Chapter 7.

2.7K 324 23
                                    

Namikaze mansion kembali dibuat gempar oleh berita hilangnya Daisuke.

Naruto meraung-raung histeris memanggil nama Daisuke, ia tak menyangka jika putranya akan kabur dari Uchiha mansion.
"Anata cari putraku anata hiks.. hiks.. cari putraku." isak Naruto menjadi-jadi

Shikamaru kembali merasa terpukul mendengar kabar hilangnya Daisuke, ia semakin miris melihat istrinya yang histeris.
"Aku akan mencarinya koi, aku akan mencarinya, tenanglah." Shikamaru berusaha menenangkan istrinya

"Minato cari cucuku Minato cari cucuku." teriak Kushina tak kalah histeris

Minato memijit kepalanya yang berdenyut, masalah satu belum selesai masalah lain datang lagi.
"Daisuke kau dimana sayang? jangan membuat kami khawatir." inner Minato frustasi

Obito yang masih berada diNamikaze mansion memandang miris ke arah keluarga Namikaze, ia ikut sedih melihat keterpurukan keluarga Namikaze.
"Maafkan keluargaku Naru, maafkan keluargaku." ucap Obito merasa bersalah

Naruto menatap Obito, matanya mengabur karena tertutup air mata.
"Obito-nii." lirih Naruto, bagaimana pun keluarga Namikaze tahu jika Obito adalah pria yang baik dan menyayangi Naruto seperti adiknya sendiri

"gomennasai Naru, gomennasai, aku tak bisa melindungi putramu, gomennasai."

Naruto menundukkan kepalanya, hatinya berdenyut sakit.
"Nii-san tak bersalah." lirih Naruto

"Aku bersalah Naru, kau mempercayakan putramu padaku, tapi aku malah tak bisa mencegahnya kabur dari mansion." ucap Obito merasa sangat bersalah

"Obito-nii kau tak bersalah, mungkin semua sudah di atur kami-sama." sela Naruto

Obito menunduk tak mampu melihat wajah sedih Naruto.
"Gomennasai, aku akan berusaha mencarinya untukmu."

"Aku percaya padamu nii-san." Naruto menghapus kasar air matanya, ia harus tegar dan tak belum lemah seperti dulu lagi karena masih ada Aozora yang membutuhkannya

"Baiklah, aku akan pergi mencarinya, permisi." Obito membungkukkan badannya sebentar setelah itu berlalu pergi

Naruto menatap sendu punggung Obito orang yang sudah ia anggap kakaknya sendiri.

"Koi kembalilah ke kamar, istirahatlah aku akan berusaha mencari putra kita." Shikamaru bersiap untuk menggendong istrinya

Naruto menggeleng, sedikit menghindar dari Shikamaru.
"Aku bisa jalan sendiri anata."

Shikamaru tersenyum miris melihat istrinya.
"Baiklah, ayo." Shikamaru menggandeng istrinya menuju kamar

Minato menatap miris punggung rapuh putrinya.
"Kenapa kau selalu tersakiti Naru?" inner Minato sedih

"Anata." panggil Kushina lirih

Minato menoleh ke arah istrinya.
"Tenanglah koi, aku akan berusaha mencarinya."

Kushina menatap sendu wajah suaminya.
"Aku lelah anata." lirih Kushina

"Istirahatlah!" Minato mengangkat tubuh rapuh istrinya bridal style. "Tidurlah!" bisik Minato

Kushina menurut, mengalungkan tangannya dileher suaminya lalu memejamkan matanya yang terasa sangat lelah.

.
.

Sepekan kemudian.

Keluarga Uchiha mulai menyerah mencari Daisuke yang hilang tanpa jejak seperti tertelan bumi.

Sedangkan keluarga Namikaze masih berusaha mati-matian mencari keberadaan Daisuke meskipun tak membuahkan hasil sedikit pun.

Jika ada yang bertanya kenapa tidak melacak keberadaanya lewat handphone yang Daisuke punya? maka jawabannya adalah keluarga Namikaze tak ada yang tahu jika Daisuke mempunyai handphone karena handphone itu adalah pemberian Senju Hashirama yang selalu disembunyikan oleh Daisuke, keluarga Namikaze tidak pernah tahu jika Daisuke berhubungan dengan keluarga Senju, anak itu terlalu rapi untuk menyimpan rahasia hingga tak menimbulkan kecurigaan keluarganya sedikit pun.

Naruto duduk dibalkon kamarnya menatap langit yang cerah tak seperti hatinya sekarang yang mendung dan suram.
"Daisuke kau dimana sayang?" lirih Naruto pilu. "mommy merindukanmu."

Aozora yang melihat ibunya termenung dibalkon kamar segera menghampirinya.
"Mommy."

Naruto menghapus cepat jejak air matanya lalu berbalik menatap putrinya yang berjalan ke arahnya.
"Aozora, ada apa sayang?" tanya Naruto lembut berusaha menyembunyikan kesedihannya tapi tak bisa air matanya terus mengalir

Aozora duduk disamping ibunya, tangan mungilnya bergerak menghapus air mata ibunya yang masih mengalir.
"Jangan menangis mom, Dai-nii tak suka melihat mommy menangis."

Naruto tersenyum getir mendengar ucapan putrinya.
"Mommy hanya kelilipan sayang." bohong Naruto walau pun percuma putrinya takkan percaya itu

Aozora menggeleng.
"Dai-nii pasti kembali mom." ucap Aozora menatap manik sapphire ibunya yang meneduhkan sekarang tersirat luka yang dalam

Naruto menggenggam tangan mungil putrinya, ia tak bisa berkata-kata saat ini, Naruto menggigit bibir bawahnya berusaha menahan isaknya yang ingin pecah.

Aozora menatap tangannya yang digenggam ibunya, lalu kembali menatap wajah ibunya.
"Masih ada Aozora mom, Aozora akan menghibur mommy karena Dai-nii meminta Aozora untuk menghibur mommy dan baa-san."

Naruto langsung menarik Aozora kepelukannya, hancur sudah pertahannya isaknya pecah tubuhnya bergetar menandakan ia sangat terluka saat ini.

Aozora membalas pelukan ibunya.
"Jangan menangis mom, Dai-nii akan memarahiku jika dia tahu aku membiarkan mommy menangis." ucap Aozora innocent

Naruto kembali menggigit bibir bawahnya, menggelengkan kepalanya pelan.

"Dai-nii akan kembali mom, Dai-nii akan kembali." ulang Aozora meyakinkan ibunya

Naruto melepaskan pelukannya menatap wajah tegar putrinya yang membuatnya bisa merasa sedikit lega.
"Mommy percaya padamu sayang, mommy percaya jika nii-sanmu akan kembali."

Aozora tersenyum.
"Pasti mom, nii-san pasti kembali."

"Kau benar sayang, nii-sanmu pasti kembali pada kita." Naruto mengecup kening putrinya lembut

"Mommy jangan nangis lagi okay! disini masih ada Aozora yang menemani mommy selama nii-san pergi."

Naruto mengangguk pelan.
"Aozora putri mommy yang terbaik." Naruto berusaha tersenyum meski terasa sulit

Aozora kembali menghapus air mata ibunya.
"Nah sekarang ayo temani Aozora makan ramen." Aozora menarik tangan ibunya untuk segera berdiri

Naruto tersenyum tipis, lalu beranjak dari duduknya, hatinya terasa sedikit lega karena kehadiran Aozora yang bisa menenangkannya.

Shikamaru ikut senang melihat istrinya mulai membaik, ia merasa beruntung memiliki putri secerdas Aozora, setidaknya ia bisa kembali melanjutkan mencari tahu keberadaan putranya tanpa terlalu memikirkan istrinya yang terpuruk.

"Anata?" Naruto menatap heran ke arah suaminya yang berdiri didekat pintu

Shikamaru tersadar dari pikirannya.
"Koi."

"Kenapa berdiri disitu anata?" tanya Naruto masih heran

"Ah tidak ada." Shikamaru menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Naruto memiringkan kepalanya lucu.
"Benarkah?" tanya Naruto tak yakin

Shikamaru dibuat gemas melihat wajah istrinya yang lucu.
"Jangan menatapku seperti itu, kau membuatku ingin menerkammu sekarang juga."

Naruto memukul dada suaminya pelan.
"Dasar." dengus Naruto kembali menarik tangan Aozora menjauhi suaminya

Shikamaru terkekeh melihat wajah sebal istrinya, ia merasa lega setidaknya Naruto tak menampakkan raut kesedihannya lagi meski masih tersisa sedikit.

Shikamaru mengekori istrinya turun kelantai satu, ia berniat pergi untuk mencari tahu keberadaan putranya yang masih belum ditemukan jejaknya.

.

.

.

T B C

Daisuke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang