Keesokan harinya saat waktunya sekolah, aku langsung menemui ibu guru dan bertanya “Ibu guru, ada gak sih alat yang bisa membuktikan kalau seorang anak itu adalah anak kandung orang tuanya”tanyaku panjang lebar dan sedikit membingungkan. Ibu guru tersenyum lalu balik bertanya “Memangnya kenapa Fasha sayang?”.”Gak papa bu Fasha ingin tahu aja” Jawabku setengah berbohong. Ibu guru kembali tersenyum “Kalau alat mungkin ada, tapi ibu guru tidak tahu apa namanya dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang ahli seperti dokter namanya tes DNA sayang” Jelas ibu guru. “Kalau tes DNA gitu bayarnya berapa bu guru?” Tanyaku lagi. Lagi-lagi Ibu guru hanya tersenyum dan berkata “Kalau harga ibu kurang tahu tapi sepertinya mahal, memangnya siapa yang mau tes DNA Fasha sayang?”. Aku terdiam dan tidak berani menatap ibu guru. “Fasha sayang kamu kenapa cerita sama ibu guru siapa tahu ibu guru bisa bantu” Tanya ibu guru dengan lembut. Aku menatap ibu guru dan berkata “Tapi ibu janji ya jangan bilang siapa-siapa!”. Ibu guru mengangguk. Akupun menceritakan semua yang terjadi dan apa yang kurasakan. Ibu guru yang sepertinya tersentuh dengan appa yang kuceritakan. Hanya bisa memberi nasihat sambil memelukku erat. Ibu guru bilang kalau aku harus terus kuat dan bersabar karena semua akan indah pada waktunya. Kalimat yang ibu guru katakan padaku sangat membuat perasaanku lega dan tenang, ibu guru pun bersedia membantuku untuk melakukan tes DNA secara diam-diam. Oleh karena itu aku semakin bersemangat untuk mengikuti audisi The Rissing Kids Indonesia? dan memenangkannya karena uang hadiah kontes itu akan ku gunakan untuk melakukan tes DNA.
Hari demi hari aku lewati dan aku sangat giat berlatih bersama ibu guru untuk mengikuti Audisi The Rissing Kids Indonesia?. Malam hari sebelum audisi aku tidak bisa tidur karena aku merasa sangat gelisah apakah besuk aku bisa lolos ?. batinku. Aku beranjak dari tempat tidurku berusaha menenangkan diri. Aku pergi kedapur untuk mengambil minum. Saat ku ingin kembali kekamarku, aku melihat pintu kamar ayah dan ibu sedikit terbuka aku pun menghampirinya hendak menutup pintu kamar itu. Sebelum kututup pintu itu aku memandang ayah dan ibu tertidur pulas, aku pun berandai-andai kalau aku bisa tidur bersama mereka pasti sangat nyaman dan hangat. Aku berkata pada diriku kalau aku pasti bisa membuat mereka mengakuiku bahkan menyayangiku seperti anak mereka sendiri aku pasti bisa! Ayah Ibu akan kubuktikan! Tekadku dalam hati. Aku pun kembali kekamar dan tertidur.
Keesokan hari nya aku bersiap-siap untuk mengikuti audisi The Rissing Kids Indonesia. Aku berangkat dengan Bi Siti dan dijemput oleh ibu guru. Sebelum aku berangkat aku sempatkan untuk berpamitan dan meminta do’a restu dari ayah dan ibu, seperti biasa mereka tak mempedulikanku jangankan memberi semangat melihatku saja mereka tidak sudi. Akhirnya aku berangkat menuju tempat audisi itu bersama Bi Siti dan Ibu Guru. Saat aku mendaftar aku mencantumkan nama Bi Siti sebagai orang tua waliku. Sesampainya di lokasi audisi aku masih harus daftar ulang dan mengantri. Aku menunggu giliranku dengan gelisah. Mungkin terlihat jelas kalau aku sedang gelisah ibu guru mencoba menenangkan aku dengan menasihatiku agar tetap semangat apapun hasilnya nanti, yang penting aku sudah berusaha sejauh ini dan yang kubuthkan hanya berdo’a semoga Allah membantuku dan aku pun mulai tenang setelah ibu guru mengajakku untuk bedo’a bersama. Saat giliraku tiba aku sedikit tegang, untuk menenangkan diriku aku selalu mengingat apa yang akan kudapatkan nanti bila aku berhasil akhirnya dengan langkah pasti dan percaya diri, tidak lupa membaca bismillah aku masuk ke ruang audisi. Didalam aku berdiri dihadapan juri, aku membungkukan badan memberi hormat, dan mengenalkan diri lalu mereka mempersilahkanku untuk mulai bernyanyi. Saat aku bernyanyi para juri memperhatikan dan mendengarkan nyanyianku dengan hati-hati samar-samar aku melihat mereka berdecak kagum, aku pun tambah bersemangat saat bernyanyi. Setelah bernyanyi, para juri bertepuk tangan dengan antusias mulai memberi pujian dan juga masukan-masukan positif agar aku lebih baik lagi dalam bernyanyi dan akhirnya aku lolos audisi. Aku sangat senang, mendengar aku lolos audisi, saking senangnya aku sampai sujud dihadapan para juri dan mengucapkan banyak terima kasih. Setelah menyalami para juri aku keluar ruang audisi disambut oleh Bi Siti dan bu guru, mereka memelukku erat karena senang. Tak lama setelah itu, ibu guru memegangkedua pundakku sambil menatapku “Perjuanganmu baru akan dimulai sayang, apapun yang terjadi atau hasilnya nanti itu sudah ada yang mengatur, jadi kamu harus terus semangat, tidak boleh putus asa, dan jangan lupa terus berdo’a ya sayang” nasihat ibu guru, aku pun mengangguk setuju. Ibu guru tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Pada Waktunya (Complete)
Short StoryNafasha adalah gadis kecil cantik yang berjuang mendapat kan kasih sayang kedua orang tua nya Mau tau kisah nya...?? Yuk baca