bertanya : ini anak kenapa?

"Calon gue tuh kayaknya," ucapannya sukses membuat Vito tertawa.

"Ngapain lo ketawa?" siswa bernama Dio itu menatap temannya heran.

"Lo sih, bego dihabisin sendiri!" Vito berusaha menyembunyikan tawanya.

"Serius gue! Dari awal masuk sekolah ini, terus pertama kali liat wajah dia. Gue langsung suka, Vit. Gue kepengen dia jadi cewek gue." ucap Dio sambil memandangi gadis cantik yang disukainya.

"Harusnya lo belajar banyak dari cermin," Vito berbisik ke telinga Dio.

"Maksudnya?" Dio mengernyitkan alisnya, tak paham.

"Dia gak pernah membohongi siapa diri kita yang sebenarnya." ucap Vito kemudian tawanya meledak kembali.

"Liat aja. Gue bakalan buktiin nanti." Dio optimis.

Vito terus tertawa, entah apa yang sebenernya sedang ia tertawakan sampai sebegitu bahagianya.

"Yang di belakang itu!" suara lembut Nayara lewat mikrofon itu mengarah pada Dio dan Vito.

Mampus!

"Diem bego! Kak Nayara liatin kita!" Dio memperingati Vito yang masih sibuk tertawa.

"Liatin balik kalo gitu, biar dia baper. Ahahaha!"

"Kalian berdua!" Nayara menatap ke barisan belakang. Semua peserta upacara pun menatap ke arah yang sama.

"Mampus Vit, beneran liatin kita!" kali ini Dio sudah menundukan pandangannya.

"Ahahaha, lawak lu anjing! Ahah," Vito tiba-tiba berhenti tertawa. "Apa lu bilang barusan?" ia langsung merubah ekspesi wajahnya 180°.

"Maju ke depan!" perintah Nayara.

"Najis cantik-cantik galak." ucap Vito pelan namun masih bisa terdengar.

"Bacot! Buru ke depan." Dio mendorong punggung Vito ke depan, yang membuatnya menabrak siswa lain.

Mereka berdua pun maju ke depan diiringi sorakan dan tepuk tangan teman-teman seangkatannya.

AlriazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang