"Mampus, gue telat!!" desahan kecil keluar dari mulut mungil gadis yang tengah berlarian menuju sekolahnya.
"Ini semua gara-gara kak Ravi, kalau aja gue ditungguin, pasti sekarang gue udah duduk manis di acara MOS!" gadis itu terus saja mengomel seolah ada orang yang diajaknya berbicara.
Saat gerbang sekolahnya tinggal beberapa meter, terlihat seorang satpam yang akan menutup gerbang tersebut.
"ADUHH PAK SATPAM JANGAN DITUTUP DULU!! " teriak Dishty-gadis tersebut dengan suara bak toa masjid.
Sang satpam pun berjengit dan berucap latah "Eh ayam-eh ayam."
Setelah sampai didalam sekolah. Dishty pun diteriaki oleh satpam tadi. "Eh dik, isi absensi dulu!!" karena Dishty hanya menengok sambil berlari dan tak melihat jalan didepannya, ia pun menabrak sesuatu.
"Astagfirullah!" pekik Dishty sambil memegang jidatnya.
Ternyata ia menabrak dada bidang seorang laki-laki yang mungkin adalah kakak kelasnya, karena sudah memakai setelan kemeja putih-celana abu-abu."Kenapa telat? " tanya kakak kelasnya itu datar.
"Eh-itu kak anu" gagap Dishty.
Laki-laki yang merupakan kakak kelasnya itu hanya menaikan sebelah alis dan menunggu Dishty melanjutkan kalimatnya.
"Emang lo siapa sih pake tanya-tanya ke gue?! " ucap Dishty tak tau kesopanan.
"Ikut gue!" balas kakak kelasnya itu tak terbantahkan.
***
Kenapa ke ruang Osis? Batin Dishty.
"Ini hari pertama lo masuk ke Sma Alexis, dan lo udah telat. Apa alasan lo? " tanya Varo-kakak kelas yang Dishty tau namanya dari badge namanya.
"Emang jabatan kak Varo apaan sih di Osis, ketua juga bukan" bukannya menjawab Dishty malah balik bertanya dengan menekan kata 'Kak Varo'.
"Jawab!" gertak Varo.
Dishty pun kaget karena Varo tiba-tiba membentaknya.
Dengan gelagapan ia menjawab "A-anu ka-k"
"Ngomong yang bener!"
"Tadi pagi gue kesiangan karena semalem nyari perlengkapan buat MOS kak, dan kak Ravi gamau telat gara-gara nungguin gue. Jadinya dia ninggalin gue."
Varo pun hanya ber-oh.
"Hormat ke bendera sampai jam istirahat! "
"WHATTTT?!!! " teriak Dishty spontan.
"Ini baru jam 7.30 kakk! Gue cuma telat setengah jam!! Apa susahnya sih beri dispensasi buat gue?! " bentak Dishty.
"Udah ngomongnya? Buruan ke lapangan!" timpal Varo acuh tak acuh.
"Untung ganteng, kalo ngga udah gue cakar tuh muka! " gerutu Dishty pelan, namun karena keadaan yang hening Varo dapat sedikit mendengarnya.
"Ngomong apaan lo? " tanya Varo.
"Nyamuk lewat! " balas Dishty sambil berlalu.
***
Sudah dua setengah jam lebih Dishty berdiri didepan tiang bendera sembari hormat. Peluh sudah membanjiri dahi dan pelipisnya, bajunya juga sudah transparan karena keringat, kakinya pun sudah sangat lemas hingga berdirinya pun tidak bisa dikatakan tegak.
"Eh bro, itu bukannya adek lo ya si Dishty? " tanya Malik kepada Ravi-kakaknya Dishty.
"Astagfirullah! Adek guee!!" teriak Ravi saat mengetahui Dishty hampir pingsan, sampai membuat seisi koridor menengok kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionDishty, yang cerewet, asal ceplos, rempong dan serba perfeksionis, Dan Alvaro, yang dingin, cuek, tak acuh, namun diam-diam perhatian. Dapatkah mereka bersatu dalam satu ikatan? Atau malah hanya akan menjadi musuh bebuyutan?