"Yaudah gue minta maaf." Putus Alvaro akhirnya.
Akal jahil pun merasuki pikiran Dishty, dengan sengaja ia mencoba mengetes kesabaran Alvaro.
"Maaf kenapa? " Tanya Dishty sambil menahan tawanya.
"Gue minta maaf karena udah buat lo pingsan." Jawab Varo tenang.
"Terus? " Dishty rupanya belum puas dengan jawaban yang diberikan Varo.
"Terus? " Alvaro menaikan sebelah alisnya.
"Iya terus ngapa bego."
"Lo yang bego! "
"Elo lah! "
"Lo bego Dish! "
"Lo lebih Var! "
Brakkk
Keduanya pun terdiam mendengar suara pukulan meja yang cukup keras tersebut,
"LO BERDUA BEGO! " Koreksi Ravi kemudian.
"Ih temen lo lah kak yang bego." sengit Dishty.
Baru saja Varo hendak menimpali ucapan Dishty, Ravi terlebih dahulu membuka mulutnya.
"Tujuan lo apaan sih Var? Kalo lo mau perang sama adek gue entaran aja deh, gue kasih adek gue noh!" Kesal Ravi melihat perdebatan absurd antara teman dan adiknya.
"Kita harus rapat Osis sekarang, Vi."
"Lah ap--" Ucapan Dishty terhenti karena pendaratan mendadak sebuah telunjuk dibibirnya.
Alvaro melirik Dishty sinis sebelum akhirnya berkata "Diem."
Entah sihir apa yang membuat seorang Adishty Claretta Dirgantara mengangguk patuh pada Alvaro Ardiansyah. Adishty juga tak mengerti pada dirinya.
Tepat saat Ravi berdiri hendak meninggalkan kantin, Malik datang dengan 2 mangkuk bakso, dan juga 2 gelas es teh.
Ravi menepuk bahu Malik dan berucap, "Bro, gue nitip adek gue sama lo. Balikin sama gue tanpa ada lecet sedikitpun! Bakso gue buat lo aja."
Ravi hanya bisa mengelus dadanya sabar melihat kelakuan sahabatnya itu.
Bapak sama anak sama-sama kampret. Batin Malik.
"Ga baik loh kak ngebatin orang. " Ucap dishty tenang sambil menyuap kuah bakso kemulutnya.
"Lo sekarang jadi cenayang Dish?"***
Tetttttt
"Sekian rapat Osis kali ini. Dipertemuan selanjutnya saya harap persiapan pensi sudah siap setidaknya 50 persen."
"Var, gue balik ya. Mau ada acara sama temen smp." Ucap Ravi sambil berhigh-five dengan Varo ala cowok.
"Lo naik mobil?"
"Udah ditunggu temen didepan, oh iya lo tolong tungguin Dishty ya, sekalian anterin pulang, katanya dia mau ke perpus pulang sekolah. Oke gue duluan!" Kebiasaan Ravi. Menyuruh orang seenaknya.
Dalam hati Varo tersenyum kegirangan karena ia akan pulang bersama orang yang dia sukai.
***
"Ini perpus apa tpu sih, sepi amat. " heran Varo.
Bukk
Suara buku jatuh itu seolah mengundang Varo untuk menuju ke sumber suara.
"Dish? "
"Elo?! "
"Iya gue, kenapa? "
Dishty melipat tangannya didepan dada, garang, "Ngapain lo disini? Jangan-jangan lo nguntit gue ya? TOLONGG!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionDishty, yang cerewet, asal ceplos, rempong dan serba perfeksionis, Dan Alvaro, yang dingin, cuek, tak acuh, namun diam-diam perhatian. Dapatkah mereka bersatu dalam satu ikatan? Atau malah hanya akan menjadi musuh bebuyutan?