08

96 43 0
                                    

Sekarang ini saeron sedang merenubg di dalam kamarnya, karna apa?

Karna dia bingung dengan sikapnya mark.

"kenapa dia jadi berubah gini ya?" gumam saeron.

"apa gua telpon aja?" tanpa berpikir panjang saeron menyambar hpnya dan langsung menelpon.

Tut.. Tut..

"halo?"

Saeron diam, dia hanya diam, badanya kaku, dia gak tau mau ngomong apaan.

"halo? " sekali lagi.

"ya? " mulai gagap.

" ada apa? "

Saron mematung mendengar dinginya suara mark.

"eh gak, gua mau nanya boleh? "

"boleh, cepetan gua gak ada waktu"

Miris.

" lo kenapa sih? Lo kok berubah gini? "

"apa yang berubah dari diri gua? "

Skakmat!!!

"ehm, ya tingkah lo"

"..."

"halo?" "mark" "heii"

Tut.. Tut...

Saeron menatap layar handphonenya, miris sekali dia.

Dia sangat sakit.  Ya sakit.

Sakit karna dia mulai menyukai mark.

Dia sangat bodoh bahkan sudah melebihi kata bodoh. Kenapa dia lamban menyadari perasaanya.

Sakit,  hiks..
.
.
.

Saeron kesiangan, dia sangat kesiangan.

"pak, bukain dong" kata saeron memohon ke oak satpam

"gak, seharusnya kamu sadar ini sudah jam berapa"

"tapi pak saya mohon, bukain sekali saja, saya janji saya tidak akan kesiangan lagi pliss " dia tidak yakin dengan ucapannya

"yasudah saya kasih kesempatan"

Dan akhirnya gerbang dibuka, dan iru pula saeron lari secepatnya tapi dia menengok kebelakang.

"MAKASIH PAK, SARANGHAE"

pak satpam hanya gelng geleng kepala

"dasar anak muda"
.
.
.

"huh huh huh"

Napas saeron tersenggal senggal akibat larinya itu.

Dia membuka pintu kelasnya dan beruntung kelasnya masih ramai menandakan guru yang blm datang.

"saeron tumben terlambat" jaemin yang bersuara.

Saeron yang sedang menatap mark terkejut saat jaemin memberi pertanyaan yang tiba tiba.

Ya dia sangat terkejut.

"ah, tadi ibuku lupa membangunkanku" bohon ya saeron kini berbohon, alasan yang sebenarnya ya karna dia memikirkan mark.

Jaemin hanya memengguk paham.

Saeron berjalan kekursi dan melihat yoona sedamg mambaca novel.

"heii"

Yonna mendongak

"tumben telat"

"gak tau pengen aja kalik" jawab saeron asal.

Yoona terkekeh mendengar jawaban dari saeron.

"pantesan tadi gua ngeliat kaka lu sendirian, tadinya gua kira lu gak sekolah gara gra sakit diare"

Puk.

"eh bangsat, sakit anju"

"kalo punya mulut dijaga woii"

Dan mereka berdua berdebat tidak jelas, dan mereka tdk menyadari kalo ada sepasang mata yang menvawasi mereka, lebih tepatnya saeron.

Siapa lagi kalo bukan mark.

ILY : ksrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang