#3

34 3 5
                                    

Form : mas Raka
Ibu sudah meninggal

SMS terakhir yang dibaca Ella membuatnya terkejut bukan main. Sedangkan Fikri menatap Ella penuh dengan tanda tanya. "Ibu mas Raka meninggal mas" lirihnya. "Innalillahi wainna Ilaihi rojiun, kalau begitu mari kita pergi sekarang juga"  Fikri mengajaknya tanpa berfikir. "tapi pesanan kita?" Ella bertanya karena mereka sudah memesan makanan tadi. "kita bungkus saja makanannya" putus Fikri saat itu juga.

Drrtt!! Drrtt!!  Drrtt!!

"Assalamual'aikum" Fikri menjawab telepon yang datang kepadanya. Fikri kembali menatapnya. "Ibu" ucapnya tanpa bersuara. "iya bu, ini lagi dengan Ella. Tadi rencananya kami mau makan siang. Iya kami sudah tau bu. Kenapa bu? Iya, nanti Fikri sampaikan sama Ella bu. Assalamualaikum" panggilan itu terputus.

"Ibu mas Raka di makamkan di kampung halaman. Katanya mereka sudah berangkat tadi 1 jam yang lalu." Fikri menyampaikan pesan dari Ibu Ella tadi.

"jadi bagaimana? Kita tetep pulang atau makan dulu saja? Kalau pun kita kejar juga gak mungkin." Fikri menanyakan dengan tatapan yang mencoba menenangkan Ella.

"kita pulang saja mas" pintanya. "ya sudah kita pulang." Fikri mengiyakan.

*****

3 hari sudah berlalu sejak berita meninggalnya Ibu Raka diketahuinya. Sudah 3 hari juga ia mencoba menelepon Raka menanyakan keadaan pria itu. Tapi sayang, hanya suara operator yang menjawab semua panggilan darinya.

Sabtu ini ia sudah berjanji akan berjumpa dengan Fikri. Ia sudah bersiap, amat sangat siap. Tapi Fikri juga belum datang sore ini. Padahal Fikri berjanji akan menjemputnya sekitar jam 1, tapi sampai pukul 4 sore ini Fikri belum menampakkan batang hidungnya di rumahnya. Pesan atau pun panggilan juga tidak muncul di telepon genggamnya. Tidak ada, tidak ada satupun kabar darinya.

"assalamual'aikum"

Suara ini menyentak lamunan Ella. "waalaikumussalam" jawabnya sembari berjalan ke ruang tamu. "mas Raka? Ayo masuk dulu mas" Ella mempersilahkan Raka untuk masuk. "Saya panggil bapak ibu dulu ya mas" pamitnya sebentar.

*****

1 bulan, sudah 1 bulan fikri tidak menghubunginya lagi. Apa dia punya kesalahan?

Sore itu juga mas Raka pamit pulang ke kampung halaman ibunya. Belum jelas apakah akan kembali salah satu alasan yang sangat masuk akal karena rumahnya yang sudah terbakar.

"sudah kamu coba hubungi si fikri el?" Tika teman sekantor ku ternyata juga menyadari adanya yang berubah dari anak teman ibu ku.

"belum tik, aku takut ganggu mas fikri. Kalau dia emang bener lagi sibuk kan jadi gak enak" memang benar setelah sore lalu mas Raka bertamu ke rumah aku belum ada menghubungi mas Fikri lagi.

"coba datang ke rumahnya aja" usul tika.

****

Dan sore ini atas usulan Tika, Ella sudah berada di depan rumah Fikri.

Sepi..

Itu yang dilihat Ella saat ini, hanya seorang satpam dan seorang tukang kebun yang tampak tengah membentuk tanaman agar terlihat indah.

"Pak, saya temannya mas Fikri, mas Fikrinya ada pak?" kali ini Ella mulai bertanya kepada satpam disana.

"loh mbak gak tau? Mas Fikri udah lama pergi mbak" satpam itu mengerutkan dahinya.

-pergi? Kemana? Sudah lama? Kenapa aku baru tau?
Kali ini batinnya mulai bertanya-tanya

Setelah sekian lama, maafkeun daku
Post pertama setelah lulus kuliah
Alhamdulillah 🙏🙏
Semoga ada yang baca ajalah ya wkwkwk

Sekian dan terima kasih 🙏😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang