Chapter 8.

2.9K 291 36
                                    

Naruto kembali termenung dibalkon kamarnya, menatap langit dengan tatapan kosong, ia kembali teringat saat dimana ia dipaksa menikah dengan Uchiha Sasuke.

Flashback on.

"Naruto." panggi pria bersurai pirang

Naruto menoleh ke arah orang yang memanggil namanya.
"Ada apa tou-san?" tanya Naruto pada orang yang memanggilnya dan ternyata adalah ayahnya

"Kemarilah!"

Naruto mengernyitkan keningnya heran, ia berjalan mendekati ayahnya yang duduk disofa ruang keluarga.

Minato menatap putrinya lekat-lekat, menghembuskan nafas sebelum kembali berbicara.
"Naruto."

"Ya tou-san?" sahut Naruto heran

"Ada yang ingin tou-san bicarakan denganmu."

Naruto menaikan sebelah alisnya.
"Katakan saja tou-san."

Minato menghela nafas, lalu menatap tepat dimanik sapphire putrinya.
"Naruto tou-san telah mengatur hari pernikahanmu."

Naruto membelalakan matanya mendengar perkataan ayahnya.
"Menikah?" beo Naruto belum terlalu paham

"Hn tou-san menjodohkanmu dengan putra sahabat tou-san." jelas Minato

"Tapi tou-san umurku baru menginjak 18 tahun, aku masih harus melanjutkan kuliahku." protes Naruto

Minato menggeleng.
"Tak ada penolakan." keukeh Minato

"Tou-san aku belum mau menikah." mata Naruto mulai berkaca-kaca

Minato memalingkan wajahnya, tak ingin melihat raut sedih putrinya.
"Dua hari lagi acara pernikahanmu." Minato mengabaikan perkataan putrinya

"Tou-san aku tak mau hiks.. hiks.." Naruto mulai terisak

Minato beranjak dari duduknya, melangkah meninggalkan Naruto tanpa ingin melihat wajah putrinya.
"Persiapkan dirimu untuk pernikahan nanti." Minato melewati putrinya begitu saja setelah mengucapkan itu

Naruto berlari ke arah kamarnya, menangisi nasib buruk yang menimpanya, menikah karena paksaan tanpa bisa menolak sama sekali, Naruto merasa sangat kecewa atas tindakan ayahnya.

.
.

Keluarga Uchiha dan Namikaze menggelar pesta pernikahan dengan besar-besaran dihotel berbintang lima, desain interior ballroom sampai lobi hotel pun didesain begitu mewah dan cantik, tapi sayang itu sama sekali tak membuat Naruto senang, ia masih sedih, jengkel, kesal, marah, kecewa dll.

Naruto mengenakan gaun panjang berwarna putih dengan mahkota mutiara berwarna sapphire bertengger cantik dikepalanya membuat Naruto semakin terlihat manis dan mempesona.

Sedangkan Sasuke tampil dengan balutan tuxedo berwarna biru dongker membuat ia semakin terlihat tampan meskipun tak ada senyum yang menghiasi wajah tampannya.

Sesekali Naruto melirik Sasuke yang berada disampingnya, yah sebagai gadis normal Naruto juga merasa tertarik dengan Sasuke walau pun hanya sedikit, ia tidak terlalu suka melihat wajah datar Sasuke yang terkesan angkuh dan sombong bukan type Naruto sekali.

Naruto hanya mendesah bosan berharap acara cepat selesai dan ia bisa istirahat dengan tenang tanpa ada yang menganggu. " Tunggu tak ada yang menganggu?" Naruto bergumam pelan. "argh shit, kenapa aku bisa lupa kalau aku akan tidur dengan si pantat ayam ini." inner Naruto frustasi, lalu melirik sekilas ke arah Sasuke. "malang sekali nasibmu Naruto." batin Naruto merana

Daisuke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang