Part 3

76 3 0
                                    

Hello guys, kita kembali lagi nih. Maaf update nya agak lama kayaknya ya. Bakal jarang update dikarenakan para author lagi sibuk sibuknya dengan dunia nyata.
Oke sekian pemberitahuannya, Happy reading ya...

-------------------------

Yang tidak bertatap muka saja susah move on nya, apalagi yang bertatap muka setiap hari

------------------

Kayla's Pov

Flashback On:

"Rin, kamu pulang kerumah aku dulu gak?"

"Iya Kay seperti biasa gue nungguin abang gue di rumah lo"

Seperti biasa aku dan Karin pulang bersama jalan kaki menuju rumah ku. kebetulan jarak sekolah dengan rumahku tidak terlalu jauh. 25 menit berjalan kaki akhirnya kami sampai dirumahku. 

"Masuk dulu Rin" Ucapku ke Karin

"Enggak ah, aku di teras aja. Adem. Ambilkan air minum aja. Yang dingin ya." Sahut Karin dengan sangat kurang ajarnya. Dikira dia ini cafe. But no problem.

Aku masuk ke dalam rumahku. Meletakkan sepatu, tas dan juga berganti pakaian. Orang tuaku? mamaku sedang tidur siang sedangkan papaku masih kerja. Adikku? jangan ditanya. Dia gak bisa diam dirumah. Kerjaannya cuma keluyuran but it's ok dia masih bocah juga wkk oke back to topic. Setelah aku selesai berganti pakaian, aku keluar dengan membawa segelas air dingin yang baru saja aku ambil dari kulkas.

"Nih airnya."

"Udah lama. Terus dibawain segelas aja lagi. Sebotolan dong." Ucap Karin yang ngebuat aku beristigfar. Kalau bukan temen sudah aku bacok nih wkk canda.

"Oke bentar aku ambilin buat temen aku yang bawelnya gak ketulungan" Dan akupun masuk lagi ke dapur untuk mengambilkan sebotol air minum untuk Karin. Setelah menemukan botol yang paling dingin, aku keluar dan memberikan botol itu ke Karin.

"Nih Rin. Ada lagi?" tanya aku iseng.

"Cemilannya mana?" Aswjkwhkjhfsd pertanyaan iseng yang ngebuat aku ingin berkata kasar.

"Kamu biasanya ngambil sendiri ke dalam. Ini kenapa jadi nyuruh nyuruh aku kayak babu?" tanyaku gondok.

"Mager ih. Lagian kan gue tamu. Pepatah bilang tamu adalah raja dan tuan rumah harus melayani tamunya semaksimal mungkin." Kata Karin bijak.

"Au ah. Aku gak kenal juga sama pepatah jadi ngapain aku harus nurut dengan dia." Ucapku yang benar benar kesal sama Karin. Dia malah ketawa gak jelas dan mengeluarkan cemilan di dalam tasnya.

"Untuk tadi mampir dulu ke warung. Tau banget gue mah kalau lo gak ada cemilan di rumah"

"Cihh dari kemarin kemarin kamu makan apa? tai?" aku beneran kesal sodara sodara.

"Kapan? lupa." ucap Karin. Au ah gelap. Dan hening... sampai Karin membuka suara.

"Kay, lo tau gak kalau Wildan pacaran sama Tania?"

hening... 

Bentar. Yang dimaksud Karin itu si Wildan yang itu kan? , batinku.

"Kay?" Tegur Karin karena aku lambat merespon.

"Iya Rin?" Tanyaku bingung.

"Lo gak kenapa kenapa kan?" tanya Karin memastikan.

"Santai aja kali Rin. Aku udah gakpapa kok."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How to be HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang