Once Upon a Time

Sang Raja

.

.

.

Yang Mulia Baginda, Raja Jung Hoseok.

Pria tampan yang baik hati dan bijak. Pada awal pemerintahannya, semua terkesan berantakan, namun seiring waktu, semuanya berjalan lebih baik bahkan dibandingkan dengan masa jaya yang lalu.

Hal ini dikarenakan, Sang Raja muda telah lebih menghabiskan banyak waktu berada di kerajaan sekutu sebagai wakil kerjasama dari kerajaannya ketimbang menetap di istana dan mempelajari cara pemerintahan yang berjalan dibawah tangan ayahnya, Raja terdahulu.

Hobinya adalah menyamar dan membaur dalam hiruk pikuk rakyatnya, mengetahui bagaimana rakyatnya hidup, bergaul, berdagang, dan mungkin berterima kasih pada nya secara diam-diam.

Ia memiliki seekor kuda hitam yang pernah ia bawa saat pertama kali ia pergi berperang. Nama kuda itu adalah Mang.

Aneh mungkin kedengarannya, menamai kuda hitam yang gagah seperti itu dengan nama yang terdengar lucu dan lebih cocok untuk kuda poni dari kawasan Eropa. Ya, tapi itu lah Raja kita. Mang adalah pemberian dari sahabatnya saat mereka masih bersekolah di sekolah khusus bangsawan. Yang kini sahabatnya itu menemaninya pula sebagai Jendral perang atau pula mata-mata untuk kerajaannya.

Hal yang ia benci adalah saat rapat kerajaan dimulai. Ia akan duduk di singgasana mewahnya dalam waktu yang cukup lama. Mendengarkan para tetua mulai berdebat dengan acungan jari telunjuk pada masing-masing lawan, dan mulai berceramah tentang politik kerajaan yang bahkan menurut ia dan Raja terdahulu tidaklah berguna.

Kakek-kakek itu hanya terlalu keras kepala di usia tua mereka.

Ia selalu ingin menguap dan pergi menopang pipi lalu tidur dalam keadaan duduk, tapi sayangnya, etika baik kebangsawanan selalu terngiang di otaknya.

Dan, ada satu hal yang saat ini masih terkadang menjadi topik hangat diantara kalangan rakyatnya.

Yaitu..

Permaisuri dan Selir sang Raja.

.

.

.

Chapter 1 END