Setelah selesai berkemas, mereka langsung berpamitan kepada mbak Yati dan mang Dadang."Kita pulang dulu ya mbak." ucap Sheryn sambil menyalami tangan mbak Yati, kemudian mang Dadang.
Roy pun melakukan hal yang sama.Setelah berpamitan, mereka langsung meluncur meninggalkan halaman villa.
Keadaan si dalam mobil cukup hening, Sheryn yang mulai bosan kemudian memutar lagu Sia-cheaptrills
Sheryn tampak mangut-mangut mengikuti alunan lagu tersebut.
Roy yang melihat Sheryn sangat menghayati lagu itu, memandang Sheryn cukup lama sebelum ia mengalihkan padangannya ke depan.
Hingga Roy menghentikan mobilnya di depan mall yang tidak jauh dari sekolah Sheryn, Sheryn yang bingung hanya diam tanpa berniat bicara.
Sampai Roy menegurnya."Sampai kapan loe mau diem disitu?"
Bukannya menjawab, Sheryn malah balik bertanya pada Roy."Kenapa kita berhenti disini?"
"Gue mau ajak loe nonton, mau nggak?"
"Film apa?"
"Ngga tau, kita lihat aja."
"Boleh deh, tapi loe yang bayar ya."
"Hmm."
Setelah sampai di depan gedung bioskop, Roy langsung membeli tiket sendiri, Roy memang sengaja menyuruh Sheryn duduk karena ia tidak mau kalau Sheryn mengetahui judul film nya.
"Yuk masuk." ajak Roy tanpa menghampiri Sheryn.
Sheryn hanya mengangguk menanggapi ajakan Roy.Ketika film serah diputar, Sheryn tampak biasa saja karena ia tidak tau film apa yang akan ditontonnya.
Roy tampak melirik sekilas wajah Sheryn yang tenang, tanpa ia sadari sudut bibirnya terangkat.
"Bentar lagi, pasti ekspresi loe berubah." gumam Roy tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun dari Sheryn.Dan benar saja, ketika Sheryn sedang menebak film apa yang sedang ia tonton, mata Sheryn terbelalak ketika melihat hantu yang mengerikan dan refleks Sheryn langsung memeluk erat tubuh Roy.
"Seneng banget ya meluk cogan?" ucap Roy sambil nyengir.
Sheryn tidak menghiraukan perkataan Roy, dia tetap memeluk Roy.
Roy pun tidak berniat melepas pelukan mereka hingga Sheryn bertanya pada Roy."Udah pergi belum hantu nya?" ucap Sheryn dengan suara bergetar.
"Udah." jawab Roy dengan entengnya.
Setelah mendengar jawaban dari Roy, Sheryn langsung melepas pelukannya dan menatap Roy tajam."Kenapa loe gak bilang kalau kita mau nonton film horor." ucap Sheryn sambil memukuli dada Roy.
"Aduh..iya-iya maaf, udah dong mukulnya sakit tau!"
Bukannya berhenti, Sheryn semakin keras memukul Roy. Roy yang sudah kualahan malah memeluk Sheryn lagi, bukannya apa-apa tapi hanya dengan cara itu Sheryn bisa diam.
Dan cara Roy berhasil, Sheryn memang tidak memberontak ketika dipeluk Roy, tapi ia malah menangis.
Roy yang tidak melakukan kesalahan apa-apa, mengerutkan dahi bingung."Loe kenapa Ryn?"
Sheryn tidak menjawab ia malah semakin menangis."Gue ada salah ya sama loe? yaudah gue minta maaf ya, gue kan nggak tau kalau loe gak berani--"
Ucapan Roy terpotong ketika Sheryn meninggalkannya begitu saja."Eh, Sheryn sini dulu! Filmnya belom kelar nih..!" teriak Roy sambil berlari.
Setelah Roy keluar dari bioskop, ia tidak melihat keberadaan Sheryn.
Roy terus berjalan mengelilingi mall sambil clingak-clinguk tapi hasilnya nihil, ia tidak menemukan Sheryn."Aduh gue kok bego banget ya, kenapa gak gue telfon aja." ucap Roy sambil mengambil ponsel dari saku jeans nya.
Berkali-kali Roy menelfon Sheryn, tapi tidak aktif.
Roy semakin bingung, akhirnya ia memutuskan untuk ke rumah Sheryn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Sheryna velania putri. Gadis cuek tapi pandai, ia tidak percaya dengan cinta apa lagi gombalan receh. Ia menganggap semua cowok itu sama, tapi rasa percayanya tumbuh kembali saat Roy adiyatma cowok ganteng, tengil, troublemaker tapi n...